FAJARPENDIDIKAN.co.id – Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis membuka pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Angkatan 66 dan 67 di Ruang Rapat Senat Lantai IV Gedung Rektorat, Rabu (15/09/2021).
Pada kesempatan itu dihadapan 3.127 calon peserta KKN. Guru Besar Sosiologi Pendidikan itu menyampaikan beberapa hal penting dalam melaksanakan KKN.
Yang pertama kata dia, KKN adalah momentum mendialogkan pengetahuan dengan pengalaman.
“Yang memiliki pengetahuan adalah mahasiswa sementara pengalaman dimiliki oleh masyarakat. Apa yang kita pelajari dari bangku kuliah kita dialogkan dengan masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut Prof Hamdan Juhannis menekankan, KKN bukan hanya simbol penyelesaian akan tetapi KKN itu adalah arena pengimplementasian pengetahuan.
“Itulah sebabnya KKN, Anda Kuliah Anda Kerja Nyata, bukan fiktif dia empirik. Jadi kalau ada mahasiswa hanya untuk penyelesaian berarti bukan KKN, karena tidak nyata kerjanya,” ujarnya.
Selain itu, kata Mantan Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga itu KKN adalah momentum menguji mentalitas sosial.
“Apakah mahasiswa semua mampu melewati fase dimana mentalitas diuji diruang publik tidak menjadi mental kerupuk. Baru disuruh pergi ceramah sudah bergetar hebat, tidak siap, keringatan dan itu sering terjadi,” bebernya
“Padahal inilah sebenarnya Cor Bisnis UIN Alauddin ditengah masyarakat. jadi uji mentalitas itu adalah momentum pada saat melaksanakan KKN,” tambahnya.
Sebagai mahasiswa dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam lanjut Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ini, mentalitas harus kuat.
Penulis buku Melawan Takdir itu menyampaikan pada peserta KKN, mintalah paling jauh supaya lompatan peradaban, budaya bisa terjadi.
“Masa asal Bone minta lokasi Bone juga, kapan kita merasakan lompatan itu. Nah KKN inilah bisa kita rasakan. Cari lokasi paling jauh, kalau perlu cari lokasi yang tidak ada sinyal,” jelasnya.
Dia menambahkan, KKN itu adalah melawan stigma menara gading, dan saatnya membuktikan Mahasiswa KKN UIN Alauddin adalah mercusuar.
Menara gading itu menurut Prof Hamdan Juhannis sebuah bahasa Simbolik yang menunjukkan status quo, suka elit senang senang, bermalas malasan dll.
“Tapi mercusuar itu adalah menara navigasi, memancarkan cahaya. Inilah kalian harus menjadi mercusuar bukan menjadi menara gading,” pungkasnya.
Untuk diketahui, KKN Angkatan 66-67 diikuti 3.127 orang dan akan disebar ke 14 Kabupaten di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.(*)