Pada Maret 2024, aktris dan komedian Kiky Saputri mengalami keguguran saat usia kandungannya baru 10 minggu. Dia mengungkapkan bahwa dirinya didiagnosis dengan kista ovarium dan menjalani operasi untuk mengangkatnya.
Kista ovarium adalah kantong berisi cairan di ovarium yang sering tidak berbahaya dan jarang menimbulkan gejala. Biasanya, kista ini terbentuk akibat siklus menstruasi, namun ada berbagai penyebab lainnya. Ingin tahu lebih dalam tentang penyebab kista ovarium?
Reproduksi Sel yang Tidak Normal
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, kista ovarium dapat disebabkan oleh pertumbuhan sel telur yang tidak normal. Cleveland Clinic menjelaskan bahwa reproduksi sel yang tidak normal dapat menghasilkan kista seperti dermoid, yang berisi jaringan seperti rambut, kulit, atau gigi, meskipun ini tidak terkait dengan siklus menstruasi.
Selain itu, kista ini juga bisa berkembang menjadi kistadenoma, yang berisi bahan berair atau berlendir. Kista dermoid dan kistadenoma dapat membesar, menggeser ovarium, dan berpotensi menyebabkan torsi ovarium, di mana aliran darah ke ovarium bisa berkurang atau terhenti.
Kista Folikel
Setiap bulan, indung telur melepaskan satu sel telur dari dalam kantong kecil atau folikel. Ketika telur matang, folikel pecah dan melepaskan sel telur. “Pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan kista ovarium,” jelas dr. Dyah. Jika folikel tidak terbuka saat ovulasi, telur tetap terperangkap dan bisa membentuk kista folikel.
Kista Korpus Luteum
Setelah folikel melepaskan sel telur, ia biasanya menyusut, dan hormon estrogen serta progesteron diproduksi untuk mendukung pembuahan. Folikel yang telah melepaskan telur ini disebut korpus luteum. Kadang, lokasi ini bisa tersumbat, menyebabkan penumpukan cairan dan pembentukan kista.
Endometriosis
Endometriosis terjadi ketika jaringan yang melapisi rahim (endometrium) ditemukan di luar rahim, seperti di saluran tuba, kandung kemih, usus, vagina, rektum, atau ovarium. Kista yang terbentuk, dikenal sebagai endometrioma, sering kali berisi darah.
Penyakit Radang Panggul
Radang panggul (PID) yang parah dapat menyebar ke ovarium, meningkatkan risiko kista ovarium dan menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan kesuburan atau kehamilan ektopik. Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, atau parasit.
Masalah Hormon
Obat kesuburan seperti clomiphene, yang membantu ovulasi, juga bisa meningkatkan risiko kista ovarium.
Siklus Menstruasi Tidak Teratur
Siklus menstruasi normal adalah sekitar 28 hari. Menstruasi yang berlangsung lebih dari 45 hari atau menstruasi pertama di bawah usia 11 tahun dapat meningkatkan risiko kista ovarium.
Obesitas
Obesitas adalah faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan wanita mengembangkan kista ovarium.
Faktor Genetik
Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan dengan riwayat kista ovarium harus lebih waspada. Mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kista ovarium dibandingkan wanita yang tidak memiliki riwayat keluarga tersebut. Ini menunjukkan bahwa faktor genetik dapat berperan dalam meningkatkan kerentanan terhadap kista ovarium.
Setelah memahami penyebab kista ovarium, penting untuk menjaga kesehatan Anda dengan menerapkan gaya hidup sehat, termasuk memilih menu makanan bergizi, untuk mengurangi risiko terjadinya kista ovarium. (*)