Hujan deras yang mengguyur selama dua hari terakhir menyebabkan banjir yang merendam sejumlah areal persawahan dan permukiman di Desa Tonggurambang dan Kelurahan Mbay II, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo.
Genangan air terjadi akibat saluran pembuangan (SP) menuju Sungai Aesesa yang belum rampung dikerjakan. Pengerjaan SP tersebut terhenti pada lahan milik warga dan masih menyisakan sekitar satu kilometer menuju sungai. Akibatnya, aliran air menjadi tidak terarah ketika hujan berintensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut.
Kondisi diperparah dengan hanya adanya satu saluran pembuangan yang menampung limpahan air dari dua wilayah, yaitu Mbay II dan Tonggurambang. Selain merendam sawah, banjir juga menggenangi sejumlah rumah warga di permukiman Kelurahan Mbay II.
Para petani setempat berharap pemerintah daerah segera menindaklanjuti permasalahan ini dengan melanjutkan proyek saluran pembuangan yang mangkrak tersebut. Mereka menilai kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan berdampak serius terhadap hasil panen.
“Kami petani, khususnya di kelompok Sadar Tani 1, mengalami gagal panen setiap musim hujan karena saluran pembuangan yang buntu. Semua aliran dari Mbay II dan Tonggurambang dibuang ke satu SP. Bagaimana bisa cukup, apalagi saat hujan deras,” ungkap Tamrin, salah satu petani kepada wartawan.
Hal serupa juga disampaikan oleh Nas, petani asal Kelurahan Mbay II. Ia menegaskan pentingnya perhatian pemerintah terhadap masalah tersebut.
“Kami sangat berharap pemerintah daerah bisa membantu membersihkan dan melanjutkan galian SP menuju Sungai Aesesa agar hal ini tidak terus terulang di masa mendatang,” tegasnya.