Apa Yang Dimaksud Zat Adiktif dan Psikotropika??

Zat adiktif dan Psikotropika adalah dua zat yang sering kita dengar yang dapat menimbulkan ketergantungan bagi pengonsumsinya. Ke dua zat ini akan menimbulkan ketergantungan tergantungdari kadar masing-masing.

Zat Adiktif

Zat adiktif adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan kecanduan atau ketergantungan pada penggunanya. Ketergantungan ini bisa bersifat fisik atau psikologis, di mana seseorang merasa membutuhkan zat tersebut untuk merasa normal atau menghindari efek samping yang tidak menyenangkan.

Zat adiktif dapat memiliki efek stimulan, depresan, atau halusinogen tergantung pada jenis zatnya. Beberapa contoh zat adiktif meliputi:

  1. Nikotin: Zat aktif dalam rokok yang menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis. Nikotin merangsang sistem saraf pusat dan meningkatkan kadar dopamin, yang memberikan sensasi menyenangkan bagi pengguna.
  2. Alkohol: Zat depresan yang memperlambat fungsi otak dan tubuh. Ketergantungan pada alkohol dapat menyebabkan gangguan kesehatan fisik dan mental serta kerusakan organ seperti hati.
  3. Kafein: Stimulan yang ditemukan dalam kopi, teh, dan beberapa minuman berenergi. Meskipun kafein umumnya dianggap lebih ringan, penggunaan berlebihan dapat menyebabkan ketergantungan dan gejala putus kafein seperti sakit kepala dan kelelahan.
  4. Narkotika: Zat seperti heroin, morfin, dan opium yang menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologis yang kuat, sering kali digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit atau untuk efek euforia yang dihasilkan.
Baca Juga:  Simak!! Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi Keunikan dan Filosofi Rumah Gapura Candi Bentar

Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat yang mempengaruhi fungsi mental, seperti persepsi, suasana hati, kesadaran, atau perilaku. Psikotropika dapat mempengaruhi otak dengan cara yang berbeda, tergantung pada jenis zatnya.

Zat psikotropika dapat dibagi menjadi beberapa kategori, seperti depresan, stimulan, dan halusinogen. Contoh zat psikotropika meliputi:

  1. Depresan: Zat yang memperlambat aktivitas otak dan sistem saraf pusat. Contoh:
    • Benzodiazepin (misalnya, diazepam): Digunakan sebagai obat penenang atau anti-kecemasan, tetapi dapat menyebabkan ketergantungan dan efek samping seperti kantuk dan kebingungan.
    • Barbiturat: Digunakan sebagai obat penenang atau anestesi, tetapi penggunaannya telah berkurang karena risiko kecanduan dan overdosis.
  2. Stimulan: Zat yang meningkatkan aktivitas otak dan sistem saraf pusat, sering kali meningkatkan kewaspadaan dan energi. Contoh:
    • Amfetamin: Digunakan untuk mengobati kondisi seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), tetapi juga sering disalahgunakan untuk efek stimulan yang kuat.
    • Metamfetamin: Obat stimulan yang sangat adiktif, yang dapat menyebabkan kerusakan otak jangka panjang dan gangguan mental.
  3. Halusinogen: Zat yang menyebabkan distorsi dalam persepsi dan realitas. Contoh:
    • LSD (Lysergic acid diethylamide): Halusinogen kuat yang dapat menyebabkan perubahan persepsi yang ekstrem dan disorientasi.
    • Psilocybin: Ditemukan dalam beberapa jenis jamur, yang menyebabkan halusinasi dan perubahan persepsi waktu dan realitas.
  4. Antidepresan dan Obat Psikosis: Obat yang digunakan dalam pengobatan gangguan mental seperti depresi, skizofrenia, dan bipolar. Meskipun digunakan dalam konteks medis, beberapa obat ini juga termasuk dalam kategori psikotropika.
    • Fluoxetine (Prozac): SSRI yang digunakan untuk mengobati depresi dan kecemasan.
    • Haloperidol: Antipsikotik yang digunakan untuk mengobati skizofrenia.
Baca Juga:  Rumah Walewangko : Sejarah, Ciri-ciri, Keunikan, Fungsi dan Filosofinya

Efek Zat Adiktif dan Psikotropika

  • Ketergantungan: Penggunaan berulang zat adiktif dan psikotropika dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis, di mana tubuh dan pikiran seseorang menjadi sangat bergantung pada zat tersebut.
  • Gangguan Kesehatan Mental: Penggunaan yang tidak tepat dari zat psikotropika dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, paranoia, dan psikosis.
  • Overdosis: Penggunaan dosis yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan akut, koma, atau kematian.
  • Kerusakan Sosial dan Ekonomi: Kecanduan dapat menyebabkan kerusakan dalam hubungan sosial, pekerjaan, dan keuangan, serta meningkatkan risiko perilaku kriminal.

Zat adiktif dan psikotropika memainkan peran penting dalam pengobatan, tetapi juga memiliki potensi untuk disalahgunakan. Penggunaan zat-zat ini harus diawasi ketat oleh tenaga medis untuk memastikan manfaatnya melebihi risiko yang terkait dengan ketergantungan dan efek samping.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU