Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan kurban. Tidak sedikit bagi muslim yang menyaksikan prosesi tersebut mungkin bertanya-tanya soal nasib para hewan kurban yang telah disembelih di akhirat kelak.
Apakah Hewan Kurban Bakal Masuk Surga?
Ada satu riwayat menyebutkan, terdapat 10 hewan spesial yang dijamin masuk surga bersama kaum mukminin. Riwayat ini disebutkan oleh Imam Muqatil dalam Misykatul Anwar yang kemudian ditafsirkan oleh al Barwasi dalam Kitab Tafsir Ruh al Bayan dan Tafsir al Qurthubi.
Menurut Imam Muqatil, kesepuluh hewan ini nantinya akan dibangkitkan dalam bentuk kambing kibas sebelum masuk surga. Secara rinci, berikut daftar 10 hewan yang disebut dapat jaminan masuk surga:
- Unta Nabi Sholeh AS
- Anak sapi Nabi Ibrahim AS
- Kambing Nabi Ismail AS
- Sapi Nabi Musa AS
- Ikan paus Nabi Yunus
- Keledai Uzair
- Semut Nabi Sulaiman AS
- Burung Hud-hud Ratu Bilqis
- Anjing pemuda Al Kahfi (Ashabul Kahfi)
- Unta Nabi Muhammad SAW
Bila dilihat dari daftarnya, sebagian besar hewan-hewan tersebut telah diabadikan kisahnya dalam Al-Qur’an. Di samping itu, jenis hewan kurban seperti sapi, kambing, dan unta dalam riwayat di atas, disebut secara spesifik dengan orang mukmin yang menyertainya.
Menanggapi hal ini, Dewan Pakar Pusat Studi Al-Qur’an M. Arifin berpendapat, riwayat tersebut cenderung lebih dekat ke arah kebohongan dan bukan kebenaran. Menurutnya, justru tiap hewan di dunia ini tidak akan masuk surga ataupun neraka pada hari penghisaban kelak.
“Memang ada riwayat yang mengatakan ada 10 hewan yang akan masuk surga, termasuk di antaranya unta Nabi Sholeh AS dan kambing pengganti Nabi Ismail AS, tetapi riwayat itu lebih dekat kepada kebohongan daripada kebenaran,” katanya dalam buku Qur’an & Answer: 101 Soal Keagamaan Sehari-hari.
Tiap Hewan Tidak Masuk Surga Maupun Neraka
Keterangan yang mengatakan bahwa tiap hewan tidak masuk surga atau neraka ini disandarkan pada sabda hadist Rasulullah SAW. Dari Abu Hurairah RA yang mengutip perkataan Rasulullah SAW,
إن الله يحشر الخلق كلهم، كل دابة وطائر وإنسان، يقول للبهائم والطيركونوا ترابًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan seluruh makhluk, semua binatang melata, burung, dan manusia. Allah berkata kepada binatang dan burung, ‘Jadilah kalian tanah!’ Saat itulah orang kafir berkata, ‘Oh, andai saja aku menjadi tanah (QS An Naba ayat 40),'” (HR Ibnu Jarir).
Ulama Fiqih Syekh Muhammad bin Shalik al-‘Utsaimin menafsirkan, seluruh hewan di dunia tetap akan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Setelahnya, mereka akan diubah menjadi tanah atas izin Allah SWT.
Hadits di atas, kata Syekh Muhammad, menjadi bukti bahwa ada perbedaan kondisi bagi hewan dan manusia di akhirat. Hal tersebut dilatarbelakangi dari perbedaan hak dan kewajiban hewan maupun manusia selama hidup di dunia.
Manusia mengemban kewajiban untuk beribadah dan mengikuti segala perintah Allah SWT dan rasulNya, sementara hewan tidak.
Ustaz Syafiq Riza Basalamah menambahkan, tiap hewan sendiri adalah makhluk ghairu mukalaf. Dengan kata lain, tiap hewan di dunia tidak dikenakan perintah ibadah kepada Allah SWT maupun larangan terhadap sesuatu.
“Artinya, (hewan) bukan (makhluk) yang salat ke masjid. Mereka (hewan) diciptakan untuk manusia,” jelasnya, dikutip dari arsip detikEdu.
Berlaku Qisas bagi Hewan di Akhirat
Tidak ada penghisaban surga atau neraka bagi hewan, termasuk hewan kurban. Meski demikian, kembali mengutip pernyataan Syekh Muhammad, seluruh hewan di akhirat nantinya akan dikenakan qisas.
Qisas bagi hewan di akhirat ini berupa keadilan bagi hewan yang tidak bertanduk. Khususnya, bagi hewan-hewan yang telah ditanduk oleh hewan bertanduk semasa di dunia.
“Binatang-binatang itu diadili sehingga binatang yang tidak bertanduk akan menuntut balas terhadap binatang yang telah menanduknya di dunia,” kata Syekh Muhammad yang diterjemahkan oleh Dr. Umar Sulaiman al Asygar dalam buku Ensklopedia Kiamat.
Pernyataan Syekh Muhammad ini juga ditegaskan dalam hadits Rasulullah SAW. Beliau bersabda,
“Qisas akan diberlakukan di antara semua makhluk, bahkan antara binatang bertanduk dan yang tidak, dan antara semut kecil dengan semut kecil lainnya,” (HR Ahmad).
Bila tidak ada tuntutan lagi, barulah Allah SWT mengubah seluruh hewan di akhirat menjadi tanah. Dengan kata lain, setiap hewan di muka bumi tidak akan mengalami penghisaban surga ataupun neraka.
Menurut Imam Besar An Nawawi, qisas yang dikenakan bagi makhluk ghairu mukalaf atau hewan berbeda dengan qisas makhluk mukalaf. Ia berkata, qisas yang berlaku pada hewan adalah qisas muqabalah atau penyepadanan.
Meski demikian, apakah hewan kurban menjadi hewan yang dijamin masuk surga atau bukan merupakan kehendak Allah SWT semata. Apapun isi surga Allah SWT kelak pun, hanya Dia yang memegang kebenarannya.