Ahmad Ghazali: Ujub dan Riya’ (23)

Rd Ahmad Al Ghazali Al Bantani juga mengulas tentang Ujub dan Riya’. Ujub berbeda dengan Riya’. Kadang kala Riya’ dapat dihindari. Tapi Ujub masih ada.

Contoh. Kita salat Tahajjud diam-diam. Tidak kita ceritakan pada orang lain. Dengan harapan, agar tidak Riya’. Saat kita tidak nenceritakan amalan kita, maka kita berhasil menghindari Riya’. Karena semata mata kita beribadah karena Allah Taala. Bukan karena ingin dipuji orang lain.

Jangan cepat berpuas diri dulu, karena syaitan terus berupaya nenggelibncirkan. Tiba tiba dalam hati berkata kata, karena muncul rasa bangga terhadap diri sendiri.

Hebat aku ini, bisa bangun setiap.malam tak pernah ketiggalan Salat Tahajjud, sementara orang lain tertidur pulas.

Ujub

Saat hati berkata begitu, maka itulah yang dinamakan Ujub Walaupun berhasil untuk tidak Riya’, tetapi masih belum berhasil untuk tidak Ujub.

Ujub adalah perasaan kagum atas diri sendiri. Dan terpesona dengan kehebatan dirinya sendiri.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Kamis, 28 November 2024: Kekayaan Orang Papa

Ujub adalah penyakit hati yang paling tersembunyi. Dan perasaan Ujub bisa datang dalam berbagai bentuk.

#Orang yang rajin ibadah, maka iya merasa kagum dengan ibadahnya.

- Iklan -

#Orang yang berilmu,.maka ia akan kagum dengan ilmunya.

#Orang yang cantik, mska ia akan kagum dengan kecantikannya

#Orang yang berdarah bangsawan, maka ia akan kagum dengan kebangsawanannya.

#Orang yang dermawan, maka ia akan kagum dengan kebaikannya.

#Orang yang berdakwah, maka ia akan kagum dengan dakwahnya.

Sufyan At Tsauri mengatakan, Ujub adalah perasaan kagum pada diri sendiri, sehingga merasa lebih mulia, dan lebih tinggi derajatnya di banding orang lain.

Padahal semua kelebihan yang kita dapatkan, adalah kelebihan yang kita dapatkan dari Allah Subhabahu Wataala. Karena itu, selayaknya kekaguman hanyalah kepada Allah SWT, bukan kepada diri sendiri.

Dan ingatlah syairan akan selalu menggiring manusia, masuk ke dalam pikirannya. untuk berbangga pada diri sendiri. Agar amalan manusia, tidak mendapat nilai.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Minggu, 1 Desember 2024: Hukum dan Injil

Imam Nawawi Rahimahullah berkata, ” Ketahuilah bahwa keichlasan niat terkadang dihalangi penyakit ujub. Barang siapa ujub dengan amalnya sendiri, maka akan terhapus amalnya. (Syarh Arba’in)

Nauzubillahi min dzalik.Jauhilah sifat ujub. Jadikanlah amalan kita 100 persen, karena pengabdian kepada Allah SWT.

Bagaimana Cara Menjauhinya?

1. Setiap kali terbetik di hati tentang kehebatan diri kita, maka segeralah membaca istigfhar, memohon ampun kepada Allah SWT.

2. Menganggap semua kelebihan kita itu adalah milik Allah SWT.

3. Berdoa mohon bantuan Allah SWT, agar hati kita bisa beribadah dengan ikhlas.

Katakanlah (Muhammad), sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan Semesta Alam. (Quran Surat Al An’am – 162)

Berbangga diri (ujub) adalah perkara yang membinasakan. Sehingga orang yang berdosa, lalu bertaubat itu lebih baik, dari pada orang yang taat namun berbangga diri (ujub). (Ana)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU