Begini Kisah Raja Bone ke-20 di Thailand, Abdurrahman Patalong Petta Baso

Di Thailand, bermukim Abdurrahman Patalong Petta Baso. Dia adalah keturunan Raja Bone ke-24, Andi Baso Pute. Di negeri Gajah Putih itu, Petta Baso membina pondok pesantren An Nur. Tepatnya di Provinsi Yala, Thailand Selatan.

Suatu hari, Panglima Angkatan Bersenjata Thailand yang kini menjabat Perdana Menteri Jenderal Prayut Chan Ocha, terbang dari Bangkok menuju Pesantren An Nur, Provinsi Yala, Thailand Selatan. Dia hendak menemui Amir Jamaah Thailand, Petta Baso.

Prayut Chan Ocha sedang gelisah. Kepada Petta Baso, Jenderal Prayut meminta nasihat bagaimana caranya menyelesaikan konflik berdarah di Yala, Pattani, dan Nharatiwat. Konflik itu sudah berlangsung puluhan tahun, melibatkan mujahidin muslim dan tentara Thailand.

Triliunan baht dana telah dihabiskan, namun konflik ini tak kunjung usai.

Petta Baso lalu memberikan nasihat kepada Jenderal Prayut. “Kuncinya tentara harus lembut, jangan keras kepada jihadi. Tentara boleh merebut senjata dari tangan mereka, tapi kalian tak akan bisa tangkap senjata di ‘otak’ mereka.”

Petta Baso lalu meminta kepada Pemerintah Thailand, agar para mujahidin yang menyerahkan diri jangan ditangkap. Namun diikutkan dalam usaha dakwah selama 6 bulan. Usulan Petta Baso diterima. Sebelumnya, para mujahidin yang ditangkap ditahan 10–20 tahun.

Kini, 5.800 mujahidin sudah ikut usaha dakwah, dan diterima dengan baik oleh pemerintah negara itu. Hebatnya lagi, Petta Baso juga menolak semua bantuan dana dari pemerintah. Termasuk bantuan untuk pesantrennya. Sebaliknya, justru dia yang membantu tentara membangunkan kamp-kamp.

Kini konflik di Thailand Selatan sudah mulai reda. Sewaktu banjir besar melanda Bangkok, bersama Jamaah Dakwah Thailand, Petta Baso mengirimkan enam kontainer bantuan dan jutaan Bath Thailand.

Usaha Petta Baso mengenalkan Islam yang lemah lembut, telah membuat 20 Jenderal Thailand masuk Islam, demikian juga biksu-biksu Buddha berbondong-bondong masuk Islam. Petta Baso telah mengorbankan diri dan hartanya untuk agama Allah, akhirnya dunia pun tunduk pada dirinya.

- Iklan -

Bila bertemu Petta Baso, Jenderal Thailand kini cium tangan. Kini dia juga menjadi penasihat Kerajaan Thailand. Di Pesantren An Nur yang sangat luas, Petta Baso hanya menempati kamar yang sangat kecil. Ukurannya hanya sekira 2×3 meter. Fasilitasnya sangat sederhana

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU