Pendahuluan
Pembaca pasti familiar dengan sosok Thanos, penjahat di film Avengers. Dalam film ini, karakter Thanos memiliki kemampuan untuk menghancurkan bumi dan kalahkan pahlawan super di Avengers.
Selama civil war beberapa Avengers harus mati dalam pertarungan melawan Thanos dan di film End of game di awal cerita, sisa karakter Avengers hancur berat karena menderita banyak korban dalam pertempuran dengan Thanos.
Mirip dengan Pandemi Covid-19 yang menghancurkan banyak sendi kehidupan di seluruh belahan dunia. Tidak terkhusus di bidang kesehatan dan ekonomi, bidang lainnya juga terkena dampak pandemi ini.
Tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Seperti salah satu langkah untuk mencegah penyebaran Covid-19, yang semenjak Maret 2020 kampus-kampus di Indonesia juga diliburkan sementara dan dilanjutkan dengan pembelajaran online.
Otomatis, dengan pembelajaran online tiba-tiba dari kampus menyebabkan pihak-pihak yang terlibat ia harus beradaptasi dengan perubahan yang mendasar ini.
Dari sisi lain dalam sistem pembelajaran berbasis non-orientasi, kebijakan pembelajaran online dianggap mengganggu, anomali, dan sebagainya. Beberapa mahasiswa belum melihat proses pembelajaran virtual sebagai bagian dari bagaimana sektor pendidikan berkontribusi pada masalah nasional.
Menanggapi tantangan yang ada, postingan ini membagikan rentetan ABC Learn from home, pengalaman belajar online mulai dari masalah awal belajar hingga solusi ke arah yang lebih membangun dan tepat sasaran.
Pembelajaran Virtual Sebagai Pilihan Dasar
 Psikologi manusia untuk menghadapi dampak wabah Covid-19 saat ini belum siap, tetapi menarik bahwa peradaban manusia tampaknya sudah siap atribut. Mengingat pembelajaran virtual ada di mana-mana. Saya bisa membayangkannya sebagai hal yang cukup santai.
Misalnya, dari segi eksternal jauh sebelum pandemi, Kita akan menemukan masker, hand sanitizer, dan makanan dengan asupan vitamin C yang cukup (meski awalnya hanya digunakan oleh sekelompok kecil). Begitu pula dengan proses hubungan virtual, termasuk pembelajaran online.
Pandemi terjadi di saat digitalisasi merajai generasi. Tiba-tiba saja di jantung peradaban, setiap negara dengan begitu cepat memanfaatkan kebijakan virtual sebagai pengganti tatap muka langsung dalam urusan tata kelola kenegaraan.
Dalam aspek internal, manusia telah dilengkapi oleh sistem kekebalan tubuh sekaligus kemampuan beradaptasi sebagai senjata pribadi melawan musuh yang tak terlihat namun bergerak dengan skala cepat. Dari dua sisi ini, mari kita melihat ke dalam sektor pendidikan.
Sektor pendidikan memiliki semua dinamisme dan kompleksitasnya, dan Kita mungkin masih tahu bahwa itu telah berevolusi secara historis. Juga dicatat bahwa setiap generasi pada saat itu, meskipun evolusioner, mampu beradaptasi dengan sistem seperti itu, dari batu tulis, papirus, kertas hingga tanpa kertas atau virtual.
Artinya, segala tantangan pendidikan selalu disertai dengan kemampuan beradaptasi manusia. Karena manusia itu progresif dan dinamis, diperlukan rekonsiliasi atau kerjasama antara pendidik dan lembaga. Namun, saya membayangkan bahwa penelitian ini akan memakan waktu dan tenaga, tetapi pada kenyataannya saya merasa tertinggal dengan apa yang sedang digalakkan.
Dalam konteks pandemi, kita tentu terkesan dengan budaya baru, pembelajaran online. Namun pada saat yang sama, pembelajar generasi saat ini tidak lain adalah kaum milenial yang karakter utamanya adalah sistem digital. Pembelajaran online juga umum terjadi di beberapa tempat, terutama di negara-negara yang berteknologi maju. Lalu apa artinya belajar online di tengah pandemi?
Pembelajaran online dalam konteks pandemi, disadari atau tidak, adalah pilihan yang paling mungkin digunakan dalam pendidikan. Ini berarti bahwa semua negara harus melakukan hal yang sama.
Jika gerakannya serentak di seluruh dunia ada persepsi lain yang perlu dipertimbangkan, pembelajaran online tampaknya bukan hanya pilihan antropologis, sosiologis, atau pedagogis, tetapi juga pilihan moral, tanggung jawab kita masing-masing terhadap kehidupan orang lain. Ini adalah pilihan etis dan pilihan dasar.
Kekuatan Solidaritas Sesama Manusia dan Lingkungan
Kebijakan lembaga untuk melakukan pembelajaran online dalam keadaan darurat Covid- 19 merupakan upaya atau metode untuk mengingatkan kita membatasi ruang perjalanan untuk kepentingan orang lain.
Seseorang harus merasakan rasa tanggung jawab dan perhatian yang besar terhadap keselamatan orang lain. Oleh karena itu, kuliah online merupakan jalan menuju solidaritas sosial sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.
Prinsip dasar pendidikan tinggi, misi kemanusiaan, harus selalu menjadi prioritas utama karena banyak nyawa yang harus kita selamatkan, dan hati yang harus kita jaga.
Solidaritas yang dibangun di tengah pandemi tidak hanya pada manusia tetapi juga pada lingkungan. Bahkan hari ini, kita memiliki hutang besar untuk menyelamatkan bumi ini. Setiap orang harus menunjukkan solidaritas dengan alam dan bertanggung jawab menjaga alam untuk generasi mendatang.
Namun, beberapa hari setelah dimulai pembatasan besar-besaran, udara mulai bersih dan sudah saya nikmati keberadaannya beberapa hari ini. Jalanan bising dengan asap knalpot dan suara klakson mobil, dan rasanya seperti beberapa hari telah berlalu. Kicau burung kembali mendominasi langit pagi.
Ini berdampak sangat positif pada upaya untuk membuat bumi kembali ramah lingkungan. Pembela perubahan selalu datang dari generasi muda, yaitu milenial. Oleh karena itu, milenial adalah protagonis dari upaya tersebut, dan perubahan itu sendiri sepenuhnya bergantung pada milenial sebagai generasi yang produktif.
Pendidikan Meng-global
 Di Indonesia, perdebatan tentang sistem pembelajaran online semakin mengemuka di masa pandemi Covid-19. Secara global, kuliah online banyak digunakan dalam pendidikan Barat. Dosen dan mahasiswa dapat berinteraksi secara online.
Mahasiswa biasanya menggunakan platform digital untuk berdiskusi. Singkatnya, dunia maya sangat umum untuk dijelajahi. Pendidikan semacam ini tentunya merupakan cita-cita bangsa Indonesia. Mahasiswa harus mampu bersaing secara global dengan menggunakan pola pendidikan online.
Di masa pandemi ini, pendidikan Indonesia tampaknya perlahan-lahan bisa mengglobal melalui sistem pembelajaran online. Mahasiswa kini memiliki waktu yang cukup untuk menelusuri berbagai sumber ilmu pengetahuan, baik yang berbasis internet maupun media cetak yang mudah diakses.
Apalagi tentunya banyak peluang kreativitas untuk menunjang pengembangan wawasan pribadi. Masa pandemi merupakan anugerah bagi mahasiswa yang benar-benar mengembangkan kemampuan intelektualnya.
Adanya tuntutan baru bagi mahasiswa yang wajib fasih menjelajahi dunia digital agar dapat mengikuti pola pembelajaran global yang berlangsung secara online. Institusi pendidikan termasuk Padlet, Google Classroom, Gallery Walk, Line Group, WAG, Google Hangout, Zoom, Google Meet, Youtube, Whatsapp, Instagram, LMS Learning dan platform digital lain yang didukung.
Dia dapat menelusuri dan memilih sarana digital terbaik. Akibatnya, mahasiswa semakin menjauh dari istilah “gagap teknologi” dan semakin banyak orang membuat kemajuan dalam perkembangan teknologi.