“Kamu harus berkunjung ke Alor, bro.”
Oleh: SRIYANTO AH
Saya mengetahui Alor dari seorang teman yang adalah orang asli dari sana. Saya penasaran dengan cerita-cerita dia tentang keindahan kampung halamannya itu. Sehingga pada Juni 2017 lalu, saya pun berkesempatan untuk mengunjungi pulau tersebut.
Kabupaten Alor masih berada dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 20 pulau. Sembilan pulau telah dihuni penduduk, yakni Pulau Alor, Pulau Pantar, Pulau Pura, Pulau Tereweng, Ternate, Kepa, Pulau Buaya, Pulau Kangge dan Pulau Kura. Sedangkan 11 pulau lainnya tidak berpenghuni.
Merupakan salah satu dari 92 pulau terluar di Indonesia, Alor berbatasan dengan Timor Leste dan Selat Ombay di sebelah selatan. Di bagian Utara, berbatasan dengan Laut Flores, di bagian Barat dengan Selat Lomblen dan Kabupaten Lembata, serta di bagian Timur dengan kepulauan Maluku Tenggara Barat.
Alor memiliki banyak tempat wisata alam, sejarah dan budaya yang eksotis. Keindahan pantai, biota lautnya, serta spot terbaik untuk diving menjadi incaran wisatawan yang menyukai wisata bawah laut.
“Sangat bagus, air lautnya jernih dan bening, apalagi bawah lautnya sangat indah,” ujar Sri Purbahayu, seorang traveler asal Bali. “Karang dan ikan-ikannya banyak dan beragam,” tambahnya.
Kebeningan air laut dengan ikan warna-warni membuat laut Alor terkenal ke seluruh dunia. Bahkan taman laut Alor disebut-sebut terbaik kedua di dunia setelah Kepulauan Karibia.
Selama kurang lebih 5 hari saya menjelajah Alor, menggali nilai sejarah dan budaya dengan mengunjungi kampung adat Takpala, melihat masjid pertama dan Al-Quran tertua, menikmati keindahan alam pulau Kepa, pantai Ling’al dan masih banyak lagi.
Ingin menjelajah Alor? Berikut info, itinerary dan biayanya:
- Alor bisa dijangkau via pesawat atau kapal laut.
- Jika via pesawat dari kota asal, Anda harus transit di Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penerbangan melayani setiap hari.
- Jika ingin naik kapal laut (feri ASDP) dari Kupang, ada 2 kali pelayaran dalam seminggu; Selasa dan Sabtu. Lama pelayaran memakan waktu 15-20 jam.
- Harga tiket pesawat Kupang-Alor berkisar Rp300 ribu pada low season. Sementara tiket kapal feri sekitar Rp150 ribu.
- Kalau di Alor ke mana saja? Berikut itinerary saya:
- Dengan mengambil penerbangan pertama dari Kupang, Wings Air pukul 08:40 dan tiba di Bandara Mali pukul 09:20.
- (Hari 1) Keluar bandara, menuju ke Kampung Adat Takpala, lalu ke kota Kalabahi untuk makan siang. Kemudian ke pantai Batu Putih (snorkeling), dan menunggu sunset di pantai Queen, Deere, sambil menikmati kelapa muda.
- Malamnya menginap di homestay Cantik, kota Kalabahi.
- Biaya: rental mobil innova Rp 600 ribu (termasuk supir dan BBM); donasi kampung Takpala Rp100ribu; retribusi pantai Queen Deere Rp5 ribu/orang; kelapa muda Rp5 ribu/buah; homestay Cantik Rp250 ribu/kamar/malam (3 orang, fasilitas ac, tv, sarapan).
- (Hari 2) Pukul 07:00 berangkat ke pantai Ling’al (naik perahu 4-5 jam, bawa ransum untuk makan siang dan persediaan untuk malam). Setelah puas bermain di pantai Ling’al, lalu berangkat ke pulau Kepa (snorkeling/diving).
- Di pulau Kepa, ada sejumlah homestay dan penginapan milik warga negara asing. Tetapi, saya memang sudah menyiapkan peralatan untuk kemping. Gratis!
- Biaya: sewa angkot dari homestay ke dermaga Rp100 ribu; sewa perahu Rp800 ribu (termasuk BBM); retribusi pantai Ling’al dan sewa tempat Rp120 ribu.
- (Hari 3) Explore pulau Pura (snorkeling), pulau Ternate (melihat aktivitas penduduk yang lagi menenun). Berakhir di Sebanjar (snorkeling/diving).
- Menginap di resort milik Dinas Kelautan dan Perikanan Alor di Sebanjar. Letaknya di pinggir pantai, sangat pas bagi yang selalu ingin snorkeling.
- Biaya: sewa perahu Rp700 ribu (termasuk BBM); penginapan Rp250 ribu/malam (1 kamar, ruang tamu, kipas angin, tv, bisa 8-10 orang).
- (Hari 4) Melihat aktivitas masyarakat di pasar tradisional di pagi hari, lalu mengunjungi pusat tenun Mama Sariat di Hula, Desa Alor Besar. Kemudian melihat masjid pertama dan Al-Quran kulit kayu. Terakhir, mengunjungi Kampung Wisata Bampalola.
- Biaya: rental mobil Rp600 ribu (termasuk supir dan bbm); donasi kampung Bampalola Rp100 ribu; donasi museum Al-Quran tua Rp40 ribu; penginapan Rp250 ribu.
- (Hari 5) Melihat persahabatan duyung (dugong) dan pak One di pantai Mali, lalu ke pantai Maimol, kemudian menunggu sunset di pulau Sika.
- Biaya: rental mobil Rp600 ribu (termasuk supir dan BBM); melihat dugong Rp200 ribu/orang; sewa tempat di pantai Maimol Rp20 ribu; kelapa muda Rp5 ribu/buah; penginapan Rp250 ribu.