Rd Ahmad Al Ghazali Al Bantani mengungkapkan, 9 filsafat Wali Songo dalam berdakwah.
1. SANJOTONE KALIMOSODO
Kemana mana hanya membawa Kamomosodo, isi Kamimat Syahadat, yaitu zikir,.” Laa ilaha illallah. Beserta isi dari kakimat itu. Yaitu Isnu Dzat (Zikir Khofi)
2. DIGDOYO TANPO AJI
Walaupun dimarahi, diusir, dicaci maki, difitnah, mentalnya tetap teguh dan tidak pernah sakit hati.
Justru Waki Songo sangat mencintai orang orang yang membencinya. Karena orang yang membencinya itu masih belum faham, dan juga masih belum mendapatkan hidayah
Wali Songo : “Teu Medal Sila Upama Kapanah”. Maksudnya, tidak psrnah tersimggung dan marah walau disakiti dan dibenci. Selalu berjaya walaupun tanpa kesaktian. Karwna mereka hamya berpegang teguh kepada Allah Subhanahu Wataala, Aji Pasrah Lan Tawakkal Billah.
3. MABUR TANPO LAR
Terbang tanpa aayap. Pergi ke daerah yang jauh walaupun tanpa sebab yang nampak.
Maksudnya secaea Dzahir adalah : Setiap peparah kata kafanya selalu jadi buah bibir masyarakat. Sampai ke tempat jauh berbekas di hati umat.
Secara batin adalah Ruh Qudsi Wali Songo Sukmane Urip Kan bisa hafir di setiap tempat.
4. METIK TANPO SUTANG
Pergi ke daerah yayg sulit dijangkau. Seperti gunung gunung. Dan juga tanpa senab yang kelihatan.
ITTIHAD Manungguling Senesta Alam, Ana Sirra, Ana Ingsun, Puser Jagat Qutubul Alamin.
5.NGLURUK TANPO WADYO BOLO
Berdakwah dan berkeliling ke daerah lain, tanpa membawa pasukan. Tetapi dengan membawa kasih sayang, yang tulus penuh kelembutan.Welas Lan Asih, yang akan ditetima oleh setiap orang di setiap daerah
6. TARUNG TANPO TANDING
SelaLu mengajak orang lain supaya memerangi nafsunya sendiri. Tidak pernah berdebat, bertengkar atau berselisih faham.
Selalu toleransi dan menghormati semua keyakinan. Tidak ada yang menandingi cara kerja dan hasil ketja dari pada mereka ini yang begitu luwes Bir -Ruh, Bil – Lisan, Bil – Hal.
7. MENANG TANPO NGESORAKE
Menang tanpa pernah merendahkan orang lain,.mengkritik dan membanding bandingkan, mencela orang lain. Bahkan tetap betbaik sangka. Selalu melihat orang lain dari sisi kebaikannya.
Ketija Bayan di depan, tidak pernah mencaci maki dan kasar. Tetapi begitu lemah lembut dan santun. Sehingga jadi rahmat bagi seluruh alam.
8. MULYO TANPO PUNGGOWO
Dimuliakan, disambut, dihargai, duperhatikan. Walaupun, mereka sebelumnya bukan pejabat, bukan Sarjana Ahli. Hanya manusia biasa yang sudah mebfenal dirinya dan mengenal Tuhannya (Marifat), yang nenjadikan Dakwah sebagai maksud dan tujuannya untuk menggapai ridha Allah Subhanahu Wataala
9. SUGIH TANPO BONDO
Mereka akan merasa jaya dalam hatinya. Keinginan biaa kesampaian. Terutama keinginan menghidupkan sunnnh Nabi. Bisa terbang kesaba kemari, dan keliling dunia, melebihi orang terkaya.
Berjelas itu, bukan tentang kehidupan yang mapan. Berkelas, bukan karena penampilan yang mewah.
Akan terlihat berkelas, ketika etika, adab, perilaku, dan sopan santun dalam menghargai dan menghornati orang lain. (Ana)