Perusahaan Henley & Partners telah merilis data mengenai indeks paspor 199 negara. Perusahaan yang berbasis di Inggris ini telah mengelompokan negara dengan paspor terkuat dan terlemah di dunia.
Dilansir dari laman cnnindonesia.com, Henley & Partners bekerja sama dengan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) untuk memantau paspor paling ramah perjalanan di dunia sejak tahun 2006. Mereka memperbarui data secara realtime sepanjang tahun, saat, dan ketika perubahan kebijakan visa mulai berlaku.
Tahun ini, data yang dilaporkan memperlihatkan adanya kesenjangan yang melebar di dunia bagian utara dan di bagian selatan. PandemiCovid-19 mempengaruhi hasil data yang mengakibatkan pembatasan perjalanan internasional.
Laporan terbaru mencatat bahwa kemunculan varian omicron pada akhir tahun lalu menyoroti kesenjangan yang berkembang dalamm mobilitas internasional antara negara kaya dan negara miskin.
Hal ini diperkuat dengan adanya himbauan dari Sekretaris Jendral PBB Antionio Guterres untuk melakukan pembatasan yang ketat yang mirip dengan ‘perjalanan apartheid’.
Ketua Henley & Partners, Christian H. Kaelin mengatakan bahwa membuka jalur migrasi akan sangat penting untuk pemulihan pasca pandemi.