Jika sekarang ini kita bisa dengan mudah menyalakan api menggunakan korek, tapi tahukah kamu bagaimana cara nenek moyang kita untuk mendapatkan api pada zaman dahulu? Tentu caranya tidak semudah sekarang, ya.
Pada 1,7 juta tahun yang lalu, manusia menggunakan api dari adanya kebakaran di hutan dan kemudian membawa api tersebut ke goa-goa yang menjadi tempat tinggal mereka. Jadi, tidak heran jika saat itu manusia hanya memakan makanan mentah saja.
Awal mula manusia memakan makanan yang dimasak dengan api adalah saat otak besar manusia mulai mengalami perkembangan. Panas yang didapat dari api dapat mengeluarkan semua nutrisi yang terkandung di dalam makanan sehingga lebih mudah dicerna oleh tubuh.
Kebakaran hutan sering kali terjadi secara alami akibat terkena sambaran petir yang mengenai tumbuhan kering. Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh nenek moyang kita pada masa itu untuk menggunakan api. Api tersebut biasanya digunkanan untuk mencari makanan dalam gelap serta melindungi diri dari serangan hewan buas.
Bagaimana Cara Nenek Moyang Kita untuk Mendapatkan Api?
Nah, nenek moyang kita pada zaman dahulu bisa mendapatkan api dengan cara menggesekkan dua buah batu hingga menciptakan percikan api yang bisa membakar rumput atau dedaunan kering.
Tidak hanya menggunakan batu saja, mereka juga menggunakan dua buah kayu yang saling diputar-putar untuk menghasilkan percikan api atau yang biasa disebut dengan bor tangan. Seiring berjalannya waktu, bor tangan ini akhirnya dimodifikasi kembali dengan penambahan benang sehingga pembuatan api perlu dilakukan oleh dua orang.
Bor api dengan dua orang tersebut dianggap lebih cepat dalam menghasilkan api dan juga tidak terlalu menguras tenaga manusia. Pada akhirnya bor dengan dua orang ini mengalami perkembangan dengan penambahan busur sehingga disebut dengan bor busur.