Edi pun menyarankan sejumlah hal. Pertama, membangun keluarga harus sadar akan kesehatan lansia secara utuh.
Kedua, pemerintah pusat dan daerah dituntut proaktif memberikan dukungan berupa kesempatan kerja sesuai kemampuan dan menyediakan ruang-ruang publik untuk mengekspresikan diri para lansia.
Misalnya, sarana peribadatan, layanan dukungan mental dan spiritual. Selain itu, diperlukan jaminan kesehatan lansia terlantar di panti jompo atau panti sosial “agar lansia merasa dipedulikan dan tidak terasingkan”.
Ketiga, lanjut dia, penggunaan teknologi dalam mendukung layanan terhadap lansia agar mandiri dan tidak membebani keluarga. Misalnya, dengan memberikan akses layanan negara secara online, baik layanan konsultasi kesehatan, konsultasi ekonomi, dan sosial.
Keempat, pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan kemudahan pada lansia dalam penggunaan fasilitas umum. Di antaranya, puskesmas ramah lansia, fasilitas gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, pasar, terminal bus, stasiun kereta api, dan taman kota, dan sebagainya.