3 Alasan Mengapa Memelihara Monyet Berbahaya

Benarkah memelihara hewan monyet itu berbahaya?, banyak orang masih tertarik menjadikan monyet peliharaan karena lebih menantang.

Ternyata lebih baik kamu mengurungkan niat untuk memelihara monyet. Pasalnya, monyet tak selamanya tampak lucu dan menggemaskan. Begitu monyet matang secara seksual, mereka bisa menjadi agresif.

Menurut penjelasan dari Primate Rescue Center, anak monyet diambil dari ibunya saat masih bayi (pada usia beberapa hari) untuk dijual sebagai hewan peliharaan. Pemisahan paksa ini sangat traumatis bagi anak monyet dan ibunya. Tak jarang, orangtua monyet dibunuh demi mendapatkan anaknya!

“Indukan macaca tidak akan meninggalkan bayinya dalam keadaan apa pun, sehingga pemburu tidak mungkin bisa menculik bayinya diam-diam. Satu-satunya cara untuk memisahkan bayi macaca adalah dengan membunuh indukannya. Macaca jantan dewasa akan maju terlebih dahulu. Setelah macaca jantan dibunuh, induk betina akan menyerang balik. Saat itulah pemburu akan membunuh induk betina,” seperti yang dijelaskan oleh Rakyan W Tanjung.

Bahkan, ada yang bisa menularkan penyakit mematikan, seperti virus herpes B yang dapat ditularkan primata ke manusia melalui gigitan dan cakaran. Berikut 5 alasan monyet berbahaya untuk dipelihara.

1. Butuh komitmen jangka panjang

Menjadikan monyet hewan peliharaan tidak seperti merawat kebanyakan hewan peliharaan lainnya. Monyet yang dirawat dengan baik umumnya dapat hidup antara 20 hingga 40 tahun, dan ia membutuhkan komitmen penuh Anda sepanjang hidupnya.

Baca Juga:  Mengenal Sejarah dan Makna Hari Guru Nasional

Selain itu, monyet tidak tumbuh dan menjadi dewasa seperti anak manusia. Mereka, pada dasarnya adalah balita permanen. Meski saat bayi monyet tampak menggemaskan dan tidak berbahaya, begitu memasuki usia pubertas, perilaku monyet akan sangat berbeda.

Mereka bisa sangat agresif, sulit diatur, bahkan menggigit dan mencakar orang yang merawatnya. Sulitnya lagi, monyet peliharaan tak mudah menerima orang baru dalam hidup Anda, seperti pasangan dan anak-anak.

Begitu pemilik menyadari bahwa mereka tidak dapat lagi menangani dan merawat monyet, mereka akan memondahkan monyet ke tempat lain. Sayangnya, kebun binatang tidak menerima bekas hewan peliharaan.

- Iklan -

Beberapa monyet yang tidak diinginkan berakhir dengan dijual kembali berulang kali. Sementara lainnya mungkin dikirim ke laboratorium atau digunakan dalam program pembiakan.

2. Bisa menularkan penyakit

Berbagai macam penyakit dapat ditularkan dari monyet ke manusia, yang biasa disebut penyakit zoonosis. Monyet dapat membawa parasit dan penyakit zoonosis yang berbahaya bagi manusia.

Baca Juga:  Siswa Perhotelan, Ini 4 Materi Penting yang Wajib Kamu Kuasai

Monyet peliharaan mungkin tampak sehat sempurna, tetapi ketika mereka menggigit atau mencakar manusia, sangat mungkin untuk mengalami berbagai masalah kesehatan yang ditularkan monyet, yang tidak aktif dalam sistem tubuh monyet.

Selain itu, menjaga kesehatan monyet juga tak mudah. Monyet sering membutuhkan makanan khusus yang mahal dan memakan waktu untuk mempersiapkannya. Diabetes umum terjadi pada monyet peliharaan, karena pola makan yang tidak sesuai kebutuhan monyet. Belum lagi, menemukan dokter hewan yang dapat merawat monyet juga bukan hal mudah.

3. Mengganggu kondisi psikologis monyet

Primata adalah hewan sosial yang sangat cerdas dan kompleks secara emosional, sehingga perlu berada di sekitar jenisnya sendiri, agar dapat berkembang secara normal, baik secara psikologis maupun emosional. Sebaik apa pun manusia merawat monyet, tak bisa menggantikan perawatan ibu monyet sejati.

Kondisi ini akan menyebabkan kerusakan psikologis pada monyet peliharaan. Dokter hewan Kevin Wright dari Kebun Binatang Phoenix di Arizona mengatakan, menjadikan monyet hewan peliharaan, menyebabkannya mengalami gangguan mental pada 99,9 persen kasus.

 

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU