Amoeba Pemakan Otak, Kenali Diagnosis dan Penyebarannya

Infeksi amoeba pemakan otak belakangan ini dianggap sebagai infeksi yang sangat berbahaya dan gejalanya mirip dengan gejala meningitis. Gejala yang muncul termasuk sakit kepala, demam, muntah, kesulitan bicara, kaku di bagian leher, dan biasanya memerlukan penanganan di rumah sakit.

Amoeba adalah organisme bersel satu yang berkembang biak dengan cara membelah diri. Mereka dapat ditemukan di berbagai tempat seperti perairan dengan suhu hangat. Dari berbagai jenis amoeba yang hidup di perairan, hanya satu jenis yang dapat menginfeksi manusia, yaitu amoeba pemakan otak atau Naegleria fowleri.

Amoeba pemakan otak tidak secara harfiah memakan otak manusia, tetapi dapat menyebabkan kerusakan dan pembengkakan pada otak yang serius dan berpotensi fatal. Infeksi ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat setelah timbulnya gejala.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai amoeba pemakan otak, gejala, dan penyebarannya, simak artikel selengkapnya di bawah ini.

Diagnosis Amoeba Pemakan Otak

Sebelum menegakkan diagnosis pada pasien, dokter akan melakukan wawancara terkait gejala yang dialami serta menanyakan riwayat kesehatan dan perjalanan sebelumnya. Pasien diminta untuk memberitahu dokter jika mereka baru saja berenang, baik di kolam renang maupun di sungai.

Baca Juga:  Kenali Gejala Penyakit Lupus, Cara Penanganan dan Pecegahannya

Karena gejalanya mirip dengan meningitis, dokter akan melakukan pemeriksaan cairan serebrospinal dengan mengambil sampel untuk diperiksa di bawah mikroskop guna mendeteksi keberadaan Naegleria fowleri.

Jika diperlukan, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan penunjang seperti CT Scan dan MRI untuk melihat gambaran jaringan otak secara lebih detail.

Penyebaran Amoeba Pemakan Otak

Naegleria fowleri tidak menular dari manusia ke manusia, melainkan menyebar melalui aktivitas yang melibatkan air. Contohnya, berenang di air tawar atau di kolam renang dengan kadar klorin yang rendah, atau membersihkan hidung dengan menggunakan air keran yang terkontaminasi Naegleria fowleri.

Air Tawar
Naegleria fowleri berkembang biak dengan baik di lingkungan air tawar yang hangat. Risiko terpapar Naegleria fowleri meningkat ketika seseorang berenang di air tawar yang terkontaminasi.

Baca Juga:  Empat Manfaat Jahe yang Penting untuk Diketahui

Amoeba ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui hidung dan kemudian bergerak menuju otak, menyebabkan infeksi otak berat yang dikenal sebagai primary amebic meningoencephalitis (PAM).

- Iklan -

Air Keran
Naegleria fowleri juga dapat hidup dan berkembang biak di dalam air keran. Oleh karena itu, risiko terinfeksi Naegleria fowleri meningkat pada orang yang membersihkan hidung dengan menggunakan air keran yang terkontaminasi. Namun perlu dicatat, Naegleria fowleri tidak menyebabkan infeksi jika air yang terkontaminasi tersebut diminum.

Kolam Renang dengan Klorin Rendah
Meskipun kemungkinannya kecil, risiko terinfeksi Naegleria fowleri dapat meningkat pada orang yang berenang di kolam renang dengan kadar klorin rendah atau bahkan tanpa klorin sama sekali.

Naegleria fowleri sensitif terhadap desinfektan seperti klorin. Oleh karena itu, risiko terinfeksi Naegleria fowleri sangat kecil jika berenang di kolam renang yang menjaga standar kebersihan yang baik dan menggunakan klorin dengan tepat.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU