Akuntansi Forensik: Behaviour Symptom Analysis (BSA) dan Saluran Komunikasi

Secara harfiah, behavior symptom analysis dapat diterjemahkan sebagai analisis gejala perilaku. Ada beberapa tingkat (level) atau saluran komunikasi. Makna sebenarnya dari ucapan-ucapan seseorang diperkuat (amplified) atau diubah (modified) oleh berbagai saluran tadi, seperti kegagapan (speech hesitancy), sikap tubuh (body posture), gerak tangan (hand gestures),mimik wajah (facial expression), atau nada suara (tone of voice).

Ada tiga tingkat atau saluran yang kita gunakan untuk berkomunikasi:

  1. Verbal channel, adalah ucapan yang keluar dari mulut seseorang, pilihan kata, dan susunan kata-kata yang digunakan untuk mengirimkan pesan.
  2. Paralinguistic channel, adalah ciri-ciri percakapan (character of speech) di luar ucapan
  3. Nonverbal channel, adalah sikap tubuh (body posture), gerak tangan (hand gestures), dan mimic wajah (facial expression).

Verbal behavior

Subjek yang jiwanya sehat dan berinteraksi social secara normal akan mengalami kecemasan ketika ia berbohong. Kecemasan bisa timbul dari dalam karena ia tahu perkataannya tidak benar. Karena ketakutan, ia khawatir kebohongannya akan terungkap. Apapun penyebabnya, ketika subjek berbohong dalam wawancara, gejala-gejala perilakunya mencerminkan kesadaran untuk menekan atau menghilangkan kecemasan.

- Iklan -

Ketika harus menjawab pertanyaan dalam suatu wawancara, subjek mempunyai empat pilihan: berbohong (deception), mengelak atau menghindar (evasion), mengakui secara tersamar (omission), atau menceritakan apa adanya (truth).

Subjek yang jujur akan memberi jawaban langsung. Subjek yang berbohong berusaha menghindari memberi jawaban.

Subjek yang jujur akan membuat bantahan secara luas, sedangkan subjek yang berbohong akan “menyempitkan” bantahannya. Subjek yang jujur mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Subjek yang berbohong  mencari-cari celah “ kebenaran” di antara kebohongan yang besar .

- Iklan -
Baca Juga:  Mengenal Tari Jaran Kepang dari Provinsi Jawa Timur

Karna itu, subjek yang jujur akan membuat  pernyataan berikut tanpa ragu-ragu.

  1. Saya hakul yakin.
  2. Aku tidak mencuri apapun
  3. Saya tahu dengan pasti
  4. Tidak ada urusanku dengan korupsi yang sedang diusut.

Subjek yang jujur menyampaikan  jawaban dengan penuh percaya diri. Subjek yang berbohong  mengimbuhi keterangannya dengan “ catatan-catatan “ tertentu.

Subjek yang jujur akan memberikan tanggapan yang spontan. Subjek yang berbohong  memberikan jawaban yang sudah dihafalkan atau dilatihnya berulang-ulang. Subjek yang jujur peduli dengan siapa pelaku, apa motivasi nya kenapa,bagaimana perbuatan itu dilakukan. Subjek yang berbohong  (dan mengetahui cerita sebenarnya) lebih peduli dengan, apa bukti yang tercecer, ada orang lain yang tahu, apa ada yang sudah membocorkan rahasianya, dan apakah dia mampu berbohong secara meyakinkan.

- Iklan -

Paralinguistic Behavior

Berikut adalah ciri-ciri percakapan tertentu yang perlu diketahui investigator:

  1. Response Latency (Masa atau periode keheningan)

Response latency menunjukkan rentang waktu antara kata terakhir dari pertanyaan investigator dengan kata pertama dari jawaban subjek. Dalam NSA study, reponse latency rata-rata untuk subjek yang jujur adalah 0,5 detik. Sementara itu, untuk subjek yang berbohong  1,5 detik.

  1. Early Response (Jawaban Lebih Awal)

Subjek yang jujur akan mengulangi jawaban yang lebih awal saat investigator menyelesaikan pertanyaannya. Sementara pada subjek yang berbohong, mereka tidak mengulangi jawaban yang lebih awal saat investigator menyelesaikan pertanyaannya.

  1. Response Length (Panjang Jawaban)

Subjek yang jujur ingin memberikan jawaban selengkap mungkin dan sering kali menawarkan informasi tambahan yang tidak diminta investigator. Sebaliknya, subjek yang berbohong memberikan jawaban singkat, sekedar “memenuhi syarat” sudah menjawab.

  1. Response Delivery (Penyampaian Jawaban)

Subjek yang jujur ingin investigator memahami jawaban sehingga ia akan berbicara dengan jelas dan dengan volume yang pas. Subjek yang berbohong cenderung menjawab dengan suara pelan, tidak jelas, dan menggumam (mumble).

  1. Continuity of Response (Kelanjutan dari Jawaban)

Jawaban yang jujur mengalir dengan bebas merupakan tanggapan yang spontan dan apa adanya. Sebaliknya, dalam jawaban dari subjek yang berbohong, ada perilaku berhenti-kemudian-jalan (“stop-and-start behavior).

  1. Erasure Behavior (Perilaku Penghapusan)

Dalam komunikasi paralinguistic, ada perilaku tertentu yang dampaknya seperti “gerakan alis dan senyum”, seperti tawa, batuk-batuk kecil, atau berdehem, setelah mengucapkan suatu bantahan.

Baca Juga:  Tari Seudati Aceh: Sejarah, Makna, dan Pakaian

Nonverbal Behavior

Makna ucapan dari saluran verbal dan paralinguistic, diperkuat dan dimodifikasi oleh bahasa tubuh oleh nonverbal behavior atau isyarat-isyarat nonverbal. Banyak penelitian social menunjukkan bahwa 70% pesan-pesan yang dikirimkan dalam komunikasi antarmanusia terjadi  pada tingkat nonverbal. Perilaku nonverbal yang menjadi pembahasan disini adalah:

  1. Postur;
  2. Gerak tangan;
  3. Gerak kaki;
  4. Mimik muka dan mata.

 

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU