5 Sahabat Nabi Muhammad yang Dermawan, Lengkap penjelasannya

5 Sahabat Nabi Muhammad yang Dermawan, Lengkap penjelasannya, Sahabat adalah seseorang yang menjadi tempat aman untuk berbagi suka dan duka. Definisi sahabat bagi Nabi Muhammad adalah orang yang pernah berjumpa dengan Nabi dalam keadaan beriman dan meninggal dalam keadaan Islam.

Sahabat nabi adalah orang-orang berprestasi untuk urusan dunia dan akhirat. Mereka terus menebar kebaikan dan pengorbanan sampai akhir hayatnya. Hal ini terlihat dari minat para sahabat untuk bidang filantropi atau wakaf sosial. Begini kisahnya!

1. Abu Bakar As-Shidiq

Di mana ada Nabi Muhammad, di situ ada Abu Bakar. Mereka bersahabat bukan hanya untuk senang-senang, akan tetapi juga membuat kolaborasi apik untuk wakaf. Dalam kisah Nabi Muhammad semasa, beliau pernah mendapatkan hibah berupa tanah yang merupakan milik anak yatim dari Bani Najjar.

Melansir dari Tabung Wakaf, hibah tersebut Rasulullah tolak karena Rasulullah tidak mungkin mengambil hak anak yatim begitu saja. Beliau memutuskan untuk membelinya saja dengan harga 10 Dinar, lalu Abu Bakar As-Shidiq yang membayarnya.

Tanah wakaf tersebut digunakan untuk perluasan Masjidil Haram. Ekspansi dilakukan karena jumlah muslim semakin bertambah hingga masjid diperluas menjadi 50×50 meter. Dalam sejarah, bukan hanya kolaborasi Nabi Muhammad dan Abu Bakar untuk wakaf tanah perluasan masjid, tetapi juga saudagar kaya raya Abdurrahman bin Auf.

2. Umar bin Khattab

Umar bin Khattab tampak luar merupakan sosok tegas dan tegar, namun lembut di dalam hatinya. Ia mewakafkan tanah di khaibar untuk disulap menjadi kebun kurma produktif pada tahun ke 7 hijriyah. Walaupun ia menyukai tanah tersebut, tanpa berat hati ia mewakafkan tanahnya dan hasil kebun ia sedekahkan kepada fakir miskin, hamba sahaya, fisabilillah, atau orang-orang yang membutuhkan.

3. Utsman bin Affan

Utsman bin Affan adalah sahabat nabi yang terkenal dermawan dan senang berbagi. Selain berjasa dalam membentuk mushaf yang rapi, ia gemar membuat kebaikan berkelanjutan, seperti seperti wakaf sumur yang masih hidup hingga sekarang. Awal mulanya, ia melakukan wakaf sumur saat Madinah mengalami musim panceklik.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Senin, 18 November 2024: Kemenangan Menuju Kemerdekaan

Saat kota sedang kesulitan air bersih, satu-satunya sumber air yang tersisa dimiliki oleh seorang Yahudi, yaitu sumur Raumah. Rasa air dari sumur tersebut mirip dengan air zamzam yang ada di Mekkah.

Masyarakat pun rela antri untuk membeli air bersih dari yahudi. Melihat kondisi tersebut, Rasulullah bersabda:

- Iklan -

“Wahai Sahabatku, siapa saja di antara kalian yang menyumbang kan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapatkan surgaNya Ta’ala” (HR. Muslim).

Usman segera menemui pemilik sumur untuk berbicara dan tawar menawar. Awalnya, yahudi enggan untuk menjual sumur karena asset tersebut merupakan mata pencariannya. Supaya empu sumur tetap hidup berkecukupan, Utsman pun menawar untuk membeli setengah sumur.

Sang Yahudi pun sepakat. Akan tetapi, karena kebutuhan yang tinggi, Utsman pun menawar lagi untuk membeli seluruh sumur. Atas kesepakatan harga, yahudi pun setuju untuk menjual seluruh sumurnya. Semua orang dapat menggunakan air secara gratis, termasuk Yahudi sebagai sang empu sumur.

Kehadiran sumur menjadi berkah bagi seluruh masyarakat karena air melimpah ruah. Lingkungan di sekitar sumur juga ditumbuhi 1.500 pohon kurma yang hasilnya layak dijual ke pasar. Sampai sekarang, hasil dari kebun kurma dikelola dan diawasi oleh Departemen Pertanian Arab Saudi.

Sebagian dari keuntungan digunakan untuk membiayai anak-anak yatim atau fakir miskin. Lalu, sebagian disimpan di rekening khusus atas nama Utsman bin Affan. Saking melimpah, surplus digunakan untuk membeli tanah di kawasan elite untuk membangun hotel pariwisata di dekat Masjid Nabawi.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Jumat, 25 Oktober 2024: Biarkanlah Allah Melakukan Menurut Cara dan Kehendak-Nya

4. Ali bin Abi Thalib

Sahabat adalah sosok yang hadir saat suka dan duka. Ali bin Abi Thalib adalah sahabat Nabi Muhammad yang belajar tentang islam sejak usia dini. Salah satu bentuk pengorbanannya yaitu Ali menyamar menjadi Nabi Muhammad dengan tidur di atas tempat tidurnya saat Rasulullah hijrah.

Saat kaum kafir Quraisy ingin menyerang, ternyata mereka menemukan Ali yang berada di tempat tidur. Sontak, para penyerang merasa sia-sia menunggu semalaman untuk membunuh Nabi Muhammad. Mereka pun meninggalkan Ali yang juga kaget melihat para pemberontak.

Supaya tidak ketahuan, Ali menyusul hijrah ke Madinah sendirian selang tiga hari pasca penyerangan. Ia bersembunyi pada siang hari, lalu melanjutkan perjalanan pada malam hari. Itu adalah bentuk kesetiaan Ali terhadap Rasulullah.

5. Talhah bin Ubaidillah 

Semasa hidupnya, Nabi Muhammad dikelilingi oleh sahabat yag dermawan, seperti Talhah bin Ubaidillah. Ia mewakafkan harta berupa kebun miliknya sendiri. Kalau beliau terlalu memikirkan duniawi, ia bisa saja menjual kebun Bairuha dengan harga sangat mahal. Akan tetapi, Abu Thalhah bukanlah sosok tamak.

Ia tanpa ragu berwakaf untuk meningkatkan kesejahteraan umat Islam. Ia memutuskan utnuk berwakaf saat mendengar ayat dari surat Ali Imron ayat 92:

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”.

Ayat ini memacu motivasinya untuk menjemput kehidupan akhirat yang bahagia. Maka dari itu, ia tidak ragu berwakaf atas nama Allah dan Rasulullah SAW.

Itulah 5 Sahabat Nabi Muhammad yang Dermawan

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU