Ada beberapa alasan mengapa Rusia selalu ingin menggenggam Ukraina dan tidak mungkin Barat bertindak jauh, mengingat dampaknya.
Oleh : Adi Ketu
1. Alasan sejarah
Ukraina adalah pendiri negara Rusia. Dulu 12 abad yang lalu, negara Rusia bernama Kievan Rus. Didirikan oleh Kiev.
Rurik, pendiri dinasty Rus Kiev, adalah bapak baptis negara Rusia. Penerusnya mengikuti Rurik, memeluk agama Kristen Ortodoks, dibawah pengaruh Bizantium. Sebagian karena sebagian besar Slavia Ortodoks telah menghuni wilayah mereka.
Akibatnya, Slavisme dan Kristen ortofoks telah menjadi dua elemen dominan dari identitas Rusia. Ketika kemudian ibukota Rusia pindah pertama ke Saint Petersburg dan kemudian ke Moskow, tetapi kehadiran emosional Kiev di hati Rusia, tidak banyak berubah. Terlalu banyak peni nggalan sejarah di Ukraina bagi Rusia.
2. Alasan populasi
Ukraina adalah sayap barat daya Rusia. Dimana sepertiga orang Rusia berbahasa Rusia tinggal di Ukraina Timur dan perbatasan Ukraiba – Rusia merasa tetap sebagai orang Rusia, bukan Ukraina.Itulah mengapa Rusia merasa Ukraina tetap menjadi bagian dari Rusia.
Maka tak heran ketika tahun 2013, terjadi ketegangan yang membara antara Kiev dan penduduknya yang berasal dari Rusia, meledak di Ukraina Timur. Moskow mendukung separatis Rusia yang mendirikan negara otonom mereka sendiri, Repoblik Rakyat Donestk pada 2014 di Ukraina Timur.
3. Alasan Geopolitik
Rusia telah kehilangan negara Baltik ke Eropa setelah kejatuhan Soviet. Pengaruhnya juga menurun secara signifikan di seluruh Balkan, dimana Moskow pernah menjadi kekuatan utama.
Akibatnya, Moskow merasa tidak bisa menyerahkan Ukraina ke Barat. Sayap keamanan Rusia akan makin melemah dan keamanannya jelas akan makin terganggu ketika Ukraina jatuh ke UE (Uni Eropa) atau negara Barat.
4. Alasan Ekonomi
– Migas
Dalam memabaca slasan ekonomi, sebenarnya tidak bisa melihat bahws, dengan adanya alternatif pipa minyak, maka urusannya beres. Karena pipa minyak yang sudah ada, terus beroperasi. Dan ini akan terputus bila terjadi perang.
Perang Rusia – Ukraina bahkan yang terbatas dan kecil sekalipun, akan memicu kenaikan harga minyak dan gas secara besar besaran di negara pengguna.
Rusia memasok 30 persen minyak ke Eropa dan 35 persen gas alamnya, melalui Ukraina. Akan terputus bila terjadi konflik.
Bukan tidak mungkin peran Rusia – Ukraina , akan mendorong harga minyak naik dari level yang sudah meningkat seharga $US90 perbarel menjadi $US125 perbarel. Dan harga gas kemungkinan naik lebih tinggi.
Walau Eropa sudah mendisversifikasi pasokan energi LNGnya dari Qatar, tetapi tetap.masih kurang.
Bila pun Eropa dan AS mengisolasi Rusia dan kemudian melitik Arab Saudi buat buka cadangan minyaknya untuk menutupi kekurangan pasokan Rusia, maka kemungkinan Eropa akan berdaing dengan China.
Kemungkinan China akan.borong minyak Saudi lebih banyak. Karena potensi keuntungan dan kelangkaan minyak. Ini artinya China secara tidak langsung membantu Rusia.
Makanan
Hal lain yang bisa dilihat. Rusia produsen gandum terbesar di dunia. Sementara Ukraina, terbesar kelima dunia. Bila terjadi perang, maka kemungkinan terjadi kelangkaan gandum dunia.
Logam
Ingat lho, 49 % nickel dan 42 % palladium dunia, dipasok Rusia. Juga 26 % aluminium dan 13 % platinum. Gangguan atas rantai pasokan ini, akan berpengaruh pada industry yang terkait dengan bahan baku ini.
Jadi banyak yang berkepentingan dan menaruh perhatian, agar terjadi perdamaian Rudia dan Ukraina. Barat tidak mungkin menekan Rusia terlalu jauh, karena justru akan berbalik.menghajar sektor industry dan logistik pangan meteka sendiri.
Sementara, penguasaan Ukraina tetap penting dalam kacamata Rusia. Dari sisi ekonomi, adalah bemper ekonomi, mencegah upaya berat mendominasi ataupun mengidoladi Rusia
Disini Peran Ukraina yang Utama
Ketika Barat berusaha masuk dan bela Ukraina, malah beresiko kekurangan pasokan logistik pangan dan gas. Rusia akan bilang , salahmu dendiri.
Pengaruhnya Terhadap Indonesia
Sebagai negara pengimpor minyak
Sebagai negara pengimpor minyak dan gandum, juga barang barang elektronik yang terkait dengan logam, dimana.tingkat konsumsi bahan dasar dan elektronika ini, sangat besar. Impor BBM Indonesia melalui Singapura saja pada tahun 2020, sebesar 111,8 juta barrel dengan trend kenaikan di atas 10% pertahun.
Perubahan pola makan masyarakat Indonesia ke Roti dan mie instant, terus memicu ketergantungan impor gandum.
Itu karena tanaman gandum tidak bisa ditanam di Indonesia, sementara trend konsumsi terhadap tanaman ini, terus naik. Maka otomatis terus memicu kebutuhsn gandum di Indonesia.
Ukraina sendiri menjadi negara pengekspor gandum ke Indonesia dengan jumlah mendekati sepetempat dari total kebutuhan gandum. Disamping Australia sebagai pengekspor utama.
Sekitar 2,4 juta ton gandim Ukraina di ekspor ke Indonesia, dari total rata rata kebutuhan gandum Indonesia, 10 juta ton.
Sementara kebutuhan gandum Indobesia di tahun 2020, meningkat 10,2 juta ton.
Maka tidak dapat dipungkiri, dengan ketegangan Rusia – Ukraina ini akan memicu kenaikan harga migas gandum, barang barang elektronik dengan semua dampak ikutan multiglier ekonominya termaduk Indobesia.
Itulah mengapa kita lebih baik tidak terpancing, ributkan hal remeh ini, sehingga fokus utama terabaikan.
Ketahanan ekonimi kita terus terancam terdegradadsi hingga ditumbangkannya sebagai dampak ketegangan internasional maupun infiltrasi kekuatan ekonomi di dalam negeri. (Ana)