Agustinus Gusti Nugroho (Nugie) Ajak Kaum Milenial Jangan Bikin Sampah

Lingkungan sudah menjadi bagian dari hidup penyanyi era 90-an, Agustinus Gusti Nugroho atau yang akrab disapa Nugie. Bahkan kecintaannya terhadap lingkungan itulah yang membuat sosoknya dinobatkan menjadi aktivis lingkungan sejak 1998.

Tak heran jika kini dia telah bergabung menjadi Suporter Kehormatan di WWF Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Lalu sejak kapan yah rasa cinta lingkungan Nugie muncul?

Pria berumur 45 tahun ini bercerita bahwa dia sudah dikenalkan dengan lingkungan hidup sejak masih kecil oleh almarhum ayahnya, A.R Djuano. Mulai dari tidak membuang sampah sembarangan, sampai membersihkan sampah di depan rumah.

Dalam sebuah wawancara Nugie mengatakan: “Dan hal itu dilakuin setiap hari pas sore. Dulu saya kesal kalau anak kecil ‘kan maunya main, ini disuruh bersih-bersih. Sampai kuliah saya belum engeh juga. Tetapi saya enggak suka vandalisme di gunung atau pantai jadi secara enggak sengaja rasa itu muncul.”

Saat kembali ke alam, kata Nugie, kenangan kecilnya muncul kembali. Bahkan alam dijadikan inspirasi untuk ketiga albumnya yakni Bumi pada 1995, Air di 1996, dan Udara 1998.

Mengikuti panggilan hati, ia konsisten mengkampanyekan gaya hidup ramah lingkungan dan mengajak masyarakat meminimalkan sampah.

Baca Juga:  Meutya Hafid, dari Jurnalis Lapangan Hingga Jadi Menteri Komdigi

Bahkan sejak awal tahun 2019 Nugie gencar mengkampanyekan gerakan Rethink. Kampanye yang dilakukannya bersama sejumlah komunitas peduli lingkungan dan kebudayaan itu mengajak masyarakat untuk berpikir ulang saat akan melakukan suatu tindakan yang berdampak buruk pada lingkungan.

Gerakan Rethink juga dapat mempengaruhi masyarakat agar menerapkan budaya ramah lingkungan dalam aktivitas sehari-hari. Menurutnya, aktivitas ramah lingkungan perlu dilakukan setiap orang, tidak harus dalam skala besar, tetapi bisa dimulai dari diri sendiri, dari hal-hal yang mungkin terkesan sederhana.

Misalnya, lanjut Agustinus Gusti Nugroho, membawa botol minum sendiri saat bepergian ke mana saja sehingga tidak perlu membeli air dalam kemasan yang menimbulkan sampah plastik. Selain itu, membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi pemakaian kantong plastik, mengingat sebagian besar kantong plastik berakhir menjadi sampah setelah dipakai sekali.

- Iklan -

“Saya sendiri berusaha menerapkan gaya hidup ramah lingkungan, seperti memilih menggunakan sepeda daripada kendaraan bermotor, juga membawa botol minum sendiri karena saya tidak ingin menghasilkan limbah dari kegiatan saya,” tutur laki-laki yang juga Duta Lingkungan Hidup itu dalam sebuah wawancara.

Baca Juga:  Mengenal Stephen Hawking, Salah Satu Ilmuwan Terkemuka

Ia berharap, gaya hidup ramah lingkungan yang secara konsisten diterapkannya dalam kegiatan sehari-hari itu bisa turut menginspirasi masyarakat untuk turut serta mengurangi tindakan-tindakan yang memproduksi limbah.

“Termasuk para generasi milenial. Menurut saya, generasi milenial harus lebih peduli terhadap lingkungan. Mereka yang kedepannya akan merasakan kondisi lingkungan di masa depan. Mereka juga yang akan mengajarkan generasi selanjutnya untuk peduli terhadap lingkungan,” papar pelantun Burung Gereja itu.

Bidang pelestarian lingkungan ketimbang menyanyi, meski profesi yang melambungkan namanya itu juga tetap masih dijalani. Menurutnya, hal itu lebih karena panggilan hati, melakukan kegiatan yang ia senangi.

“Saya hanya menjalankan apa yang saya suka dan mengikuti panggilan hati nurani. Mungkin karena pengaruh lingkungan masa kecil juga, sejak kecil saya diajarkan kerja bakti, merawat tanaman setiap hari,” tutur adik kandung vokalis KLa Project, Katon Bagaskara, itu.

Karena itulah, Nugie tak pernah merasa lelah, bahkan selalu bersemangat menyuarakan isu-isu lingkungan. Melalui karya lagu, film, seminar, diskusi, aksi-aksi kampanye, dan yang terpenting, melalui aplikasi nyata dalam kehidupan sehari-harinya.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU