15 Malam Terakhir Bulan Ramadan, Ini Bacaan Doa Qunut Witir

Shalat Witir di bulan Ramadhan biasanya dilakukan setelah shalat Tarawih. Ulama Syafi’iyah menganjurkan membaca doa Qunut Witir pada paruh terakhir Ramadhan.

Dikutip dari buku Dialog Lintas Mazhab: Fiqh Ibadah Asmaji Muchtar dan Muamalah mazhab Syafi’i menyatakan bahwa hukum shalat Witir adalah Muakkad Sunnah dengan jumlah rakaat minimal satu dan maksimal sebelas.

Jika dilakukan secara sadar lebih dari sebelas rakaat, maka shalat tambahannya batal. Namun jika dilakukan karena tidak tahu atau lupa, maka shalatnya tidak batal dan menjadi shalat sunnah yang mutlak. Waktu sholat witir dimulai setelah sholat Isya hingga subuh. Membaca salat Qunut pada rakaat terakhir di paruh pertama bulan Ramadhan adalah sunnah.

Membaca doa Qunut Witir

Imam an-Nawawi dalam Al Adzkar mengatakan bahwa seseorang harus melakukan qunut di pertengahan akhir bulan Ramadhan, tepat pada rakaat terakhir dari shalat witir. Ulama Syafi’iyah lainnya mengatakan bahwa Qunu dilakukan dalam semua shalat Witir selama bulan Ramadhan.

Membaca doa Qunut Witir pada 15 malam terakhir bulan Ramadhan termasuk dalam hadits yang disebutkan dalam kitab Sunan Abu Dawud, At-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah, al-Baihaq dan kitab-kitab lain yang sahih. . diriwayatkan oleh transmisi al-Hasan bin Ali RA: dari. Warisan Jen:

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Jumat, 25 Oktober 2024: Biarkanlah Allah Melakukan Menurut Cara dan Kehendak-Nya

للّٰهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضٰى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ
مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Arab latin: Allaahumah dinii fii man hadaits, wa ‘aafiinii fii man ‘aafaits, wa tawallanii fii man tawallaits, wa baarik lii fii maa a’thaits, wa qi nii syarra maa qadlait, fa innaka taqdli wa laa yuqdlaa ‘alaik, wa innahuu laa yadzil-lu mau waalaits, tabarakta rabbanaa wa ta’aaits

Artinya: “Ya Allah, berilah aku petunjuk di antara orang-orang yang Engkau beri petunjuk, berilah kesejahteraan kepadaku di antara orang-orang yang Engkau beri kesejahteraan, tolonglah aku di antara orang-orang yang Kau beri pertolongan, berikanlah keberkahan kepadaku pada apa-apa yang Engkau berikan kepadaku, dan peliharalah aku dari keburukan yang Engkau putuskan, karena sesungguhnya Engkau memutuskan dan tidak diputuskan atas-Mu, dan tiada kehinaan kepada orang yang telah Engkau tolong, Mahasuci Engkau wahai Tuhan kami, lagi Maha tinggi.”

Baca Juga:  Takwa, Syukur, Akhlak yang Baik, Mudahkan Masuk Surga

Dijelaskan dalam buku Meneladani Solat Sunat yang Diajarkan Rasulullah karya Syihabudin Ahmad, doa qunut ketika salat witir dibaca pada rakaat yang terakhir setelah membaca surah dan sebelum rukuk.

- Iklan -

Hal tersebut bersandar pada sebuah riwayat dari Ubay bin Ka’ab, dia berkata,

“Bahwasanya Rasulullah SAW mengerjakan Witir lalu membaca qunut sebelum rukuk.” (HR Ibnu Majah dalam Sunan-nya, Kitab Iqaamatush Sholaah was Sunnah Fiiha)

Dijelaskan pula bahwa menurut Syaikh Sayyid Sabiq dalam Kitab Fiqih Sunnah bahwa pandangan ini bersandarkan pada riwayat dari Abu Dawud bahwa Umar bin Khattab RA mengumpulkan orang ramai untuk melaksanakan salat Tarawih dengan berimamkan kepada Ubay bin Ka’ab RA.

Selama dua puluh hari Ubay bin Ka’ab menjadi imam kepada mereka dan tidak pernah mengerjakan qunut melainkan pada pertengahan akhir pada bulan Ramadan.

 

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU