7 Cara Tumbuhkan Imajinasi Anak, Anak yang Kreatif dan Imajinatif

Menghadapi anak usia balita memang kadang penuh tantangan. Pola asuh yang diterapkan orang tua memberi banyak pengaruh pada tumbuh kembang dan kecerdasan anak. 

Penting bagi orang tua untuk memberikan peluang bagi anak untuk mengembangkan kreativitas dan imajinasinya. Anak yang kreatif dan imajinatif dapat mengenali kemampuannya berdasarkan banyaknya kegiatan yang ia lakukan. Lalu bagaimana Cara Tumbuhkan Imajinasi Anak?

Kreativitas dan imajinasi merupakan salah satu potensi anak yang perlu dikembangkan sejak dini. Mengapa? Sebab kreativitas adalah salah satu pondasi agar anak mampu menyelesaikan sebuah masalah. Dengan kreativitas, anak mampu berpikir secara out of the box, dan dengan berimajinasi, si kecil dapat lebih mengembangkan potensi seninya dan menjelajah dunia yang baru.

Untuk membantu anak menumbuhkan imajinasinya, orang tua baiknya mengetahui manfaat imajinasi anak terlebih dahulu.

  1.  Membuat anak terampil berkomunikasi dan bersosialisasi.
  2. Membuat anak mampu berpikir kreatif dan menganalisa.
  3. Memperkaya wawasan anak.
  4. Membuat anak lebih percaya diri, mandiri dan mampu bersaing.
  5. Memunculkan bakat anak.

Bagaimana cara menumbuhkan imajinasi anak? Dirangkum dari berbagai sumber, selengkapnya di sini!

1. Dorong Anak Berpikir Aktif

Pikiran dan kreativitas itu seperti otot yang jika tidak dilatih, akan berhenti tumbuh. Anak-anak yang terlibat dalam aktivitas pasif, misalnya menonton TV atau pun melakukan sesuatu yang bukan berasal dari idenya, akan cenderung tumbuh dengan pasif.

Baca Juga:  6 Tips Memilih Sepatu Sekolah Anak yang Tepat dan Nyaman

Orang tua bisa mendorong anak berpikir kreatif dengan cara mengajak anak membaca dengan suara keras atau berjalan-jalan di luar. Libatkan anak dalam percakapan, ajukan pertanyaan yang mendorongnya untuk menyampaikan pemikiran dan idenya.

2. Sediakan Permainan Aman 

Balita suka mengeksplorasi cara baru dalam menggunakan sesuatu. Carilah cat jari yang tidak beracun, spidol, lempung, dan mainkan adonan yang tidak berbahaya jika dimakan.

Pakaian dan topi untuk mendandani harus mudah dikenakan dan dilepas, serta bebas dari apa pun yang dapat membuat anak tersendat atau tersedak. Alat musik tidak boleh memiliki pinggiran yang keras atau bagian kecil yang bisa dilepas.

3. Biarkan Anak Membuat Pilihan

Kapan pun itu, jika nyaman dan aman, biarkan anak berpikir sendiri dan memutuskan sendiri. Tanyakan, misalnya, apakah dia ingin minum dari cangkir hijau atau cangkir biru, atau apakah dia lebih suka memakai celana bergaris atau kotak-kotak.

- Iklan -
Baca Juga:  Kenali Gejala Penyakit Lupus, Cara Penanganan dan Pecegahannya

Meskipun pilihan seperti itu mungkin tampak remeh bagi orang dewasa, menentukan pilihan akan menjadi sesuatu yang menyenangkan buat anak.

4. Toleransi Kekacauan

Ketika anak terlibat dalam permainan kreatif, orang tua harus menoleransi untuk setiap kekacauan yang diciptakan karena aktivitas kreatif tersebut.

5. Terlibat dalam Imajinasi Anak

Anak-anak yang orang tuanya berpartisipasi dalam permainan kreatifnya, akan mengembangkan kosa kata yang lebih luas dan keterampilan berpikir yang lebih fleksibel.

6. Berikan Pujian

Jangan memaksa balita untuk membuat sesuatu yang terlihat atau terdengar seperti aslinya. Puji apa pun yang dia ciptakan, bahkan jika itu tampak seperti coretan, orang tua harus mengapresiasi anak. Pajang karya seni anak di lemari es atau di dinding supaya anak tahu orang tua menghargai hasil kerjanya.

7. Jangan Memaksakan Sesuatu

Jangan pernah memaksa seorang anak untuk terlibat dalam proyek artistik jika dia tidak tertarik. Bisa jadi hari ini anak bersemangat sekali, tapi besoknya tidak. Pahamilah kalau proses kreativitas adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dinikmati, bukan tugas yang harus dijalani.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU