Sulawesi Selatan, khususnya kota Makassar tak pernah kehabisan talenta pesepakbola berbakat. Salah satunya, kapten Timnas Indonesia Piala AFF 2020, Asnawi Mangkualam.
Pemilik nama lengkap Asnawi Mangkualam Bahar adalah pemuda asal Kota Makassar. Ia mampu menggemparkan publik sepak bola tanah air dengan gaya bermain semangat menolak menyerah.
Memegang ban Kapten skuad Garuda di usianya yang masih belia, tentu sebuah capaian luar biasa bagi pemain yang akrab disapa Nawi ini. Bahkan, dia menjadi aktor di balik gol Witan Sulaiman pada semifinal AFF 2020 saat menghadapi Singapura di leg pertama.
Asnawi Mangkualam Bahar lahir di Makassar, 4 Oktober 1999 dari pasangan Bahar Muharram dan Fatmawati Razak. Kecintaan Asnawi terhadap dunia sepak bola sudah dimulai dari saat ia kecil melihat sang ayah merumput bersama PSM Makassar. Ditambah lagi pamannya, yakni Anshar Razak juga dulunya memperkuat Panji Juku Eja.
Ya, buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya. Begitu pun yang terjadi pada dalam diri Asnawi. Bakat sepakbolanya mengalir dari sang ayah yang dulunya dikenal sebagai bek kanan tangguh di era ligina.
Sejak kecil, Asnawi sudah dididik keras oleh sang ayah di salah satu sekolah sepakbola bernama Hasanuddin, yang ada di kota Makasar. Alhasil, berkat tempaan hebat dari sang ayah, Asnawi berhasil masuk ke babak final Piala Danone pada 2010.
Pasca mengikuti kejuaraan itu, Asnawi kemudian mencoba ikut seleksi Timnas U-14, meski yang menjadi tim seleksi saat itu, ayahnya sendiri. Bahar Muharram tak begitu menyukai gaya bermain Asnawi.
Kemudian Asnawi bergabung bersama PSM Junior di tahun 2014, sehingga mengantarkan dirinya menuju ke PON Sulsel 2016. Lagi-lagi ia berhasil membawa timnya melenggang ke babak final yang harus puas meraih posisi kedua setelah gagal dalam adu penalti dari skuad PON Jawa Barat.
Tak ingin terlarut dalam kegagalan, Asnawi justru kembali berlatih lebih keras dan akhirnya mendapatkan kontrak profesional pertamanya bersama Persiba Balikpapan ditahun yang sama. Kegemilangan dirinya bermain sebagai gelandang jangkar, membuat PSM Makassar memulangkannya pada 2017.
Perjuangannya di skuad Juku Eja pun sangat berat, walaupun ayahnya menjabat sebagai asisten pelatih di sana. Ia harus bersaing dengan nama-nama besar, seperti Rasyid Bakri hingga legenda hidup PSM Makassar, Syamsul Chaeruddin.
Siapa sangka, dia mampu menjadi pilihan utama pelatih Robert Rene Alberts. Selama tiga tahun membela klub tanah kelahirannya, Asnawi berhasil tampil sebanyak 44 kali dan mencetak dua gol. Tak sampai di situ, Asnawi pun turut membantu PSM Makassar meraih gelar Piala Indonesia 2019 setelah menang pada partai final melawan Persija Jakarta, sekaligus membawa dirinya menjadi pemain muda terbaik di ajang itu.
Tampil gemilang di level klub, Asnawi pun kerap menjadi langganan Timnas Indonesia. Tercatat, Asnawi sudah dipanggil untuk membela Timnas, mulai dari kategori U-19 sampai U-23.
Sumbangsih Asnawi pun tak main-main, bersama Egy Maulana Vikri berhasil membawa tim juara 3 di turnamen AFF U-19 yang dilaksanakan di Kamboja. Pada pergelaran SEA Games 2019 turut menyumbangkan medali perak pada cabang olahraga sepakbola. Tak sampai di situ, di tahun yang sama, lagi-lagi Asnawi tampil gacor dengan mempersembahkan juara AFF U-22.
Meski Timnas Indonesia berganti kursi kepelatihan, pesepakbola asal kota daeng ini tetap menjadi pilihan utama, bahkan dirinya sering disebut-sebut sebagai anak emas Shin Thae-yong. Pelatih asal Korea Selatan itu pula yang menjadi jembatan karirnya menuju Korea Selatan.
Ia pun resmi bergabung bersama Ansan Greeners pada 2021. Di sana, Asnawi juga mampu bersaing. Tercatat, dia telah tampil sebanyak 14 kali dan memberikan 1 assist.
Meski baru berusia 22 tahun, perannya di sisi kanan bek Timnas Senior cukup vital. Bahkan dirinya dipercaya memegang ban kapten oleh pelatih.
Pemain Termahal
Harga pasar mayoritas pemain Timnas Indonesia mengalami pelonjakan pada awal Januari 2022. Meski Timnas Indonesia gagal menjuarai Piala AFF 2020 setelah kalah agregat 2-6 dari Thailand, namun para pemain memberikan penampilan gemilang sepanjang turnamen. Wajar bila adanya kenaikan harga pasar yang dikonfirmasi situs Transfermarkt.
Sebanyak 20 pemain dari total 30 skuad Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 mengalami peningkatan harga pasar. Asnawi Mangkualam saat ini menjadi pemain dengan nilai pasar paling mahal di skuad Garuda, yakni 375 ribu euro atau naik 25 ribu euro dari sebelumnya.
Memiliki karir gemilang di usia muda, mampu membuat Asnawi berada di posisi pemain muda yang memiliki harta tak sedikit. Meski demikian, Asnawi adalah sosok yang begitu sederhana tak pernah sekali pun memikirkan persoalan gaji. Bahkan ia rela memilih klub yang menggaji lebih rendah dan menunjang karirnya ke depan.
Dikabarkan dia memperoleh gaji lebih dari Rp1,5 miliar saat masih berseragam PSM Makassar. Sedangkan saat di Ansan Greeners, Asnawi hanya memperoleh gaji Rp800 juta per musim. Tak banyak pemain seperti Asnawi yang rela memperoleh gaji lebih rendah demi pengembangan karirnya.
Kini, Asnawi Mangkualam memilih bertahan di Ansan Greeners. Asnawi dan klubnya resmi menyepakati perpanjangan kontrak. Kabar ini diumumkan Asnawi Mangkualam melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Kamis (6/1).
Eks pemain PSM Makassar tersebut memajang foto dirinya yang memegang kontrak baru dengan Ansan Greeners hingga 2023. Asnawi mencantumkan tulisan falsafah hidup orang Bugis Makassar sebagai keterangan foto, “Bismillah. Kualleangi tallanga na toalia. @ansan_greeners_fc 2022-2023. Sorry letpost.” Adapun falsafah itu bermakna kalau hidup mesti pantang menyerah dan rela berkorban. (Sriyanto)