6 Pakaian Adat Jawa Tengah yang Kaya Akan Nilai Tradisi

Pakaian adat Jawa Tengah memiliki nilai-nilai tradisi dan budaya yang sangat kental. Beberapa pakaian adatnya berasal dari kerajaan Mataram yang masih lestari hingga saat ini.

Pakaian-pakaian adat khas Jawa Tengah bukan hanya sekadar busana, melainkan juga penjaga warisan budaya dan simbol kebanggaan bagi masyarakatnya. Setiap jenis pakaian adat memiliki keunikan tersendiri yang mencerminkan keindahan alam, kebijaksanaan leluhur, dan kekayaan nilai-nilai budaya.

Berikut ini adalah 6 pakaian adat Jawa Tengah yang kaya akan nilai tradisi dan kebudayaan:

1. Kebaya Jawa Tengah

Salah satu pakaian adat yang paling terkenal di Jawa Tengah adalah Kebaya Jawa Tengah. Kebaya merupakan pakaian tradisional yang sering dipakai pada berbagai upacara adat, seperti pernikahan dan upacara keagamaan.

Kebaya Jawa Tengah memiliki ciri khas tersendiri, dengan warna yang cerah dan motif batik yang menghiasi seluruh bagian kain. Pakaian ini terdiri dari kebaya berwarna serasi dengan kain batik, serta kain jarik yang dililitkan di pinggang untuk menonjolkan keanggunan pemakainya.

Motif batik yang digunakan seringkali memiliki makna simbolis, mencerminkan nilai-nilai budaya dan spiritual yang melekat dalam masyarakat Jawa Tengah.

2. Surjan

Baju Surjan awalnya merupakan pakaian sehari-hari yang digunakan oleh para pria dari kalangan bangsawan dan aparatur sipil di Jawa Tengah. Pada masa lalu, Surjan menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya berbusana sehari-hari. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, penggunaannya beralih menjadi terbatas pada acara-acara resmi atau upacara adat.

Pakaian adat jawa tengah ini tidak hanya sekadar pakaian, melainkan juga memiliki makna filosofis. Nama “Surjan” sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu “Sirajaan” yang artinya lampu atau dalam bahasa Jawa disebut Pepadhang. Hal ini mengandung makna simbolis sebagai pencerahan atau petunjuk hidup.

Baca Juga:  Rekomendasi Destinasi dan Tips Wisata 1 Hari di Yogyakarta

3. Jawi Jangkep

Jawi Jangkep merupakan pakaian adat khas Jawa Tengah yang memiliki ciri khas dan makna mendalam. Pakaian ini, yang secara khusus diperuntukkan bagi pria, menggabungkan unsur-unsur tradisional dengan kepraktisan dalam penggunaannya.

- Iklan -

Bagian utama dari Jawi Jangkep adalah beskap berwarna gelap yang dihiasi dengan motif bunga emas di bagian tengahnya. Warna gelap menciptakan tampilan yang elegan dan serius, sementara motif bunga emas menambahkan sentuhan keindahan dan kekayaan pada pakaian ini. 

Jawi Jangkep memiliki kerah yang agak tinggi dan tidak memiliki lipatan. Hal ini memberikan kesan formal dan kokoh pada pakaian adat ini. Desain kerah yang sederhana tetapi elegan mencerminkan kekayaan estetika tradisional Jawa Tengah.

4. Beskap

Sejarahnya Bespak awalnya merupakan bagian dari busana Jawi Jangkep, kini sering digunakan secara terpisah dengan ciri khas tersendiri. Seperti Jawi Jangkep, Bespak juga memiliki bagian depan yang lebih panjang daripada bagian belakang. Fungsinya adalah untuk penyimpanan keris agar tidak mengganggu kenyamanan pemakai. Pada pakaian ini, keris sendiri menjadi simbol perlawanan dan keberanian.

Di Jawa Tengah, terdapat empat jenis Beskap yang dikenal, yaitu Beskap gaya Jogja dengan pakem khas Keraton Yogyakarta, dan Beskap gaya Solo dengan pakem khas Keraton Surakarta. Setiap jenis Beskap memiliki ciri khas dan elemen desain yang khas dan berbeda.

Baca Juga:  Panduan Liburan Keluarga di Bali 3 Hari 2 Malam, Ramah Anak

5. Basahan

Basahan merupakan pakaian adat Jawa Tengah yang diwariskan dari Kerajaan Mataram. Sering dipakai dalam pesta pernikahan, busana ini memiliki ciri khas dengan atasan yang terbuka, khususnya untuk mempelai pria yang mengenakan dodot menutupi pusar. 

Mempelai pria melengkapi penampilannya dengan kuluk sebagai penutup kepala dan membawa keris sebagai simbol kekuatan. Mempelai wanita mengenakan kemben dengan bagian atas terbuka, juga dilengkapi dengan dodot. 

Perhiasan lengan menjadi aksesori khas, menciptakan tampilan yang elegan. Basahan tidak hanya pakaian, melainkan juga membawa makna dan harapan untuk rumah tangga yang harmonis, sejahtera, bahagia, dan selaras dengan alam.

6. Kanigaran

Pakaian adat jawa tengah yang satu ini, awalnya hanya boleh dikenakan oleh keluarga kerajaan di Kesultanan Ngayogyakarta, namun kini gaya busana Kanigaran juga populer dalam acara pernikahan adat Jawa Tengah. Mempelai pria mengenakan atasan beskap berkerah dari beludru halus dengan sulaman emas di bagian depan dan lengan, menciptakan kesan mewah. 

Mempelai wanita mengenakan kebaya senada dan aksesoris. Ciri khasnya adalah bawahan berupa dodotan atau kampuh yang berbeda dari kain jarik biasa, menambahkan keunikan pada tampilan busana Kanigaran.

Itulah beberapa pakaian adat Jawa Tengah yang kaya akan nilai tradisi dan kebudayaan. Mari belajar dari Jawa Tengah, bahwa kebudayaan yang diwariskan leluhur harus tetap dilestarikan, termasuk baju-baju adat.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU