Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Akademi Kebidanan Bakti Nusantara Toraja Utara bekerjasama dengan Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Sulawesi Selatan menggelar Seminar Nasional tentang pencegahan dan penanggulangan stunting yang berlangsung di Hotel Misiliana Rantepao. Senin, 9 Desember 2019.
Kegiatan tersebut didukung oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, pemerintah daerah Toraja Utara, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Universitas Nasional, PPNI dan IBI.
Drs Rasinan Daud, M Kes. selaku ketua panitia dalam sambutannya menyampaikan bahwa seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) adalah masa sejak anak di dalam kandungan sampai berumur dua tahun.
Periode ini merupakan periode kritis pembentukan dan perkembangan otak yang berdampak pada kualitas sumber daya insani di masa yang akan datang.
“Keberhasilan membina kemampuan otak ini tergantung dari keberhasilan dalam memberikan nutrisi yang cukup dan tepat,” jelas Rasinan.
Sekitar 250 peserta mengikuti kegiatan ini. Mereka berasal dari mahasiswa dan seluruh komponen universitas, lembaga dan instansi pemerintah terkait dan elemen masyarakat di Kabupaten Toraja Utara.
Ketua PERSAKMI Sulawesi Selatan, Prof Sukri Palutturi, SKM., M Kes., MSc PH., PhD. menyambut baik kegiatan ini.
“Menangani stunting perlu pendekatan transdisciplinary approach, tidak cukup dengan multidisciplinary approach yang seakan-akan kita kerjasama tetapi sesungguhnya kita masih ego sektoral dalam tim penanganan ini,” ungkap Prof Sukri.
Pendekatan transdisciplinary ini, kata Prof Sukri mendorong pada penanganan masalah. “Jadi orientasinya adalah ada pada masalah,” bebernya.
Dengan begitu, sambungnya, tindakan apa saja dan keilmuan apa saja yang memberi kontribusi untuk menangani masalah tersebut, yang penting stunting bisa selesai.
“Karena itu keterlibatan sektor di luar dari sektor kesehatan sangat signifikan, disamping sektor kesehatan itu sendiri dalam penanganan stunting. Bidan memiliki peran strategis dalam penanggulangan stunting,” terangnya.
Ia menambahkan, bahwa saat ini juga didorong dengan penempatan satu SKM satu Desa, dan kebijakan ini mendapat respon yang baik bagi pemerintah Sulawesi Selatan, khususnya Dinas Kesehatan dan ke depan akan ada pilot-pilot projek yang akan ditempatkan di desa pada lokus kabupaten yang dipilih.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin dan juga PERSAKMI Sulawesi Selatan telah menandatangani surat perjanjian kerjasama bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Hadir sebagai pembicara dan sekaligus sebagai keynote speaker adalah Bupati Toraja Utara, Dr Kalatiku Paembonan, M Si.
Bupati memaparkan tentang Kebijakan Pemerintah Daerah Toraja Utara pada Penanggulangan dan Pencegahan Stunting.
Ia banyak memaparkan keberhasilan yang telah dicapai selama memimpin Toraja Utara dan harapan-harapan ke depan yang merupakan fokus agenda pembangunan termasuk di bidang kesehatan.
Selain itu, juga hadir Dr dr H Bachtiar Baso, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan yang membawakan materi tentang Kebijakan Pencegahan dan Pemberantasan Stunting di Sulawesi Selatan (GAMMARA’TA).
“Kita menginginkan anak-anak yang cantik (gammara’) dan sehat sehingga mereka dapat tumbuh dengan kondisi fisik yang baik dan otak yang cerdas,” kata Bachtiar.
Ia menambahkan bahwa pemerintah Sulawesi Selatan sangat fokus pada penanggulangan stunting ini. Disamping agenda yang merupakan upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Materi selanjutnya adalah materi yang dibawakan oleh Prof Dr Ridwan Amiruddin, SKM., M Kes., MSc PH.
Ridwan merupakan Ketua Umum PERSAKMI dan Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Ia membawakan materi mengenai Peran Organisasi Profesi Kesehatan Masyarakat dalam Rangka Akselerasi Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia (Case penurunan Stunting).
Pemateri lainnya adalah Prof Sukri Palutturi, SKM., M Kes., MSc PH., PhD. ketua PERSAKMI Sulsel dan Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Materi yang dibawakan adalah berkaitan dengan Model Pendampingan Tenaga Kesehaatan di Desa Terhadap Pencegahan dan Penanggulangan Stunting.
Pemateri lainnya adalah Dr Aminuddin Syam, SKM., M Kes., M Med Ed. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.
Ia banyak mengurai mengenai Kompetensi Tenaga Gizi di Desa pada Pendampingan Penurunan AKI, AKB dan Stunting.
Pembicara terakhir yang tidak kalah pentingnya dan ini merupakan spesifik dari bidan yaitu Triana Indrayani, S ST., M Kes.
Triana adalah Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Jakarta. Ia membawakan materi mengenai Peningkatkan Kompetensi Bidan Dalam Mencegah Stunting Melalui Media Edukasi di Era Revolusi Industri 4.0 (Best Practice).
Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan seminar tersebut yang ditandai dengan banyaknya respon dari peserta baik dalam bentuk pertanyaan maupun berupa masukan. Moderator seminar dipimpin oleh Andi Mansur Sulolipu, SKM., M Kes.(FP)