Adanya Kemiripan Gejala dengan Covid-19, Dekan FKM Unhas Ingatkan Bahaya DBD

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Departemen Kesehatan Lingkungan (Kesling), Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) menggelar Webinar Nasional Kesehatan Lingkungan Seri 2 dengan mengusung topik: “Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD di Masa Pandemi Covid-19”.

Webinar yang berlangsung pada hari Senin (31/8) melalui aplikasi zoom dan ditayangkan langsung di channel YouTube Departemen Kesling FKM Unhas itu merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis Unhas ke-64.

Dekan FKM Unhas Dr Aminuddin Syam dalam sambutannya sesaat sebelum membuka webinar tersebut mengajak seluruh peserta untuk senantiasa bersyukur meski di tengah pandemi masih diberikan kesempatan untuk berkreasi dan hampir seluruh potensi kemanusiaan tergerak untuk melakukan yang terbaik.

Lebih jauh, Dekan mengingatkan kepada seluruh warga masyarakat untuk senantiasa bersikap waspada tidak hanya karena berada dalam situasi pandemi covid-19, namun juga adanya bayangan ancaman wabah DBD.

“Apalagi gejalanya hampir sama, ada kemiripan seperti demam. Akan menjadi sulit bagi tenaga kesehatan dan akan menjadi sulit bagi masyarakat untuk membedakan DBD atau covid-19. Oleh karena itu, menjadi sangat tepat sekali apa yang dilakukan Departemen Kesling untuk melakukan seminar pada kesempatan ini,” ungkap Dekan.

Baca Juga:  Yapis Kunjungi Unifa, Perkuat Kerja Sama Pascasarjana

Dekan juga mengingatkan akan pentingnya peran lingkungan terhadap kondisi kesehatan.

“Mengacu pada teori John Gordon, dimana lingkungan sangat mempengaruhi. Jadi ada keseimbangan lingkungan host dan agent. Agent ini karena terlalu banyak kemungkinan yang terjadi, selain virus covid-19, juga bisa terjadi karena DBD sehingga imunitas bisa menurun. Oleh karena itu, melalui webinar kali ini, tentu ini bisa memberikan warning kepada kita semua untuk senantiasa waspada selama pandemi covid-19 dan juga waspada terhadap DBD karena beberapa daerah termasuk daerah di Sulsel ada diantaranya yang endemi DBD,” ungkap Dekan.

“Kalau kita mengamati kondisi saat ini, selain adanya perubahan cuaca, adanya juga perubahan perilaku masyarakat akibat adanyanya covid-19 yang sejak Maret hingga saat ini. Saya kira memang harus waspada luar biasa karena saat ini kita hanya dibiasakan tiga hal, yang pertama cuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak,” paparnya.

Tapi, kata Dekan, masyarakat hampir luput untuk diingatkan dan  dianjurkan jangan sampai ada gigitan nyamuk yang bisa menyebabkan DBD.

- Iklan -
Baca Juga:  Bagaimana Peran GMP dalam Industri Farmasi?

“Ini penting terutama di daerah endemi. Oleh karena itu, saya kira teman-teman Kesling secara dini mengingatkan untuk seluruh masyarakat Indonesia, bahwa selain virus corona, bukan tidak mungkin booming kasus DBD di beberapa dearah diakibatkan tidak bisa membedakan mana demam karena DBD dan mana demam karena covid-19,” pungkasnya.

Webinar yang dimoderatori oleh Ketua Departemen Kesling FKM Unhas Dr Erniwati Ibrahim itu menghadirkan tiga narasumber, yakni Prof Dr Ririh Yudhastuti (Guru Besar Kesahatan Lingkungan FKM Unair) yang membawakan materi tentang: Ancaman DBD dan Peranan Kesehatan Lingkungan di Tengah Pandemi Covid-19.

Pemateri kedua, Dr dr Rita Kusriastuti (Ketua Umum P4I) yang membawakan materi tentang: Strategi Penanggulangan Penyakit DBD, dan Peran Serta Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19.

Pamateri ketiga, Prof dr Hasanuddin Ishak (Guru Besar Kesehatan Lingkungan FKM Unhas) dengan materi: Fenomena Kasus DBD di Wilayah Sulawesi Selatan, Tantangan dan Harapan di Masa Pandemi Covid-19.(FP)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU