Autotomi adalah istilah untuk menggambarkan kondisi hewan yang mengamputasi, memutus atau melepas salah satu atau lebih bagian tubuhnya untuk melindungi diri dari pemangsa.
Tuhan itu kreatif dan luar biasa hebat, ya. Ia mampu menciptakan berbagai jenis binatang dengan keunikan dan kelebihan masing-masing.
Tiap binatang memiliki kemampuan bertahan hidup dengan cara yang berbeda. Ada yang mengubah suaranya, mengubah warna kulit, bentuk tubuh, hingga melepaskan bagian dari tubuhnya atau autotomi.
Autotomi merupakan kondisi hewan saat memutus atau membuang salah satu atau lebih bagian dari tubuhnya. Tujuannya untuk menyelamatkan atau mempertahankan diri dari pemangsa atau predator, atau mengalihkan perhatian lawannya. Beberapa hewan yang diciptakan dengan kondisi ini ialah cicak, kadal, laba-laba atau moluska.
Uniknya, meski ada bagian tubuhnya yang terlepas, hewan autotomi tidak akan mati. Dan bagian tubuh yang terlepas itu juga tetap bisa bergerak atau bergoyang.
Seperti yang dilakukan cicak. Saat binatang itu mengamputasi ekornya, ekornya masih bisa bergoyang-goyang. Dan ketika perhatian si pemangsa teralihkan ke ekornya, ia jadi punya kesempatan untuk melarikan diri.
Bagaimana Hewan Mengamputasi Bagian Tubuhnya?
Secara selintas mungkin Bunda bertanya-tanya, bagaimana hewan-hewan ini mengamputasi bagian tubuhnya. Dan, apakah itu sakit atau tidak?
Autotomi merupakan proses biologis yang terjadi akibat respons terhadap rangsangan termal, kimia, atau listrik. Respons termal tersebut sering kali dipicu ketika si hewan merasa terancam dan berusaha untuk menyelamatkan dirinya.
Lantas, bagaimana ekor yang terputus tadi masih bisa bergerak? Itu karena sistem medulla spinalis (bagian utama dari sistem saraf pusat) pada cicak.
Pada tubuh cicak, medulla spinalis memanjang dari kepala hingga ekor. Sehingga, ketika ekornya terputus, medulla spinalis itu hanya rusak sedikit dan masih bisa bergerak selama beberapa menit.