FAJARPENDIDIKAN.co.id – Nasrullah, penulis buku Magnet Rezeki, dan mengajarkan Al-Qur’an untuk kehidupan, menjelaskan lebih rinci metode penyembuhan covid 19 dengan Qur’anic Immunity.
Bruce H.Lipton, seorang biologist terkenal dari Amerika, lantang di channel Youtubenya, menyampaikan, covid19 bisa ditangani dengan mudah.
Professor yang menjadi rujukan dalam menjembatani antara science dan spritual itu, awalnya mengatakan, gen menentukan penyakit . Namun dia resign dari professornya, karena merasa bersalah dengan pengajarannya itu.
Kini, di usianya yang sudah 75 tahun, kerap memberi pelajaran tentang epigenetics. Sebuah teori yang meyakini, ekspresi gen dipengaruhi oleh lingkungan, termasuk fikiran, perasaan, motivasi dan belief. Tentang covid19, berikut pernyataan Prof. BruceH.Lipton. “Benar, covid19 adalah penyakit berbahaya. Karena dia sejenis flu berat yang mematikan”. Kenapa banyak yang mati? Menurut Bruce, karena covid19 adalah flu baru. Sel kita belum memiliki memori untuk mengelyarkan anti anti bodynya. Tetapi, percayalah, yang terkena dampak paling mematikan, adalah mereka yang tidak punya imunitas. Dengan sikap yang takut dengan ancaman, akal akan mengeluarkan hormon stress, dan mematikan imunitas tubuh (shutdown the immune system), yang pada akhirnya tidak bisa melawan covid19. Pernyataan di atas, sangat penting dalam menghadapi covid19. Selain karena cara kerja imunitas tubuh, pernyataan itu juga diungkapkan oleh biologist terkenal, semoga bisa didengarkan seluruh tenaga kesehatan di seluruh dunia.
Hal itu juga diperkuat dengan keterangan Prof. Muhayya, professor terkenal dari Malaysia. “Pada wawancara saya dengan beliau, dia mengatakan, saya pribadi sebagai dokter, perubahan memerlukan banyak perlindungan, dan tidak ada yang lebih baik dari Al-Qur’an. Dengan getaran Al-Qur’an yang sampai ke sel, maka sel itu yang akan melawan virus yang sangat kuat. Itulah yang saya praktekkan pada puluhan PDP, dengan positif thinking ditambah dosis Al-Qur’an, makin kuat beliefnya, terbentuklah imunitas di evel sel. Qur’anic Immunity terjadi”, papar Nasrullah.
Dia mencontohkan seorang pasien PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Sebutlah bu Dian. Berawal dari kontak dengan mitra kerjanya dari luar negeri. Berdua suami isteri, akhirnya harus mengalami covid19.
Saat dipetiksa dan dinyatakan positif, keduanya harus menjalani perawatan di tenda darurat tentara di sebuah rumah sakit di Tangerang. Namun karena tenda yang dipasang itu, tidak memiliki jendela, bu Dian malah kambuh asmanya setelah dua hari dirawat intensif. Saat mengadu dengan petugas yang menjaganya, malah disuruh pulang. Menyang status PDP, bu Dian dengan suaminya kebingungan. Dari jam 11 malam spi jam 04 pagi, hanya berada di mobil. Tidak berani bertemu dengan siapapun. Takut malah menularkan penyakitnya.
Sampai akhirnya, berbekal info dari temannya, kedua padutri ini dalam keadaan lemas menyetir mobil ke RS Sulianti Saroso. “Singkat cerita, dia menghubungi saya, dan saya bimbing melakukan Qur’anic Immunity. Setelah 14 hari dirawat, keduanya selamat, dan menceriterakan kisah ajaibnya di fb”, cerita Nasrullah. (P/ana)