Kang Mak adalah remake dari film Thailand legendaris Pee Mak (2013), yang dibintangi oleh Mario Maurer dan Davika Hoorne. Sebagai remake, Kang Mak akan mengadaptasi alur cerita dari film aslinya, namun dengan beberapa penyesuaian untuk kearifan lokal.
Berikut adalah perbedaan utama antara Kang Mak dan Pee Mak:
1. Latar Tempat dan Waktu
Kang Mak akan berlatar tempat di Indonesia, berbeda dengan Pee Mak yang berlokasi di Thailand. Selain perbedaan tempat, Kang Mak juga mengatur latar waktu yang lebih modern.
Film arahan sutradara Herwin Novianto ini mengambil setting pada tahun 1970-an. Sebaliknya, Pee Mak berlangsung pada awal abad ke-19, selama periode Rattanakosin awal di Thailand, khususnya pada masa pemerintahan Raja Rama III (1824-1851), setelah perang Siam-Vietnam.
Setting historis dan kultural dalam Pee Mak menambah nuansa mistis dan komedi film tersebut, sedangkan Kang Mak menghadirkan suasana yang lebih kontemporer.
2. Legenda yang Disesuaikan dengan Kearifan Lokal
Kang Mak mengadaptasi cerita hantu dengan memasukkan elemen-elemen dari legenda lokal Indonesia. Dengan pendekatan ini, film tidak hanya menjadi remake, tetapi juga sebuah reinterpretasi yang menggabungkan unsur-unsur budaya lokal dengan kisah yang terkenal di Thailand.
Sebagai perbandingan, Pee Mak didasarkan pada legenda Thailand yang terkenal tentang Mae Nak Phra Khanong, yang dikenal sebagai sosok hantu yang tinggal di distrik Phra Khanong, Bangkok, bersama suaminya, Mak.
Saat Mak dipanggil untuk berperang, Mae Nak yang sedang hamil menunggu kepulangan suaminya. Tragisnya, Mae Nak dan bayinya meninggal dunia saat melahirkan. Karena cintanya yang mendalam kepada suaminya, roh Mae Nak tetap bertahan di dunia ini.
Akhirnya, Mak mengetahui bahwa istrinya adalah hantu dan berusaha melarikan diri. Dalam beberapa versi legenda, Mae Nak berhasil diusir oleh seorang biksu yang kuat, yang kemudian menyegel rohnya dalam sebuah wadah suci. (*)