Ingin tahu cara belajar Aksara Lontara, Menulis dan Cara Membaca? Aksara Lontara adalah tulisan abugida yang diciptakan oleh Daeng Pamatte yang merupakan seorang syahbandar dan menjabat sebagai Tumailalang (Menteri urusan istana luar dan dalam negeri) di kerajaan Gowa pada masa pemerintahan Raja Gowa ke IX Daeng Matanre Karaeng Manguntungi (1510 – 1546).
Menurut sejarah, alasan aksara ini diciptakan karena pemerintah Kerajaan Gowa ingin menuliskan apa yang mereka ucapkan untuk disampaikan ke rakyat.
Terdapat perbedaan jumlah huruf antara aksara Lontara versi Makassar dan aksara Lontara versi Bugis. Dalam aksara Lontara versi Makassar hanya ada 19 huruf sedangkan dalam aksara Lontara versi Bugis terdapat 23 huruf.
1. Huruf-Huruf Dalam Aksara Lontara
Aksara Lontara adalah tulisan abugida yang terdiri dari 23 aksara dasar, yaitu KA-GA-NGA-NGKA-PA-BA-MA-MPA-TA-DA-NA-NRA-CA-JA-NYA-NCA-YA-RA-LA-WA-SA-A-HA. Dan memiliki 6 huruf vokal seperti /É”/, /i/, /u/, /e/, /É™/, dan /o/ serta memiliki sistem penulisan angka.
Huruf-huruf aksara Lontara dinamakan ÃŽna’ Sûre’ atau biasa juga disebut dengan Indo’ Sûre’. Huruf Ngka, Mpa, Nra dan Nca tidak didapati dalam aksara Lontara versi Makassar.
Keempat huruf ini diciptakan belakangan karena dalam Sure’ I La Lagaligo tidak didapati keempat huruf ini termasuk huruf Ha.
2. Tanda Baca Dalam Aksara Lontara
Ada 5 diaktritik dalam aksara Lontarak. Nah, setiap huruf dalam aksara Lontara sudah mengandung vokal /a/. Terus bagaimana cara menambahkan vokal /i/, /u/, /e/, dan /o/ pada huruf?
Untuk mengganti vokal /a/ yang sudah terkandung dalam setiap huruf maka digunakan tanda diakritik. Diakritik adalah tanda baca tambahan pada huruf yang akan mengubah cara pengucapan huruf tersebut.
- Jika tanda titik berada di sebelah kiri atas huruf, maka dilafalkan dengan huruf vokal i
- Jika tanda titik berada di sebelah kanan bawah, maka dilafalkan dengan huruf vokal u
- Jika tanda yang menyerupai huruf L terbalik dan condong ke dalam, maka dilafalkan dengan huruf vokal e contohnya sepatu, sedih.
- Jika tanda yang menyerupai huruf L dan condong keluar, maka dilafalkan dengan huruf vokal o
- Jika tanda yang menyerupai huruf L dan berada pada sebelah kiri atas, maka dilafalkan dengan huruf vocal e (pepet) contohnya ember, enak.
3. Menulis Menggunakan Aksara Lontara
Dalam menulis teks menggunakan aksara Lontara, kita harus membedakan antara tanda titik yang merupakan bagian dari huruf dan tanda titik yang merupakan tanda diakritik.
Jika terdapat huruf Lontara yang memiliki titik di bagian atasnya dan penulis ingin menambahkan tanda diakritik untuk vokal /i/ maka hasilnya adalah huruf yang memiliki dua tanda titik di bagian atasnya.
Perlu diperhatikan bahwa tanda titik yang merupakan bagian dari huruf terletak di tengah-tengah atas huruf sedangkan tanda titik diakritik terletak di bagian atas sebelah kiri (tidak persis di tengah).
Contoh:
Kata di atas dibaca dâdi’.
Kata di atas dibaca mânu’.