FAJARPENDIDIKAN.co.id – Sebanyak 120 orang guru di Makassar tengah mengikuti seleksi calon kepala sekolah (CKS) yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Kota Makassar.
Seleksi CKS yang menggandeng Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) dan Universitas Negeri Makassar (UNM) itu, untuk mengisi formasi kepala Sekolah Dasar (SD) dan kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Saya baru saja mengadakan tiga kegiatan sekaligus. Yakni, in house training, sosialisasi, dan simulasi,” ungkap Andi Etty Cahyani, S.Pd, guru SD Negeri Borong, Sabtu, 18 September 2021.
Andi Etty Cahyani, guru kelas 4 SD Negeri Borong, merupakan salah seorang guru yang ikut dalam seleksi CKS tersebut.
Di akhir pekan lalu, ia mengadakan kegiatan In House Training “Peningkatan Kemampuan Guru pada Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)”.
Sahrina, S.Pd hadir sebagai narasumber dan guru-guru SD Negeri Borong, sebagai pesertanya.
Kegiatan itu merujuk pada judul rencana proyek kepemimpinan (RPK), perempuan yang merintis karier dari Sinjai tersebut.
Judul RPK-nya adalah “Peningkatan Sikap Jujur dan Mandiri Peserta Didik Melalui Proses Pembelajaran Jarak Jauh dengan Mengadakan Kuis dan Ulangan Harian Secara Lisan”.
Sebagai calon kepala sekolah, Andi Etty Cahyani mesti membuat rencana tindak lanjut (RTL). Ada 3 RTL yang dibuat, yakni Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK), Kajian Manajerial (KM), dan Peningkatan Kompetensi (PK).
RPK ini merupakan siklus pertama. Katanya, bila siklus pertama tidak berhasil maka diadakan IHT untuk melakukan kegiatan siklus kedua lagi. Tapi bila sukses maka ia tidak perlu mengadakan RPK lagi.
“Semoga setelah saya rekap nanti instrumen penilaian 1-5, tidak ada mi kegiatan kedua yang berhubungan dengan RPK,” katanya dalam logat Makassar.
Dia memang berharap, hasil rekap siklus pertamanya punya penilaian yang baik, supaya tidak lagi menjalani siklus kedua.
Kajian Manajerial yang dilakukan diadakan di sekolah sendiri, yakni SD Negeri Borong. Kemudian dia akan mengadakan kegiatan di sekolah magang 2, yakni di SD Inpres Antang 1.
Di sini ia melakukan kegiatan peningkatan kompetensi dengan berdasarkan pada nilai AKPK yang sudah dibagikan dari Dinas Pendidikan Kota Makassar berdasarkan hasil pekerjaan sebagai CKS.
AKPK atau analisis kebutuhan pengembangan kompetensi merupakan instrumen berbentuk angket untuk memetakan keprofesionalan CKS.
“Setelah ini masih ada KM dan PK lagi. Setelah selesai dipresentasikan, maka semua kegiatan mulai dari RPK, KM dan PK dibuatkan power point sebanyak 12 slide di depan mentor pertama dan instruktur,” jelasnya tentang proses seleksi yang dijalani.
Isman, S.Pd., Gr, M.Pd, guru SD Inpres Unggulan BTN Pemda, yang juga ikut dalam seleksi CKS menyebutkan bahwa dia kini masih dalam tahapan magang.
Pada tahap ini, dia melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang dilakakukan kepala sekolah terkait kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial.
Dia juga mengidentifikasi masalah kekurangan sekolah melalui apa yang belum dicapai dalam Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang tergambar dalam rapor mutu sekolah.
“Peserta calon kepala sekolah ini diminta untuk melahirkan solusi dengan membuat in house training yang nantinya bisa memjawab masalah yang ada di sekolah itu,” jelas Isman, yang magang satunya di sekolah sendiri, yakni di SD Inpres unggulan BTN Pemda.
Magang duanya nanti dilakukan di SD Negeri Komplek IKIP 1. Ia bersyukur, tahap seleksi yang diikutinya berjalan dengan baik, mulai dari seleksi berkas, seleksi substansi, serta wawancara. Bagi yang dinyatakan lulus, akan mengikuti pendidikan dan latihan sebagai CKS, (*)