Akibat Virus Omicron, Pemain Resah dan Pep Guardiola Bersuara

Premier League tengah dipukul krisis COVID-19 seiring merebaknya Omicron. Manajer Manchester City Pep Guardiola mendukung keresahan pemain soal krisis ini.

Pekan lalu, enam dari total 10 pertandingan Premier League mengalami penundaan akibat merebaknya kasus COVID-19 di klub-klub. Sky Sports melaporkan dalam pekan lalu, ada 90 kasus terkonfirmasi di antara para pemain dan staf, yang merupakan rekor dalam 2 tahun pandemi.

Akhir pekan ini, dua pertandingan yakni Liverpool vs Leeds United dan Wolverhampton Wanderers vs Watford resmi ditunda. Tapi Premier League sebelumnya sudah menegaskan tak ada niat untuk menghentikan sementara kompetisi.

Padahal desakan untuk berhenti sementara demi memutus rantai penyebaran sudah bermunculan. Kekhawatiran lainnya adalah dampaknya ke para pemain mengingat Premier League punya jadwal padat di periode Natal-Tahun Baru.

Baca Juga:  Bintang Muda Barcelona, Lamine Yamal Bertekad Terus Cetak Rekor

Sejumlah klub yang kehilangan pemain akibat COVID-19 tak punya banyak pilihan dalam rotasi pemain. Sehingga beban fisik yang ditanggung pemain menjadi lebih berat.

Kapten Liverpool Jordan Henderson menyoroti hal ini dan menyebut tak ada yang benar-benar peduli dengan kondisi pemain. Manajer Arsenal Mikel Arteta sudah mendesak semua pihak untuk lebih mendengarkan suara pemain dan sentimen serupa diungkapkan Pep Guardiola.

“Cuma di sini satu-satunya negara yang tak menerima lima pergantian, hanya tiga. Kenapa? Kita ingin melindungi pemain, jadi terapkan lima pergantian. Itu jauh lebih baik mengingat jumlah pertandingannya, tapi Premier League dan klub-klub bilang tidak,” ungkapnya dikutip Sky Sports.

Baca Juga:  Pemain Terbaik AFF Futsal 2024, Wendy Brian Ick: Berkat Jasa Ibu

“Kalau para pemain dan manajer bersatu dan mogok atau bagaimana…omongan saja tidak menyelesaikan apapun. UEFA, FIFA, Premier League, pemilik hak siar, bisnis lebih penting dari kesejahteraan pemain. Contoh sederhananya adalah lima pergantian.”

“Beri tahu saya satu argumen untuk lebih memperhatikan kesejahteraan pemain selain ini. Kalau kita bicara soal kesejahteraan pemain, kalau dari para pemain, asosiasi pemain bilang ‘Oke kami enggak main lagi sampai ini diselesaikan’. Mungkin kita butuh mogok agar orang-orang memperhatikan,” imbuh manajer asal Catalunya ini.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU