Apa Itu Husband Stitch? Jahitan Suami yang Ramai Dibahas

Husband stitch sedang menjadi perhatian dan ramai dibicarakan di media sosial Twitter. Secara harfiah, istilah ini diartikan sebagai “jahitan suami”, yang mengacu pada jahitan tambahan yang diberikan pada wanita setelah persalinan pervaginam. Menurut Medical News Today, jahitan ini diberikan setelah persalinan yang menyebabkan perineum robek.

Perlu diketahui, jahitan suami alias husband stitch merupakan jahitan yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Apalagi, praktik ini tidak pernah disetujui secara medis dan wanita yang menerimanya pun seringkali tidak mengetahui bahwa dokter atau tim medis menambahkan jahitan. Seperti namanya, jahitan ini diberikan untuk kepentingan suami semata.

Mengenal Husband Stitch

Praktik pemberian Husband stitch diketahui ada sejak pertengahan tahun 1950-an. Tanpa seizin dan sepengetahuan wanita yang baru melahirkan, dokter kandungan menambahkan jahitan saat memperbaiki robekan persalinan pervaginam atau episiotomi. Jahitan tambahan yang diberikan bertujuan untuk mengencangkan pintu masuk vagina.

Penambahan jahitan diklaim bertujuan untuk menjaga ukuran dan bentuk vagina. Selain itu, keberadaan jahitan juga disebut bisa meningkatkan frekuensi orgasme, serta meningkatkan kenikmatan bagi pria saat hubungan intim. Namun lebih dari segalanya, jahitan tersebut sebenarnya tidak dibutuhkan. Belum lagi ada risiko terjadinya rasa nyeri tambahan pada bekas sayatan atau bekas persalinan.

Baca Juga:  Jangan Biarkan Gula Darah Tinggi Mengendap di Dalam Tubuh

Persalinan normal dapat menyebabkan robekan pada vagina, dan robekan ini terkadang meluas ke rektum. Pada beberapa kondisi, jahitan mungkin dibutuhkan untuk mengatasinya, tetapi tidak meluas ke lubang vagina. Perlu diketahui, otot pada vagina yang mengembang selama proses melahirkan pada akhirnya akan kembali secara alami ke kondisi sebelum persalinan terjadi.

Husband stitch bukanlah prosedur medis resmi, sejauh ini juga belum ada penelitian atau dokumen medis terkait tindakan ini. Belum ditemukan data yang memverifikasi seberapa sering prosedur ini dilakukan. Kebanyakan, informasi terkait jahitan suami beredar di forum media sosial atau dari pengakuan wanita yang menduga pernah menerima jahitan ini.

Terkait Jahitan setelah Proses Melahirkan

Pada dasarnya, persalinan normal atau episiotomi membutuhkan jahitan. Namun, menurut WHO, persetujuan wanita sangat penting sebelum penyedia layanan kesehatan melakukan episiotomi. Dan harus memberikan anestesi lokal yang efektif. Kendati begitu, wanita mungkin tidak mengetahui seberapa luas perbaikan perineum yang diterima.

Baca Juga:  7 Manfaat Squat Jump, Kecilkan Paha dan Bokong

Jahitan yang diterima setelah persalinan biasanya akan sembuh setelah beberapa saat tanpa menimbulkan masalah. Namun, ada beberapa dampak atau komplikasi dari jahitan yang bisa muncul, seperti rasa sakit lebih pada bekas sayatan, meningkatnya pendarahan, kebocoran urine atau feses, muncul tanda dan risiko infeksi, pembengkakan di bekas sayatan, rasa sakit saat hubungan intim, terbentuknya jaringan parut, prolaps dari rahim, serta traum emosional.

Seperti dikatakan sebelumnya, jahitan suami bukanlah sebuah prosedur medis resmi. Jika seorang wanita mencurigai atau merasa menerima jahitan ini tanpa persetujuan, coba diskusikan terlebih dahulu dengan dokter atau tenaga medis. Bisa juga bicarakan dengan orang yang dipercaya. Tenaga profesional yang menangani dinyatakan bersalah jika terbukti memberikan jahitan tanpa persetujuan.

- Iklan -

Referensi:

  • Halodoc
  • Healthline. Diakses pada 2022. The Husband Stitch Isn’t Just a Horrifying Childbirth Myth.
  • Medical News Today. Diakses pada 2022. Husband stitch: Myths and facts.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU