20+ Contoh Puisi Tema Kemerdekaan untuk Lomba HUT RI Ke-77 Tahun

Indonesia merayakan Hari Kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus setiap tahun. Berikut Contoh Puisi Tema Kemerdekaan untuk Lomba HUT RI Ke-77 Tahun yang menyentuh, penuh makna dan semangat. Dijamin memang lomba!

Kemerdekaan negara Indonesia ditandai dengan Proklamasi Kemerdekaan yang dibacakan oleh presiden pertama Indonesia Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945. Hari Kemerdekaan Indonesia dapat dirayakan dengan berbagai cara, termasuk dengan menulis puisi.

contoh puisi tema kemerdekaan bertujuan untuk membangkitkan semangat para pembaca agar tetap mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Para penyair mengungkapkan arti kemerdekaan dalam berbagai perspektif. Ada yang menunjukkan makna kemerdekaan secara denotasi atau konotasi.

Keindahan puisi yang ditulis dengan sepenuh hati mampu membuat pembaca larut dalam maknanya. Puisi dengan tema kemerdekaan biasanya mengandung unsur nasionalisme dan cinta tanah air untuk menunjukkan perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

Menyusun puisi bisa bertema kemerdekaan bisa menjadi satu di antara cara untuk memeriahkan hari kemerdekaan. Selain itu, bisa sebagai bentuk penghargaan bagi para pahlawan nasional yang telah gugur.

Kamu juga bisa membacakan puisi bertema kemerdekaan dari para penyair ternama. Berikut ini kumpulan contoh puisi tema kemerdekaan, seperti dilansir dari berbagai sumber, Rabu (11/8/2022).

Contoh Puisi Tema Kemerdekaan

1. Di Balik Seruan Pahlawan

(Oleh : Zshara Aurora)

Kabut..
Dalam kenangan pergolakan pertiwi
Mendung..
Bertandakah hujan deras
Membanjiri rasa yang haus kemerdekaan
Dia yang semua yang ada menunggu keputusan Sakral

Serbu..
Merdeka atau mati! Allahu Akbar!
Titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa
Dalam serbuan bambu runcing menyatu
Engkau teruskan menyebut ayat suci
Engkau teriakkan semangat juang demi negeri
Engkau relakan terkasih menahan tepaan belati
Untuk ibu pertiwi

- Iklan -

Kini kau lihat
Merah hitam tanah kelahiranmu
Pertumpahan darah para penjajah keji
Gemelutmu tak kunjung sia
Lindungannya selalu di hatimu
Untuk kemerdekaan Indonesia Abadi

2. Kemerdekaan Ini

Kemerdekaan ini adalah usaha
Usaha tanpa menyerah para pahlawan
Kemerdekaan ini adalah keringat
Yang setia mencucur ruah hingga habis

Kemerdekaan ini adalah lelah
Lelah yang setia menghantu
Kemerdekaan ini adalah darah
Karena berjuta ton darah raib untuk kemerdekaan tergadai

Kemerdekaan ini adalah nyawa
Karena di Indonesia ini, beratus ratus tahun silam nyawa melayang
Semuanya untuk Indonesia
Semuanya untuk senyum anak Indonesia
Semuanya untuk masa depan Indonesia yang lebih cerah.

3. Hari Itu, Bangsaku Bahagia

(Karya: Asty Kusumadewi)

Indonesia adalah negara kaya
Negara penuh budaya
Negara yang selalu jaya
Di setiap generasinya

Namun, ada kisah nyata dibalik itu semua
Penjajahan dimana-mana
Perjuangan melawan penjajah durjana
Dengan semangat juang 45

Baca Juga:  Mengenal 9 Jenis Penulis: Beragam Karya, Aturan, dan Tujuan

Pertumpahan darah di tanah air
Saksi bisu perjuangan bangsa
Dengan satu keinginannya
Tekad kuat untuk Merdeka!

Merdeka, Merdeka, Merdeka!
Hari Itu Bangsaku Bahagia
17 Agustus 1945
Indonesia merdeka dari segala sengsara dan lara

4. Terbanglah Indonesia

(Oleh: Rayhandi)

Terbanglah Indonesia
Terbang ke langit bebas
Gapai bintang hingga jauh melambung
Tunjukkan pada dunia merah putihmu

Terbanglah Indonesia
Takkan ada yang bisa mengikatmu
Juga mengurungmu
Kita bukan jangkrik di dalam kotak
Kita bebas merdeka

Terbanglah indonesia
Terbanglah kemana kau ingin terbang
Lihatlah kemana kau ingin lihat
Cintailah apa yang kau ingini
Kebebasan bersandar di raga kita
Karena kita merdeka

Terbanglah Indonesia
Dunia harus tahu Indonesia bangsa yang hebat
Bangsa yang menghargai perdamaian
Tapi bukan berarti bisa diam jika kebebasan kita di renggut
Takkan kita biarkan hak kita di injak-injak

Terbanglah Indonesia
Di ujung samudera kedamaian kita memuncah
Berdiri di atas gunung
Kita jaga laut kita-kita jaga bumi kita
Takkan kita biarkan Indonesia hancur kembali
Karena Indonesia sudah merdeka di tahun empat lima

5. Jasa para pahlawan

Indonesia adalah tempatku dilahirkan
Akan tetapi perjuangan para pahlawan
yang membuat Indonesia menjadi merdeka
sangatlah tak mudah

Merdeka atau mati demi mengusir
para penjajah di Indonesia
Walaupun memakai senjata bambu runcing
dapat dimenangkan karena kegigihanmu

Tak akan sia-sia kau tumpahkan darahmu untuk Indonesia
Karena aku akan menjaga Indonesia selama – lamanya
Terima kasih pahlawanku karena kau
telah berjuang untuk Indonesia
menjadi merdeka dan aman dari penjajahan

6. Setajam Senjata Runcing

Diujung senjata runcing
Setajam pedang siap menyayat
Pertaruhan nyawa menentang
Mengoyah jiwa musuh hingga gentar

Pahlawan berjuang hingga raib
Meraih kemenangan untuk kebebasan
Rasa gentar dan takut terlenyapkan
Usaha sampai tumpah darah tiada usai

Kemerdekaan telah membebaskan bekapan
Kini dapat bernapas tanpa sesak
Jasa pahlawan menjadi saksi
Siap siaga hingga merdeka

7. Merdeka atau Mati

Genangan darah tumpah di atas tanah tak bertuan
Beratus-ratus nyawa melayang
Bergelimpangan di atas tanah tak bertuan
Sebuah tanah lapang yang dahulu
Menjadi medan perang

Seorang pejuang berteriak lantang
Mengangkat tinggi panji kemenangan
Gagah berani memegang senjata
Melawan penjajah hina dan nista

Dua kata menjadi pilihan
Merdeka atau mati
Tak ada lain selain itu
Kecuali merdeka atau mati

Hujan peluru memberondong tubuh kekarnya
Tetap tegak meski tubuh berlubang
Tertembak peluru tajam
Darah bercucuran membanjiri medan perang

Meski namamu tak kami kenal
Meski jasadmu tertimbun bersama gundukan tanah
Atau ragamu berserakan hancur lebur
Terkena ledakan senjata penghancur

Baca Juga:  5 Bentuk Tubuh Wanita dan Tips Berpakaian yang Tepat

Namun kau lah pahlawan sejati kami
Yang telah mengorbankan jiwa dan ragamu
Demi sebuah hak kebebasan
Yakni kemerdekaan

Sekali lagi lantangkan dua pilihan!
Merdeka! atau mati

8. Satu Kata Merdeka

Hingga detik ini ribuan darah telah tertumpah
Hingga detik ini ribuan nyawa telah melayang
Hingga detik ini ribuan belulang telah berserakan
Sebuah harga yang harus dibayar
Demi terwujudnya kemerdekaan bangsa
Demi terwujudnya satu kata
Merdeka!

Detik ini bangsa kita telah merdeka
Detik ini Indonesia telah merdeka
Bangsa besar telah lahir
Terwujud dengan semangat para pejuang
Yang terbayarkan dengan tetesan darah dan air mata
Serta jiwa-jiwa yang terkorbankan
Demi satu kata
Merdeka!

Tak terhitung jiwa gugur di medan pertempuran
Darah segarmu merasuk ke dalam sela-sela tanah air
Dengan bangag jenazahmu tersenyum
Menyaksikan kemenangan yang tak pernah kau nikmati
Semua demi satu kata
Merdeka!

9. Hari Itu, Bangsaku Bahagia

Karya: Asty Kusumadewi

Indonesia adalah negara kaya
Negara penuh budaya
Negara yang selalu jaya
Di setiap generasinya

Namun, ada kisah nyata di balik itu semua
Penjajahan di mana-mana
Perjuangan melawan penjajah durjana
Dengan semangat juang 45

Pertumpahan darah di tanah air
Saksi bisu perjuangan bangsa
Dengan satu keinginannya
Tekad kuat untuk Merdeka!

Merdeka, Merdeka, Merdeka!
Hari Itu Bangsaku Bahagia
17 Agustus 1945
Indonesia merdeka dari segala sengsara dan lara

10. Indonesia Sudah Merdeka

Karya: Asty Kusumadewi

Penjajah melawan Indonesia
Peperangan di belahan penjuru Nusantara
Bambu runcing senjata utama
Memperjuangkan Indonesia merdeka

Konon katanya, sepotong roti lebih berharga
Soedirman jadi korbannya
Pengkhianat bangsa tunduk menggadaikan harga dirinya
Bersyukur, Jenderal dilindungi oleh Yang Maha Esa

Indonesia sudah merdeka
Kapten Pattimura dengan pedangnya
Jenderal Soedirman dengan tandunya
Pangeran Diponegoro dengan gerilyanya
Melawan penjajah sebegitu kuatnya

Ucapkan syukur kepada Tuhan kita
Dengan segala upaya
Dengan pertumpahan darahnya
Indonesia, sudah… Merdeka!

12. Hari Kemerdekaan

Karya: Kirdjomuljo

Akhirnya tak terlawan olehku
Tumpah di mataku, di mata sahabat-sahabatku
ke hati kita semua
Bendera-bendera dan bendera-bendera
Bendera kebangsaanku
Aku menyerah kepada kebanggaan lembut
Tergenggam satu hal dan kukenal

Tanah di mana ku berpijak berderak
Awan bertebaran saling memburu
Angin meniupkan kehangatan bertanah air
Samat getir yang menikam berkali
Makin samar
Mencapai puncak kepecahnya bunga api
Pecahnya kehidupan kegirangan

Menjelang subuh aku sendiri
Jauh dari tumpahan keriangan di lembah
Memandangi tepian laut
Tetapi aku menggenggam yang lebih berharga
Dalam kelam kulihat wajah kebangsaanku
Makin bercahaya makin bercahaya
Dan fajar mulai kemerahan

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU