Minat baca buku di Indonesia memang kurang, Namun bukan berarti tidak ada peminat. Nah kali ini beberapa buku novel terbaik sepanjang tahun 2021 yang tidak boleh kamu lewatkan.
Tahun 2021 sudah kita lewati bersama, banyak sekali hal-hal yang terjadi, termasuk dunia perilisan buku Indonesia. Penulis kenamaan Indonesia, Tere Liye, kembali menduduki peringkat dengan judul terbanyak dari karya-karyanya yang selalu ditunggu pembaca.
Novel berlatarkan sejarah Indonesia juga kembali dicari-cari. Novel terbaru dari karya tertua Dee Lestari, dan lanjutan trilogi New York dari Ilana Tan pun masih banyak diburu.
Selain itu, novel bertemakan horor ternyata jadi pilihan para Grameds! Tak ketinggalan dari Ria Ricis yang kembali mencetak ulang bukunya dengan versi terbaru, dan kembalinya seorang food vlogger dari hiatusnya. Sudah bisa menebak novel apa saja?
Nah, berikut daftar 12 novel Indonesia best seller yang paling banyak diburu di Gramedia.com selama tahun 2021. Baca sampai habis, siapa tahu bisa masuk ke daftar book to read kamu selanjutnya!
10 Novel Indonesia Best Seller Selama Tahun 2021
10. Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam – Dian Purnomo
Buku ini memberi trigger warning karena mengangkat isu tentang kekerasan. Dian Purnomo memberikan penggambaran bagaimana tradisi kawin tangkap dapat disalahgunakan dan merugikan perempuan. Ditulis berdasarkan kumpulan kisah nyata para penyintas kawin tangkap, buku ini mengisahkan tentang Magi Diela yang mempunyai cita-cita untuk membangun Sumba, Nusa Tenggara Timur, tempat ia tinggal.
Ia yang bekerja sebagai tenaga honorer di Dinas Pertanian Sumba, tiba-tiba harus menerima impiannya pupus karena telah diculik dan dipaksa mengikuti tradisi kawin tangkap. Ia diculik oleh Leba Ali, orang ‘berpengaruh’ yang sudah menodainya secara paksa. Magi begitu terpukul atas adat yang menjerat dan membuatnya kehilangan kemerdekaan sebagai perempuan, hingga ia harus melawan orang tua dan masyarakat kampung.
Buku ini mampu membuat emosimu teraduk-aduk. Magi tetap berusaha memperjuangkan keadilan dan kebebasan meski perjuangannya berbahaya. Dari buku ini kita akan melihat bahwa masih banyak isu yang merugikan perempuan, yang seolah hanya dijadikan sebuah objek.
9. Kekasih Musim Gugur – Laksmi Pamuntjak
Bagi kamu yang sudah membaca buku Amba, kamu wajib melanjutkan bacaanmu pada buku ini yang telah memenangkan Best Literary Work di Singapore Book Awards 2020. Sebelumnya, buku Amba berlatarbelakang pada masa G30S dan tokoh utamanya diasingkan ke Pulau Buru, karena keikutsertaannya dalam organisasi tersebut. Bhisma terpaksa berpisah dengan Amba karena situasi politik yang begitu mencekam.
Di buku kedua ini, kamu akan menemui anak Amba dan Bhisma yang bernama Srikandi. Perempuan yang mempunyai nama kecil Siri ini akhirnya memutuskan tinggal di Berlin untuk menghindar dari masa lalu keluarganya. Siri baru tahu jika ayah kandungnya mempunyai masa lalu yang kelam dan selama ini ia merasa bahwa ayahnya adalah orang Jerman.
Siri terpaksa ke Jakarta karena mendapat berita mengejutkan. Ia menemukan banyak realita pedih dari keluarganya, ditambah masalah kompleks antara seni rupa, politik, sejarah, dan terutama ketika salah satu pamerannya dihujat serta dianggap melanggar asusila. Walaupun mengambil setting masa kini, kisah dalam buku ini masih terlumuri trauma dan luka akan masa lalu.
8. Bukan Buku Nikah – Ria Ricis
Sudah sempat rilis sejak tahun 2020 lalu, Ria Ricis kembali merilis buku ini pada awal tahun 2021 dengan cover dan versi terbaru. Lika-liku kisah cinta dan penantian dari Ricis dalam buku ini ternyata begitu menyita perhatian publik. Syukurlah, buku ini jadi perjalanan Ricis mencari cinta hingga kini sudah ditemukan dengan pasangan sejatinya.
Ditulis pada masa pandemi, buku ini berisi pengalaman Ricis dalam perjalanan kisah cintanya sejak puber yang tidak sesuai harapan. Buku ini pun akan diangkat ke film layar lebar juga lho! Hayo, siapa yang penasaran sama kisah cintanya dan bagaimana cara Ria Ricis menghadapinya?
7. Sumur – Eka Kurniawan
Pertama kali terbit dalam bahasa Inggris dalam antologi Tales of Two Planets pada tahun 2020 yang berisi tulisan dari penulis mancanegara lainnya, Sumur adalah cerita pendek yang ditulis oleh Eka Kurniawan dan sudah memenangkan Prince Claus Laureare 2018. Cerpen ini mengambil tema tentang cinta yang begitu banyak cobaan dan bisa kamu baca hanya dalam sekali duduk.
Berawal dari masalah air yang makin sulit dicari dalam suatu kampung dan hanya mengandalkan satu sumur. Situasi ini membuat munculnya konflik-konflik kecil pada kampung tersebut. Tak ada yang mengira, sumur itu pula yang akan menjadi saksi bisu sebuah kisah cinta dan tragedi dari Thoyib dan Siti. Buku ini mengambil tema tentang perubahan iklim, bagaimana perubahan kondisi alam ini ternyata mampu memengaruhi banyak aspek di kehidupan manusia.
Selain dari Sumur, ada buku dari Eka Kurniawan yang juga menjadi best seller, yaitu Cantik itu Luka. Buku yang mengambil latar belakang sejarah Indonesia dari penjajahan Belanda hingga masa G30S, mengisahkan tentang kecantikan wanita Indo-Belanda yang malah memberikan kehidupan yang kelam pada dirinya.
6. Rapijali – Dee Lestari
Buku ini adalah naskah tertua dari Dee Lestari yang sempat tertunda sejak 27 tahun lalu dan telah rampung menjadi trilogi. Ketiga buku Rapijali sudah bisa kamu baca. Rapijali edisi pertama ini mempunyai subjudul Mencari.
Rapijali mengisahkan tentang Ping, remaja yang tinggal di tepi Sungai Cijulang bersama sang kakek tercinta dan rumahnya yang penuh alat musik. Ia mempunyai bakat istimewa dalam bermusik. Namun, diam-diam Ping menyimpan kegelisahan tentang masa depannya yang buram.
Hidup Ping jungkir balik ketika ia harus pindah ke Jakarta dan tinggal bersama keluarga calon Gubernur. Ping harus menghadapi sekolah baru, kawan-kawan baru, dan tantangan baru.
Setelah membaca di buku pertama, jangan lupa untuk lanjut ke buku Rapijali #2: Menjadi, di mana Ping sudah beradaptasi dengan lingkungan barunya dan bagaimana ia berjuang menggapai mimpi serta banyak konflik yang terjadi.
Diakhiri dengan Rapijali #3: Kembali, yang menutup kisah Ping dengan berbagai cara menanggulangi konflik yang terjadi dalam hidupnya.
5. Wingit – Sara Wijayanto
Dunia horor memang selalu jadi genre idaman ya, terbukti dengan buku ini yang masih memegang title best seller, sejak diluncurkan pertama kali pada akhir tahun 2020. Walaupun bulu kuduk merinding saat membacanya, tapi tetap banyak yang penasaran dengan kisah tujuh hantu yang pernah Sara Wijayanto dengan timnya temukan.
Bukan hanya berbau mistis, tapi banyak pesan moral dari tiap kisah hidup para makhluk tak kasat mata ini. Ada kisah tragis dari sosok bernama Ningsih yang ternyata membawa plot twist, Marni si penari ronggeng era 1900-an, Rahma seorang ibu tunggal yang berjuang untuk menghidupi anak kembarnya, dan empat kisah lainnya yak tak kalah pilu, menyakitkan, hingga tragis.
Kisah mereka ditulis Sara dengan sudut pandang orang pertama, sehingga membuat kita semakin merasakan kengeriannya. Cara penceritaannya pun seperti kamu menonton video YouTube dari tim Sara yang nyaman untuk diikuti.
4. The Star and IÂ –Â Ilana Tan
Kembali dari masa hiatusnya, Ilana Tan melanjutkan kisah trilogi New York. Buku pertamanya adalah Sunshine Becomes You (2012) dan sudah diadaptasi ke film layar lebar. Trilogi New York ini benar-benar ditunggu kisah kelanjutannya, apalagi rentang dari buku kedua, In A Blue Moon (2015), ke buku yang ketiga ini terpaut lima tahun penantian.
Bercerita tentang seorang aktris bernama Olivia Mitchell. Ia bekerja di sebuah teater yang berada di New York. Selain itu, ia ingin sekali mengetahui keberadaan orang tua kandungnya di New York. Namun, mencari seseorang di besarnya kota megapolitan ini tentunya tak mudah.
Kontrak kerja Olivia pun akan segera berakhir, namun ia tidak ingin kembali ke Inggris sebelum menemukan orang tuanya. Olivia harus mencari pekerjaan baru dan tiba-tiba ia ditemukan kembali dengan sahabat masa kecilnya, Rex Rankin. Rex pun menawarkan bantuan. Olivia mencari fakta atas masa lalunya dan juga berhasil mendapatkan jawaban atas perasaan hatinya, yang dahulu ia mencintai Rex.