Amoeba Pemakan Otak, Kenali Gejala yang Perlu Diwaspadai!

Infeksi amoeba pemakan otak belakangan ini dianggap sebagai infeksi yang sangat berbahaya dan gejalanya mirip dengan gejala meningitis. Gejala yang muncul termasuk sakit kepala, demam, muntah, kesulitan bicara, kaku di bagian leher, dan biasanya memerlukan penanganan di rumah sakit.

Amoeba adalah organisme bersel satu yang berkembang biak dengan cara membelah diri. Mereka dapat ditemukan di berbagai tempat seperti perairan dengan suhu hangat. Dari berbagai jenis amoeba yang hidup di perairan, hanya satu jenis yang dapat menginfeksi manusia, yaitu amoeba pemakan otak atau Naegleria fowleri.

Amoeba pemakan otak tidak secara harfiah memakan otak manusia, tetapi dapat menyebabkan kerusakan dan pembengkakan pada otak yang serius dan berpotensi fatal. Infeksi ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat setelah timbulnya gejala.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai gejala dan penyebarannya, simak artikel selengkapnya di bawah ini.

Apa itu Amoeba Pemakan Otak?

Naegleria fowleri, atau yang dikenal sebagai amoeba pemakan otak, adalah organisme bersel satu yang hidup secara bebas di tanah dan perairan seperti sungai air tawar, danau, dan sumber mata air panas. Seperti amoeba lainnya, Naegleria fowleri memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga hanya dapat terlihat melalui mikroskop.

Baca Juga:  Wajah Awet Muda Secara Alami, Terapkan 5 Tips Ini

Salah satu karakteristik utama Naegleria fowleri adalah kemampuannya untuk bertahan pada suhu tinggi (termofilik). Ini memungkinkannya untuk berkembang biak di dalam tubuh manusia dan di lingkungan air hangat, terutama pada suhu sekitar 46 derajat Celcius.

Amoeba pemakan otak dapat memasuki tubuh manusia dan menyebabkan infeksi otak, yang dikenal sebagai Primary Amebic Meningoencephalitis (PAM). Kondisi ini dapat sangat serius dan bahkan fatal, sering kali menyebabkan kematian pada penderitanya.

Penyebab Infeksi Amoeba Pemakan Otak

Infeksi amoeba pemakan otak disebabkan oleh amoeba Naegleria fowleri. Mikroorganisme ini dapat masuk ke tubuh manusia melalui saluran hidung, kemudian menyebar ke otak melalui saraf di area indra penciuman. Setelah menginfeksi jaringan otak, Naegleria fowleri dapat berkembang biak dan merusak lebih banyak jaringan otak, yang sering kali berujung fatal.

Seseorang memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi Naegleria fowleri jika sering berenang di perairan air tawar seperti sungai atau danau.

- Iklan -
Baca Juga:  Cara Mengatasi Serangan Jantung Sendirian

Gejala Infeksi Amoeba Pemakan Otak

Gejala infeksi Naegleria fowleri pada tahap awal hampir mirip dengan penyakit meningitis bakteri. Gejala-gejala ini biasanya muncul dalam rentang waktu 1-12 hari setelah seseorang pertama kali terpapar. Beberapa gejala awal yang dapat timbul meliputi demam, nyeri kepala, mual, dan muntah.

Seiring waktu, Naegleria fowleri dalam tubuh akan berkembang biak sehingga gejala yang muncul dapat menjadi lebih parah, termasuk:

– Leher kaku.
– Rasa kantuk yang berlangsung terus-menerus.
– Nyeri kepala hebat yang datang secara tiba-tiba.
– Penurunan fungsi indra pengecap dan penciuman.
– Sensitivitas terhadap cahaya.
– Kesulitan berkonsentrasi.
– Kehilangan keseimbangan.
– Gangguan kesadaran hingga koma.
– Kejang.
– Halusinasi.

Gejala-gejala di atas menandakan bahwa infeksi akibat Naegleria fowleri telah berkembang dengan cepat dan dapat berpotensi fatal, dengan kematian sering terjadi dalam rentang waktu 1-18 hari setelah munculnya gejala. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU