Ayah Berpulang Pasca 6.2 SR Mengguncang Mamuju

Berbekal seadanya, segera kuarahkan istri dan anak-anak kami untuk segera naik di mobil tersebut. Aku memilih boncengan motor dengan teman sejawat kami, mengikuti mobil atasan yang membawa keluarga dan anak-anak.

Alhamdulillah setelah melewati antrian macet yang panjang, kami telah tiba di salah satu rumah bengkel sebelah kiri, melewati Kantor Bupati Mamuju. Di rumah ini kami mencoba menenangkan diri, berharap tidak terjadi gempa susulan yang lebih dahsyat. Alhamdulillah kami bersyukur istri dan 5 (lima) orang anak kami selamat dari guncangan gempa malam itu. Keesokan harinya suasana hati kami semakin tidak menentu, ingin kembali ke rumah namun masih dihantui dengan perasaan takut akan kejadian tadi malam.

Kondisi rumah yang retak-retak, tegel lantai yang berserakan, sumber air keluarga selama ini kami gunakan melalui tower penampungan kini dalam kondisi ambruk, pipanya patah sehingga air habis terbuang. Tidak ada jalan lain akhirnya keluarga kami melanjutkan pengungsian.

Di malam kedua pasca gempa, keluarga kami berteduh di garasi mobil salah satu keluarga atasan kami, kondisi anak-anak sudah mulai tidak nyaman. Suara tangisan mereka silih berganti menghiasi tempat pengungsian. Anak kami yang keempat sepertinya mengalami trauma. Abi tidak bisa kemana-mana, harus selalu digendong sama Abi bahkan dalam kondisi tidur sekalipun. Si bungsu juga sangat rewel sepertinya masuk angin akibat terpaan hujan yg begitu panjang sejak siang tadi.

Akhirnya keesokan harinya setelah melalui diskusi dengan ummi, akhirnya kami memutuskan mencari jalan untuk mengamankan anak-anak kami ke Kota Daeng, Makassar. Sungguh ini pilihan berat, di Mamuju kami harus meninggalkan saudara-saudara dan teman-teman dekat yang sedang berjuang untuk bangkit dari musibah, membantu para korban yang membutuhkan. Kami yakin saat ini mereka butuh uluran tangan untuk saling menguatkan, saling memotivasi agar beban dan himpitan masalah ini dapat terselesaikan. Namun tanggung jawab kami sebagai seorang Abi (Bapak) untuk memberikan perlindungan pada anak-anak kami yang masih dalam kondisi kecil-kecil juga terus di desak oleh keluarga.

Alhamdulillah saya, istri dan 5 (lima) orang anak telah tiba dengan selamat di Makassar setelah menumpangi pesawat Hercules TNI bersama ratusan penumpang lainnya yang juga korban gempa Mamuju. Doa yang terbaik kami senantiasa panjatkan buat saudara-saudara kami yang bertahan, semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa memberikan perlindungan.

Bagi yang diberikan kesempatan untuk mengorbankan tenaga, waktu dan pikiran untuk membantu para korban bencana, semoga diberikan keikhlasan niat. Semoga Allah memberikan balasan pahala yang lebih besar.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU