Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbudristek Jumeri mengungkap bahwa pandemi Covid-19 membuat angka putus sekolah anak di Indonesia meningkat 10 kali lipat.
“Tingkat putus sekolah itu sekitar 1,12 persen. Nah biasanya kita 0,1-0,2 persen putus sekolah itu. Ini naik 10 kali lipat untuk putus sekolah SD dibandingkan tahun 2019. Kemudian ada dampak-dampak lain yang sangat masif,” ujar Jumeri dalam sebuah webinar, Selasa (21/9/2021).
Jumeri mengaku, pihaknya melakukan sejumlah hal guna menanggulangi hal itu, termasuk dengan melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah.
“Dalam SKB (Empat Menteri) disebutkan bahwa apabila satuan pendidikan gurunya sudah divaksin, maka wajib membuka opsi tatap muka dan daerah wajib mengizinkan untuk pembukaan tatap muka, apalagi sudah masuk level 1-3,” katanya.
Saat ini baru 42 persen sekolah yang menggelar PTM terbatas di seluruh Tanah Air. Sisanya, yakni 58 persen, masih melaksanakan pendidikan jarak jauh (PJJ).
“PTM kita masih terbatas, yang masih PJJ 58 persen, yang PTM baru 42 persen, yang tertinggi PTM di Aceh kemudian Maluku Utara dan Sumatera Barat dan terendah DKI Jakarta,” paparnya.