Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Badak Terkecil Dunia

Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) adalah salah satu spesies badak yang sangat terancam punah, yang hanya ditemukan di pulau Sumatera (Indonesia) dan sebagian kecil Borneo. Badak ini juga dikenal dengan nama badak berbulu karena memiliki rambut kasar yang menutupi tubuhnya, yang membedakannya dari spesies badak lainnya. Badak Sumatera adalah badak terkecil di dunia dan memiliki banyak ciri khas yang membedakannya.

1. Ciri-ciri Fisik

  • Badak Sumatera adalah yang terkecil di antara spesies badak yang masih ada, dengan tinggi sekitar 1,2 hingga 1,5 meter di bahu.
  • Mereka memiliki rambut yang cukup tebal dan berwarna kemerahan, terutama di sekitar leher, paha, dan ekor. Kulitnya juga berlipat-lipat, memberikan tampilan seperti pelindung atau pelat tubuh.
  • Berat badak Sumatera dewasa berkisar antara 500 hingga 800 kg.

2. Habitat

  • Badak Sumatera ditemukan di hutan hujan tropis dan daerah pegunungan di Sumatera dan Borneo. Mereka lebih suka daerah dengan vegetasi yang lebat dan dekat dengan sumber air seperti sungai atau danau.
  • Badak Sumatera cenderung hidup soliter dan menghindari keramaian manusia. Mereka memilih daerah yang terpencil dan jarang dijangkau.
Baca Juga:  Sejarah Tari Wayang Wong (Jawa Tengah dan Yogyakarta)

3. Pola Makan

  • Sebagai herbivora, badak Sumatera mengkonsumsi berbagai jenis tanaman, termasuk daun, buah, dan kulit pohon. Mereka dikenal sebagai pemakan dedaunan yang lebih memilih tanaman tertentu sesuai dengan habitat mereka.

4. Perilaku dan Reproduksi

  • Badak Sumatera adalah hewan soliter dan cenderung aktif di malam hari (nokturnal). Mereka lebih sering berkeliaran sendirian mencari makan dan menjaga teritorial mereka.
  • Proses reproduksi badak Sumatera berjalan sangat lambat, dengan periode kehamilan yang panjang (sekitar 15 hingga 16 bulan). Anak badak biasanya tinggal bersama induknya selama beberapa tahun untuk belajar cara bertahan hidup.

5. Status Konservasi

  • Badak Sumatera terancam punah dengan populasi yang tersisa di alam liar diperkirakan kurang dari 80 individu. Mereka sangat terancam oleh hilangnya habitat akibat deforestasi, perburuan liar, serta perluasan pemukiman manusia.
  • Badak Sumatera saat ini masuk dalam daftar spesies yang sangat terancam punah menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Baca Juga:  Sejarah Dan Keunikan Museum Mesir di Kairo

6. Ancaman terhadap Kelestarian

  • Kehilangan Habitat: Deforestasi yang disebabkan oleh pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit dan pembangunan infrastruktur terus mengurangi habitat alami badak Sumatera.
  • Perburuan Liar: Meskipun sudah ada perlindungan hukum, perburuan badak untuk diambil tanduknya masih terjadi di beberapa wilayah.
  • Fragmentasi Habitat: Hilangnya habitat alami menyebabkan populasi badak terisolasi dalam kelompok kecil, yang dapat mengurangi keragaman genetik dan mempengaruhi kelangsungan hidup mereka.

7. Upaya Konservasi

  • Berbagai organisasi konservasi seperti World Wide Fund for Nature (WWF) dan pemerintah Indonesia bekerja keras untuk melindungi badak Sumatera melalui upaya perlindungan habitat, patroli anti-perburuan, serta program pemeliharaan dan pembiakan di penangkaran.
  • Program konservasi in-situ berfokus pada perlindungan habitat alami dan pemantauan populasi liar, sedangkan program ex-situ bertujuan untuk menjaga keberagaman genetik dan membiakkan badak dalam penangkaran.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU