A Muh Faudzul Adziim, Mahasiswa Unhas yang Jadi Presenter Termuda International Conference Pacific Basin Consortium di Jeju Island, Korsel

The 19th International Conference of the Pacific Basin Consortium for Environment & Health merupakan Konferensi Tingkat Internasional (KTI) yang diselenggarakan oleh Pacific Basin Corsortium (PBC).

Konferensi ini diadakan setiap 2 tahun sekali.

Pada konferensi sebelumnya, KTI PBC diadakan di Jepang.

Pada tahun ini, KTI PBC dilaksanakan di Pulau Jeju, Korea Selatan dan mengangkat tema “Environmental Exposures In a Changing Climate “.

The Pacific Basin Consortium for Environment and Health (PBC) menyediakan forum bagi individu dan organisasi dengan beragam keahlian profesional dan latar belakang geografis;

Untuk berkumpul dan mendiskusikan masalah lingkungan dan kesehatan yang paling mendesak saat ini;

Terlibat dalam penelitian kooperatif, dan mengembangkan dan menyebarluaskan strategi inovatif untuk mengatasi masalah ini;

Dan menciptakan alternatif yang berkelanjutan dan terjangkau.

Untuk sampai pada titik ini tentunya tidak mudah.

- Iklan -

Presenter terpilih sebelumnya diseleksi  dengan sangat ketat dan melewati proses yang panjang.

Baca Juga:  Unifa Siap Berkontribusi dalam Penguatan SDM Sektor Transportasi Udara

“Syarat utama agar bisa terpilih menjadi presenter adalah dengan mengumpulkan abstrak penelitian yang selanjutnya akan direview oleh tim PBC.

Apakah layak untuk diikutkan dalam konferensi internasional atau tidak,” terang Faudzul.

Dalam proses menuju konferensi internasional ini, Faudzul mendapatkan banyak sekali tantangan dan hambatan dalam melewatinya.

Namun ia tetap yakin dan percaya bahwa jika kita benar-benar berusaha, maka kita akan mendapatkannya.

Faudzul juga mengatakan bahwa ini merupakan momen yang sangat langka dalam sejarah KTI PBC sekaligus menjadi memorable experience baginya.

Presenter dalam konferensi ini merupakan orang-orang yang hebat dan ahli dalam bidangnya masing-masing.

“Benar-benar seperti mimpi, saya berada di tengah-tengah lingkaran professor, doktor, scientific, peneliti, manager perusahaan ternama, dan orang-orang hebat lainnya,” tuturnya.

Konferensi internasional seperti ini dapat menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk saling bertukar informasi terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada penelitian.

Dengan mengikuti konferensi internasional ini juga, mahasiswa dapat membuka cakrawalanya terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi di berbagai belahan dunia.

Baca Juga:  10 Keuntungan Menjadi Ahli Farmasi: Karier, Kontribusi, dan Kepuasan

Selain itu, melalui diskusi dan presentasi yang dilakukan oleh masing-masing peserta konferensi, mahasiswa dapat saling bertukar pikiran dengan mahasiswa dan akademi lainnya dari berbagai negara.

Konferensi ini diselenggarakan mulai dari tanggal 29 Agustus – 01 September 2022.

Faudzul mendapat dukungan penuh dari Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Prof Sukri Pallutturi SKM MKes MScPH PhD.

Ia mengatakan bahwa program seperti ini bisa meningkatkan wawasan internasional, kapabilitas, dan kualitas dari mahasiswa itu sendiri.

Selain itu, ini juga bisa menjadi motivasi dan batu loncatan bagi seluruh mahasiswa FKM Unhas untuk bisa meningkatkan prestasi mereka hingga bisa Go-Internasional dan membawa nama baik kampus Unhas di kanca dunia.

Prof Sukri berharap ke depannya akan ada banyak mahasiswa lain yang juga bisa mengikuti jejak dan prestasi Faudzul.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU