Barru, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Hebat, Barru jadi Pilot Projects Pemberdayaan Perempuan Binaan Dinas PPPA dan KB Sulsel.
Terungkap Masa Lalu Kadis PPPA dan KB Sulsel di Workshop Barru Plt. Bupati Nasruddin AM, Apresiasi Perhatian Pemprov Sulsel pada Perempuan Barru. Barru, satu dari tiga kabupaten se-Sulsel lokus pilot projects pemberdayaan perempuan Pemprov
Pembukaan workshop bagi perempuan kelompok rentan provinsi dan lintas Kab/Kota Wilayah II oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Sulsel diselenggarakan di Hotel Youtefa Barru. Kegiatan tingkat provinsi ini di buka secara resmi oleh Plt. Bupati Barru Nasruddin Abdul Muttalib, pagi tadi, Selasa (29/9/2020) dan berlangsung sampai besok.
“Saya ini pelaksana tugas Bupati Barru, saya menjadi Bupati sampai 6 Desember setelah itu, saya kembali jadi Wakil Bupati lagi,” ucap Plt Bupati Barru dengan penuh kerendahan hati dalam menjelaskan kedudukan hukumnya yang hadir selaku kepala daerah ke para peserta yang kebanyakan kaum perempuan.
Nasruddin kemudian menarasikan pentingnya pemberdayaan perempuan dalam membantu ketahanan ekonomi keluarga. Tentu saja lebih baik dilaksanakan dengan tidak mengenyampingkan pelayanan rumah tangga maupun kodrat perempuan selaku ibu.
Workshop yang diselenggarakan sebagai pilot projects Pemprov di tiga kabupaten se-Sulsel yang terpilih ini, memang dikhususkan untuk membina perempuan.
“Saya berharap agar peserta workshop mengikuti secara seksama, sebab beberapa hal yang akan diworkshopkan adalah pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada disekitar kita, dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahiim, Workshop ini saya nyatakan di buka dengan resmi,” tutup Plt. Bupati Barru Nasruddin dihadapan Tim Dinas PPPA dan KB Pemprov Sulsel serta beberapa tim penggerak PKK Barru, anggota Dekranasda, ketua lembaga pemerhati perempuan dan anak serta beberapa perwakilan lembaga usaha.
Sebelumnya, Rais Rahman, Kabid Perlindungan Perempuan Pemprov Sulsel dalam laporannya menyampaikan bahwa Workshop ini di 2020 dilakukan pilot projects atau percontohan untuk tiga kabupaten yang akan terus didampingi oleh Pemerintah Provinsi Sulsel.
“Tujuannya, adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perempuan rentan serta tingkat kan potensi sumber daya lokal, selain itu diharapkan mampu meningkatkan kapasitas perempuan untuk bersinergi dengan stakeholder lainnya,” tambah Rais Rahman.
Sedangkan, sambutan Kepala Dinas PPPA dan KB Sulsel DR. dr. Hj Fitriah Zainuddin yang lebih detail memaparkan harapannya kepada peserta.
Namun, ada yang menarik dari pidato Kadis yang meskipun selalu menggunakan Masker, tapi wibawa dan keanggunannya tetap terpancar di ruang pertemuan hotel Youtefa.
“Saya mengapresiasi Pemerintah kabupaten Barru dan jajarannya selaku tuan rumah, karena telah sempatkan hadir, ini komitmen yang kuat sebab benar hadir di setiap kegiatan,” puji Kadis yang baru sebulan menjabat ini dan telah sekira dua kali melaksanakan kegiatan di Barru.
Ia mengagumi perhatian Bupati Barru, pasalnya, setiap kegiatan Pemprov Sulsel di Barru, selalu saja pimpinan Pemerintah Barru hadir membuka acara demi menghormati dan menghargai relasional pemerintahan.
DR. Fitriah kemudian dengan lugas memaparkan lima arahan presiden untuk prioritas perempuan dan anak. Mulai dari perempuan berdaya, peningkatan pemberdayaan perempuan, pengasuhan anak yang baik, penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, penurunan pekerja anak hingga ke pencegahan perkawinan anak di bawah umur.
Masalah yang terjadi di keluarga banyak disebabkan karena ketahanan ekonomi, selain faktor Kemiskinan, Perempuan juga kurang maksimal memberdayakan dirinya,” sebut Istri Ir. H Darwis Falah yang pernah menjabat Kadis Pertambangan Barru.
Beliau bahkan sempat bernostalgia sebab pengangkatan pertamanya sebagai CPNS justru di Kabupaten Barru.
“Saya tugas pertama di Puskesmas Lisu, sebagai kepala Puskesmas, disana saya belajar dan melihat bahwa potensi ibu-ibu bisa dikembangkan, Barru, luar biasa strategisnya, kita akan kembangkan, kita akan pantau, mudah-mudahan bisa jadi contoh,” tutupnya.
Acara dilanjutkan dengan penyerahan bahan percontohan berupa panci presto dan perangkat kuliner, semisal untuk membuat bandeng presto yang dapat dijual dipasaran.
(BORAHIMA)