Mendikbudristek Nadiem Makarim mengumumkan penghapusan Ujian Nasional atau UN. Nadiem mengatakan, penghapusan UN bertujuan untuk menghapuskan diskriminasi fasilitas seperti kemampuan orang tua mengikutkan anaknya pada bimbingan belajar (bimbel).
“Udah nggak ada Ujian Nasional semuanya senang. Udah nggak ada Ujian Nasional itu luar biasa diskriminatifnya karena yang mampu bimbel kalau dengan Ujian Nasional yang hubungannya dengan subjek, itu ya yang anak-anak atau keluarga yang mampu ya bisa bimbel, ya kan. Dan yang nggak mampu, ya nggak bisa. Berarti mereka dapat angka rendah gitu. Jadi kita udah ubah,” kata Nadiem dalam Konferensi Pendidikan Akademi Edukreator 2021 – Titik Balik Pendidikan Indonesia Rabu (14/07/2021).
Dampaknya, Ujian Nasional akan digantikan dengan Asesmen Nasional yang direncanakan akan diterapkan mulai September 2021 mendatang. Apa perbedaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional?
Asesmen Nasional artinya program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.
Berbeda dengan Ujian Nasional, peserta Asesmen Nasional adalah perwakilan murid setiap sekolah, seluruh guru, dan kepala sekolah.
Asesmen Nasional dirancang agar dapat menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, sehingga bisa meningkatkan hasil belajar murid.
Harapan adanya Asesmen Nasional yakni memantau kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan, seperti kesenjangan antarkelompok sosial ekonomi dalam satuan pendidikan, kesenjangan antara satuan Pendidikan negeri dan swasta di suatu wilayah, kesenjangan antardaerah, dan kesenjangan antarkelompok berdasarkan atribut tertentu, seperti dikutip dari buku Asesmen Nasional: Lembar Tanya Jawab.
Berikut 11 Perbedaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional
1. Asesmen Nasional tidak menentukan kelulusan murid
Asesmen Nasional dengan UN berbeda karena Asesmen Nasional tidak menentukan kelulusan. Asesmen Nasional difokuskan menjadi dasar perbaikan pembelajaran di sekolah. Karena itu, muncul berbagai perbedaan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional dalam pelaksanaannya.
2. Peserta Didik Semua Jenjang
Perbedaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional pertama yaitu Asesmen Nasional diikuti oleh jenjang SD/MI/Paket A, SMP/MTS/Paket B, SMA/MA/Paket C, dan SMK sederajat.
Sementara itu, Ujian Nasional diikuti jenjang SMP/MTs/Paket B, SMA/MA/Paket C dan SMK sederajat.
3. Siapa yang mengikuti Asesmen Nasional
Peserta Asesmen Nasional yaitu perwakilan kelas V, VIII, dan XI maksimal 45 murid, seluruh guru, dan kepala sekolah. Sementara itu, Ujian Nasional diikuti siswa kelas akhir pada satuan pendidikan.
Pada Asesmen Nasional, guru, dan kepala sekolah tidak mengerjakan Asesmen Kompetensi Umum (AKM), salah satu instrumen Asesmen Nasional. Guru dan Kepala Sekolah mengerjakan instrumen Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar.
Asesmen Nasional AKM mengukur dua macam literasi, yaitu literasi membaca dan literasi matematika atau numerasi. Kedua literasi ini merupakan kemampuan atau kompetensi mendasar yang diperlukan semua murid sehingga semua murid Indonesia bisa punya kompetensi membaca dan kemampuan berpikir logis-sistematis.
4. Bagaimana penentuan peserta didik yang mengikuti Asesmen Nasional
Peserta Asesmen Nasional dipilih secara acak oleh Kemendikbudristek. Maksimal peserta adalah 45 murid per satuan pendidikan.
5. Tingkat Asesmen
Perbedaan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional selanjutnya yaitu tingkat asesmen highstake pada Ujian Nasional dan tingkat asesmen lowstake pada Asesmen Nasional. Ujian Nasional menjadi penentu kelulusan murid, sementara Asesmen Nasional tidak menentukan kelulusan murid.
6. Bentuk soal Asesmen Nasional
Soal Ujian Nasional berbentuk pilihan ganda dan isian singkat. Terdapat perbedaan soal pada peminatan siswa.
Sementara itu, soal Asesmen Nasional terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (memilih lebih dari satu jawaban benar), menjodohkan pertanyaan dengan jawaban, isian singkat, dan uraian.
Asesmen Nasional AKM tidak memiliki perbedaan soal bagi siswa peminatan IPA, IPS, Bahasa, maupun Agama.
Murid kelas V akan mengerjakan 30 soal untuk masing-masing literasi membaca dan numerasi. Murid kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 soal.
7. Pelaksanaan Asesmen Nasional
Asesmen Nasional diselenggarakan selama 2 hari. Sementara itu, Ujian Nasional dilaksanakan selama 4 hari.
8. Moda Pelaksanaan
Ujian Nasional dilaksanakan secara semi daring, sementara Asesmen Nasional dilaksanakan secara daring dan semi daring.
9. Metode Penilaian
Meskipun sama-sama berbasis komputer, ada perbedaan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Ujian Nasional menggunakan metode Computer Based Test (CBT). Asesmen Nasional menggunakan Computerized MultiStage Adaptive Testing (MSAT)
10. Spesifikasi Minimal Infrastruktur Sekolah
Asesmen Nasional menggunakan server lokal, komputer client, dan bandwith 1 Mbps untuk moda pelaksanaan semi daring. Jika dilaksanakan dengan moda daring, maka infrastruktur sekolah minimal yakni komputer client dan bandwith 12 Mbps untuk 15 client.
Sementara itu, Ujian Nasional menggunakan server lokal, komputer client, dan bandwith 1 Mbps secara semi daring saja.
11. Asesmen Nasional punya tiga instrumen utama
Ujian Nasional dikuti oleh murid, sementara Asesmen Nasional diikuti oleh murid, guru, dan kepala sekolah. Untuk itu, ada instrumen Asesmen Nasional yang diikuti oleh guru dan kepala sekolah seperti Survei Lingkungan Belajar.
Tiga instrumen utama Asesmen Nasional yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. Asesmen Kompetensi Minimum adalah instrumen Asesmen Nasional yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika atau numerasi murid. Materi yang diukur pada asesmen kognitif ini bersifat esensial serta berkelanjutan lintas kelas dan lintas jenjang pendidikan.
Survei Karakter adalah instrumen Asesmen Nasional yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid. Survei ini memastikan apakah proses belajar-mengajar di sekolah mengembangkan potensi murid secara utuh, baik kognitif, dan non kognitif.
Survei Lingkungan Belajar adalah instrumen Asesmen Nasional yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan. Survei Lingkungan Belajar menggali informasi mengenai kualitas proses pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.