25+ Contoh Teks Negosiasi Pendek Lengkap Beserta Strukturnya

Hallo, Kali ini kita akan kembali membahas tentang Pelajar Sekolah yaitu Contoh-Contoh Teks Negosiasi Pendek lengkap dan tersturktur dari lingkungan Jual Beli, Keluarga, Pengumpulan Tugas, Kerja Sama dan lain-lainnya. Simak berikut ini :

Teks negosiasi adalah jenis teks yang isinya berupa proses untuk mencapai persetujuan maupun kesepakatan antara kedua belah pihak.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain.

Teks negosiasi juga bisa disebut sebagai teks yang di dalamnya berisi proses untuk mencapai suatu perjanjian atau kesepakatan antara kedua belah pihak yang bernegosiasi.

Dalam kehidupan sehari-sehari, proses negosiasi merupakan hal yang umum dilakukan. Kegiatan bernegosiasi sering dilakukan saat jual beli, bisnis, di sekolah, lingkungan masyarakat, keluarga, dan lain sebagainya.

Dalam bernegosiasi, kedua pihak mempunyai hak terhadap hasil yang akan disepakati bersama. Hasil akhir dari negosiasi tersebut harus terdapat persetujuan dari semua pihak dengan kesepakatan bersama.

Berikut ini kumpulan contoh teks negosiasi pendek lengkap sesuai strukturnya, seperti dilansir dari laman matapendidikan.com dan materibindo.com, Berikut ini :

Contoh Teks Negosiasi Jual Beli

Orientasi

Pembeli: “Selamat siang, Pak.”

- Iklan -

Penjual: “Selamat siang bu. Ada yang bisa saya bantu?”

Permintaan

Pembeli: “Saya ingin beli mobil bekas classic, apakah ada, Pak?”

Pemenuhan

Penjual: “Ada, Bu, mari ikut saya.”

Penawaran

Pembeli: “Mobil classic ini, berapa harganya, Pak?”

Penjual: “Kalau mobil yang itu harganya 95 juta, Bu.”

Pembeli: “Harganya bisa kurang lagi nggak, Pak?”

Penjual: “Boleh, mau nawar berapa, Bu?”

Pembeli: “85 juta bisa pak? Gimana?”

Penjual: “Waduh, kalau harga segitu rasanya tidak bisa, Bu.”

Pembeli: “Kalau 90 juta pak?”.

Penjual: “Naikkin dikit bu, 93 juta pasnya.”

Persetujuan

Pembeli: “Oke, Pak, saya setuju. Uangnya nanti saya transfer.”

Penutup

Penjual: “Baik, Bu, terima kasih.”

Orientasi

Anak: “Bapak sama Ibu lagi sibuk enggak?”

Ibu: “Ibu lagi santai aja.”

Bapak: “Lagi santai juga nih, memangnya kenapa?”

Pengajuan

Anak: “Gini, Pak, besok kan aku les, kalau habis pulang les boleh langsung main?”

Baca Juga:  Tari Serimpi : Sejarah, Makna, Gerakan, Properti dan Pakaian

Bapak: “Memangnya kamu enggak ada PR dari sekolah?”

Anak: “Ada, Pak, tapi sudah dikerjakan.”

Penawaran

Bapak: “Mau pergi ke mana? Jauh ya?”

Anak: “Dekat kok. Cuma main ke rumah teman aja, Pak.”

Ibu: “Kamu main sama siapa aja?”

Anak: “Putri, Dinda, sama Vina, Bu.”

Ibu: “Gimana, Pak, Dea boleh main sama temannya enggak?”

Anak: “Gimana Pak, Dea boleh main sama temen Dea kan?”

Bapak: “Iya, kamu boleh main sama teman kamu, tapi ingat pulangnya jangan malam-malam.”

Anak: “Oke, Pak. Nanti Dea pulangnya enggak sampai malam.”

Persetujuan

Bapak: “Ingat ya, boleh main, tapi jangan malam-malam.”

Ibu: “Kalau main jangan sampai lupa makan.”

Anak: “Oke, Pak. Oke, Bu.”

Penutup

Bapak: “Dea, kamu enggak tidur?”

Anak: “Iya, Pak, ini aku mau ke kamar langsung tidur. Selamat malam.”

Bapak: “Selamat malam.”

Ibu: “Selamat tidur.”

Contoh Teks Negosiasi Jual Beli

Orientasi

Penjual: “Permisi, ada yang bisa saya bantu, Pak?”

Pembeli: “Iya, ada, mbak.”

Penjual: “Kalau boleh tahu mau beli apa, Pak?”

Pengajuan

Pembeli: “Saya mau membeli sepatu futsal ukuran 41 mbak.”

Penjual: “Ini adanya yang ukuran 41,5 mbak yang 41 kosong.”

Penawaran

Pembeli: “Ya udah yang 41,5, kalau boleh tahu harganya berapa ya, Mba?”

Penjual: “Rp100 ribu, Pak.”

Pembeli: “Tidak boleh kurang apa mbak? Di lantai 1 harganya 85.000 ribu lho, Mbak?”

Penjual: “Di lantai bawah harganya engga bisa ditawar, Pak? Tapi, kalau di sini boleh kurang.”

Pembeli: “Harganya Rp85 ribu, bagaimana Mba?”

Penjual: “Wah.., kalau itu belum boleh, Pak. Naik sedikit, Pak?”

Pembeli : “Paling Rp90 ribu, bagaimana Mbak?”

Persetujuan

Penjual: “Ya sudah ok, Pak.”

Penjual: “Apa mau dikardusi sekalian agar terlihat bagus dan baru (sambil tersenyum).”

Pembeli: “Terserah mbak (sambil menyerahkan uang 90.000 ribu).”

Penutup

Pembeli: “Terima kasih, Mba.”

Penjual: “Sama-sama, Pak.”

Orientasi

Guru: “Selamat pagi, anak-anak…”

Para Siswa: “Selamat pagi, Pak.”

Guru: “Apakah kalian semua sudah mengerjakan PR?”

Steven: “Saya belum mengerjakan PR…”

Baca Juga:  Mengenal Tari Kancet Papatai, Tarian Tradisional dari Kalimantan Timur

Pengajuan

Guru: “Kenapa kamu belum mengerjakan PR?”

Steven: “Saya lupa, Pak, kalau hari ini ada pengumpulan tugas.”

Guru: “Terus kamu mau diberikan hukuman apa?”

Steven: “Tidak tahu, Pak.”

Penawaran

Guru: “Bagaimana kalau kamu dihukum dijemur di lapangan?”

Steven: “Jangan, Pak. Nanti saya kepanasan.”

Guru: “Itu kan salah kamu karena tidak mengerjakan PR.”

Steven: “Iya, Pak, tapi apakah hukumannya bisa diganti saja?”

Guru: “Ya sudah, bagaimana kalau kamu berdiri di depan kelas selama mata pelajaran Bapak?

Steven: “Waktunya tidak bisa dikurangi, Pak?”

Guru: “Tidak bisa!”

Persetujuan

Steven: “Benar-benar tidak bisa kurang waktunya, Pak?”

Guru: “Tidak bisa!”

Steven: “Baik, Pak. Saya akan berdiri di depan kelas selama mata pelajaran Bapak.”

Penutup

Guru: “Lain kali kamu jangan lupa mengumpulkan tugas ya.”

Steven: “Baik, Pak. Ke depannya saya akan mengumpulkan tugas.”

Contoh Teks Negosiasi Kerja Sama

Orientasi

Pihak bank: “Selamat siang, Pak. Silakan duduk!”

Pengusah : “Selamat siang. Ya, terima kasih.” (Pengusaha lalu duduk)

Pengajuan

Pengusaha: “Begini, Bu. Saya mempunyai usaha furnitur. Saya ingin mengajukan proposal peminjaman uang.”

Pihak bank: “Bisa saya lihat proposalnya.”

Pengusaha: “Silakan, Bu!” (Pihak bank membaca dan mempelajari proposal)

Penawaran

Pengusaha: “Usaha ini sudah turun-temurun dari kakek saya. Saya berencana memperluas penjualan sampai luar negeri karena sudah ada permintaan dari luar negeri.”

Pihak Bank: “Begini, Pak. Untuk proposal ini tidak ada masalah, cuma untuk Rp800 juta kami dari pihak bank tidak bisa memenuhinya. Pihak bank hanya sanggup memenuhi Rp500 juta dengan bunga lima persen.”

Pengusaha: “Tidak bisa tambah, Bu? Saya yakin usaha ini akan sangat sukses.”

Pihak Bank: “Mungkin jika tambah sedikit bisa.”

Pengusaha: “Jika Rp700 juta bagaimana, Bu?”

Pihak Bank: “Maaf Pak, kami maksimal hanya mampu menyediakan Rp650 juta.”

Persetujuan

Pengusaha: “Baiklah, Bu, Rp650 juta tidak apa-apa.”

Pihak Bank: “Silakan Pak menunggu sebentar.” (Pengusaha menunggu beberapa menit)

Penutup

Pihak Bank: “Ini Pak uangnya Rp650 juta dengan bunga lima persen. Silakan dihitung.”

Pengusahan: ‘Iya, Mbak. Terima kasih. Selamat siang.”

Pihak Bank: “Selamat siang.”

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU