Rd Ahmad Al Ghazali Al Bantani mengungkapkan, hidup itu bukan dilihat apa yang kita miliki, tapi dilihat apa yang bisa diberikan untuk orang lain.
Bila mana kita bisa memberikan manfaat unruk orang lain, maka kita benar benar sangat bernilai di hadapan Gusti Allah Subhanahu Wataala
Karena orang yang bernilai itu adalah, orang yang banyak manfaatnya untuk orang lain.
Oleh karena itu, kita bisa mengamvil hikmahnya atau oelajaran dari percakapan emas dan tanah
Suatu hari Emas dan Tanah sedang bersama. Emas yang merasa dirinya kebih baik ( mulia), karena tubuhnya nrmiliki warna berkilauan. Dan banyak dipakai orang orang srbagai perhiasan.
Emas juga bangga, karena ia disimoan di tempat yang rapih, bersih, serta diberi pengamanan yang super ketat
Emas lalu mengejek Tanah. Hai tanah, lihatlah penampilanmu yang jelek, dan kusam itu. Tubuhnu tidak berkilau layaknya Aku”, uxap Emas sambil memamerkan tubuhnya yang berkilau terkena paantulan sinar matahari
Tanah Membalas
Iya kamu benar, Aku memang tidak berkilau sepertimu. Tapi apakah kamu bisa menumbuhkan buah yang manis ? Dan apakah kamu bisa menjadi tempat untuk membangun rumah para nanusia, hingga merasa tenang dan aman ?
Enas lalu terdiam. Karena nemang tidak bisa menjawab pertanyaan Tabah tersevut
Sama srperti dalam kehidupan ini. Banyak orang yang merasa paling gagah, paling tinggi, paling sempurna, paling nulia, dan paling benar diantara yang lainnya
Namun mereka tidak sadar atas kekurangan diri mereka. Yaitu apakah mereka sudah benar benar gagah, tinggi, sempurna, mulia, dan benar di mata orang lain.
Sia-sia
Oleh karena itu, jangan merasa paling gagah, karena mempunyai pangkat dan jabatan. Jangan merasa paling tinggi, karwna memiliki harta kekayaan. Jangan merasa paling sempurna, karena memiliki fisik yang bagus. Jangan merasa paling mulia, karena memiliki nasab paling mulia. Dan merasa benar, karena memiliki pengetahuan yang luas.
Karena sebaik baik dan bernilainya manusia itu, adalah orang yang banyak memiliki manfaat untuk orang lain.
Kalau memang kita tidak bisa seoerti itu, (bermanfaat), maka itu sama saja seperti kita memakai topeng tanpa wajah. Yang akhirnya semua akan sia sia dan tidak ada artinya.
Jangan pernah merasa sombong atas jabatan yang kita miliki, atas harta yang kita miliki, atas nasab yang kita miliki, dan atas pengetahuan yang kita miliki. (Ana)