Begini Cara Mengukur Peluang Lolos SNMPTN, 3 Hal Ini Menjadi Penentu

Pada dasarnya, SNMPTN memberikan kesempatan pada siswa kelas 12 yang memiliki prestasi unggul untuk masuk di PTN dan jurusan yang diimpikan. Pemeringkatan siswa kemudian dilakukan sekolah dengan memperhitungkan nilai mata pelajaran per masing-masing jurusan.

Jurusan IPA: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Kimia, Fisika, dan Biologi.

Jurusan IPS: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sosiologi, Ekonomi, dan Geografi.

Jurusan Bahasa: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sastra Indonesia, Antropologi, dan salah satu Bahasa Asing.

SMK: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Kompetensi Keahlian.

Namun selain rapor, komponen lain seperti sertifikat, portofolio, hingga track record alumni juga menjadi pertimbangan. Melansir dari laman Ruangguru di ruangguru.com, Jumat (28/1/2022), berikut ini gambaran yang perlu diketahui untuk mengukur peluang lolos SNMPTN dengan menghitung nilai rapor dan faktor lainnya berikut ini.

1. Menghitung rata-rata nilai rapor

Dengan menghitung rata-rata nilai rapor, kamu bisa membandingkan nilai rapor kamu dengan nilai rapor alumni yang lolos SNMPTN di tahun-tahun sebelumnya atau peserta SNMPTN lainnya. Hal ini sebagai modal untuk memperkirakan peluang lolos di jurusan dan PTN yang dipilih.

Baca Juga:  Ingin Mengecilkan Payudara Secara Alami? Coba 8 Metode Ini

Lalu bagaimana cara menghitungnya? Nilai yang dihitung adalah semua nilai mata pelajaran teori, kecuali mata pelajaran muatan lokal. Namun, jika suatu mata pelajaran hanya ada nilai praktik saja (biasanya untuk SMK), maka anggap nilai praktik sebagai nilai teori. Caranya adalah dengan menjumlahkan nilai semester 1 hingga semester 5 kemudian dibagi 5.

Contoh perhitungan:

- Iklan -

Nilai Kimia Aris dari semester 1 sampai 5 adalah:

Kimia: 85+90+92+95+95= 457

Maka, rata-ratanya: 91,4

2. Cek data keketatan jurusan

Selain memperhatikan rata-rata nilai rapor, juga wajib mencari tahu data keketatan jurusan dari tahun sebelumnya. Data keketatan ini didapatkan dari perbandingan jumlah peminat atau pendaftar dan daya tampung jurusan.

Contoh, jumlah peminat di jurusan Psikologi Universitas Indonesia tahun 2020 adalah 2.797 dan jumlah yang diterima 54 orang. Maka perbandingan keketatannya 1:51, atau 1 kursi diperebutkan oleh 51 orang.

Artinya, jika memilih jurusan dengan keketatan yang lebih rendah tentu peluang untuk bisa masuk ke jurusan tersebut lebih besar. Namun, jangan jadikan ini sebagai pertimbangan utama. Utamakan minat dan bakat dalam memilih jurusan agar tidak menyesal nantinya.

Baca Juga:  5 Tips Sukses Wawancara Kerja, Lebih Siap dan Percaya Diri

Data keketatan ini bisa juga digunakan dalam menentukan pilihan 1 dan pilihan 2. Pastikan prodi yang berada di pilihan pertama keketatannya lebih tinggi dibanding pilihan kedua. Cek datanya di laman resmi LTMPT atau laman resmi masing-masing PTN.

3. Prestasi pendukung

Prestasi semasa sekolah akan menggambarkan kualitas dan kemampuan kamu. Maka dari itu, saat mendaftar SNMPTN, unggah sertifikat prestasi tambahan serta portofolio untuk jurusan Seni dan Olahraga. Lampiran piagam dan sertifikat ini berpengaruh terhadap penilaian proses seleksi SNMPTN. Umumnya, piagam atau sertifikat setara tingkat nasional dan internasional memiliki bobot nilai yang lebih baik.

Sertifikat atau piagam penghargaan yang akan dilampirkan sebaiknya disesuaikan dengan jurusan impian. Sebagai contoh, jika ingin mendaftar ke jurusan Teknik Kimia, lampirkan sertifikat OSN (Olimpiade Sains Nasional) bidang lomba Kimia.

Jika ingin mendaftar ke jurusan Seni, seperti Desain Komunikasi Visual, silakan melampirkan sertifikat lomba FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional) untuk memperbesar peluang lolos.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU