Bahasa Toraja Melalui Festival Tunas Bahasa Ibu

TORAJA UTARA – Festival Tunas Bahasa Ibu,(FTBI) Bahasa Toraja tingkat Sekolah Dasar di gelar. Kegiatan tersebut berdasarkan Rekomendasi Rapat Koordinasi Implementasi Model Perlindungan Bahasa dan Sastra yang di adakan Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi pada tanggal 12 sampai 14 Juli 2022 lalu.

Maka Kepala Dinas Pendidikan Toraja Utara memberikan surat tugas nomor: 01474.1/420/DP-TU/Sek.3/IX/2022, kepada 9 orang dari kalangan guru dan Kepala Sekolah menjadi koordinator dan juri lomba puisi, pidato, mendongeng serta stand up comedy dalam Bahasa Daerah Tunas Bahasa Ibu khususnya Bahasa Toraja.

Ke Sembilan orang tersebut, di antaranya Christina Mengkita Payung, Katrin Bala Makassa, Githa Sobon, Albertin Dua Lembang, Yosep Lamba, Efraim T. Allositandi, Luther Pamasan, Aris Lintong, dan David Randa Layuk.

Kegiatan tersebut, berlangsung 9 titik mulai tanggal 21 hingga 30 September 2022 di antaranya; Rabu,21/9, di SDN 5 Rindingallo, tergabung tiga kecamatan Awan Rante Karua, Kecamatan Baruppu, Kecamatan Rindingallo. Kamis, 22/9 di SDN 2 Sopai bergabung kecamatan Sopai dan Kecamatan Denpina. Jumat,23/9 di SDN 3 Kapala Pitu, tergabung kecamatan Buntu Pepasan dan Kecamatan Kapala Pitu. Sabtu,24/9 di SDN 5 Sesean tergabung Kecamatan Sesean Suloara dan Kecamatan Bangkelekila dan Sesean.

Baca Juga:  Bupati Barru Lepas dan Ikuti Jalan Sehat dalam Peringatan Hari Guru Nasional 2024

Senin,26/9 di SDN 7 Balusu,tergabung Kecamatan Balusu dan Kecamatan Sa’dan. Selasa,27/9 di SDN 5 Buntao, tergabung Kecamatan Buntao’ dan Kecamatan Rantebua. Rabu,28/9 di SDN 4 Sanggalangi tergabung Kecamatan Kesu’ dan Kecamatan Sanggalangi. Kamis,29,/9 di SDN 2 Rantepao, tergabung Kecamatan Tikala, Kecamatan Tallunglipu dan Kecamatan Rantepao. Jumat,30/9 di SDN 3 Tondon bergabung dua Kecamatan Nanggala dan Tondon.

Sementara, Festival Tunas Bahasa Ibu yang di gelar di SDN 4 Sanggalangi melibatkan seluruh Sekolah Dasar dari dua kecamatan yakni Kecamatan Sanggalangi dan Kecamatan Kesu”.

Para sekolah mengutus siswanya dan menggunakan baju khas baju daerah Toraja untuk tampil dari empat kategori yang di lombakan. Festival lomba bahasa Toraja yang kali pertama di lombakan tahun ini, sudah pasti kendala dan kekurangan dapat di temui di lapangan.

Baca Juga:  11 SD Ikuti Peningkatan Kompetensi Guru Mengenai IKN

Kendala itu datang dari segi kesiapan siswa belum maksimal, belum lagi kesiapan naskah yang mengharuskan bahasa daerah Toraja, hal itu di sebabkan jadwal kegiatan lomba terkesan secara tiba-tiba. Meskipun baru tahun ini di lombakan para peserta lomba sangat bersemangat, walaupun ada di antara peserta sering lupa naskah yang di berikan oleh gurunya.

Peserta tampil membawakan bahasa daerah Toraja, maka siswa butuh waktu untuk mempelajari, karena bahasa Toraja memiliki ciri khas tersendiri, terutama dari segi pengucapan, penulisan, saya berharap semoga tahun depan kalau masih ada lomba ini, jauh-jauh sebelumnya siswa di latih, serta bukan hanya yang ikut lomba di latih, tapi semua siswa patuh di latih bahasa Toraja, agar anak-anak mengerti bahasanya sendiri,”ungkap salah satu orang tua siswa kepada FP.

- Iklan -

Laporan : Patrun

 

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU