Opini — Ransomware merupakan jenis malware yang menyerang sistem komputer dengan mengenkripsi data di dalamnya. Malware ini dirancang untuk merusak, mengubah, atau mencuri data dari komputer atau jaringan.Awalnya, serangan ransomware banyak menargetkan individu, namun kini ancamannya telah meluas ke organisasi besar.
Ketika ransomware berhasil menyerang, sistem dapat lumpuh atau terganggu. Dalam beberapa kasus, ransomware mengancam untuk menghancurkan atau memblokir akses ke data penting kecuali korban membayar uang tebusan.
Serangan ransomware dapat berdampak serius, seperti:
- Mengganggu Operasional Institusi yang Diserang
Tujuan utama serangan ransomware adalah menciptakan kerugian maksimal dengan melumpuhkan operasional korban. Dalam kondisi ini, korban sering kali merasa terpaksa membayar uang tebusan demi memulihkan sistem. - Mengenkripsi dan Mengkopi Data Korban
Meski tidak selalu mengganggu operasional, ransomware tetap menjadi ancaman serius karena mampu mencuri atau mengenkripsi data korban. Operasional yang berjalan lancar bukan jaminan sebuah institusi bebas dari serangan ransomware. Oleh karena itu, kewaspadaan tinggi sangat diperlukan.
Beberapa institusi yang menjadi korban ransomware memilih untuk terbuka dan mengakui serangan tersebut, sementara lainnya lebih memilih bungkam dan bernegosiasi dengan pelaku secara diam-diam.
Salah satu dugaan serangan ransomware terbaru melibatkan Bank BRI, di mana data nasabah seperti nama lengkap, nomor telepon, nomor kartu ATM, tanggal lahir, nama ibu kandung, hingga alamat rumah diduga telah diakses oleh peretas. Biasanya, pelaku serangan akan mempublikasikan nama institusi yang mereka serang jika negosiasi menemui jalan buntu atau tidak mendapat tanggapan yang memuaskan.
Merespons isu ini, akun resmi BRI di media sosial X menyatakan bahwa data dan dana nasabah tetap aman.
“Kami memastikan bahwa saat ini data maupun dana nasabah aman. Seluruh sistem perbankan BRI berjalan normal dan seluruh layanan transaksi kami dapat beroperasi dengan lancar,” tulis BRI dalam pernyataan resmi.
BRI juga menegaskan bahwa nasabah tetap dapat melakukan transaksi perbankan, termasuk layanan digital, dengan aman. Sistem keamanan teknologi informasi BRI disebut telah memenuhi standar internasional dan terus diperbarui secara berkala untuk menghadapi ancaman siber.
“Langkah-langkah proaktif dilakukan untuk memastikan bahwa informasi nasabah tetap terlindungi,” tambah BRI.
Penulis: Zurfian Adi Asma
Mahasiswa Institut Ilmu Sosial Andi Sapada