Anggap Buku Itu Kekasih yang Tidak Bisa Hidup Tanpanya

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id-Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Kota Makassar menggelar Lapak dan Ngampus Literasi di Pantai Losari, Minggu (22/9/2019).

Kegiatan yang bertemakan “Menumbuhkan Semangat Literasi untuk Pelajar” ini dihadiri IPM se-kota Makassar dan masyarakat sekitar.

Dalam ngampus literasi itu, mereka menghadirkan dua pemateri, yaitu Tetta Sally, penulis buku Perempuan Dilarang Bahagia dan Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Makassar, dan Aditya Permana, Penggiat litsrasi dan Ketua FLP Cabang Maros.

- Iklan -

Ketua bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan, Lia Asmira mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu program kerja bidang PIP itu sendiri dan kegiatan literasi ini adalah kegiatan pertama yang dilakukan bidang PIP.

Baca Juga:  Catatan Ilham Bintang: Mengenang Marissa Haque yang Pergi Mendadak

“Semoga semangat literasi di kalangan pelajar maupun di masyarakat umum itu semakin membumi,” harapnya.

Dalam pemaparan, Tetta Sally mengatakan bahwa sekarang banyak film Indonesia yang telah mencederai literasi, seperti sinetron.

- Iklan -

“Banyak film atau sinetron juga tidak sesuai dengan fakta, realitan atau kondisi yang terjadi contohnya seperti operan seorang kutu buku pasti orangnya suka culun atau suka dibuli. Maka akan diartikan tukang baca buku itu culuan padahal tidak seperti itu,” ujarnya.

Baca Juga:  Hukum Wanita Jadi Presiden, Gubernur dan Bupati/Wali Kota

Dirinya juga menambahkan, jika ada sebuah buku yang disuka maka bawalah buku itu kemanapun kita pergi dan anggap buku itu adalah kekasih yang tidak bisa hidup tanpanya.

Dikesempatan yang sama, Aditya Permana mengungkapkan bahwa
Penulis adalah orang yang paham dan mengerti kehidupan dirinya dan orang lain dengan bahasanya yang anggun.

- Iklan -

“Ada banyak cara untuk mendapat inspirasi dalam memulai kepenulisan, misalnya seperti tontonan, tontonan itu bisa menjadi inspirasi kita,” ujarnya.

Dirinya juga menambahkan, seorang penulis harus perbanyak keluar, jangan menjadi seorang 4 K (kampus, kantin, kost, dan kuota). (*)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU