BEM FKM Unhas Gelar Bincang Akademik Bersama Pimpinan Fakultas

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (BEM FKM Unhas) menggelar Bincang Akademik bersama pimpinan fakultas Jumat, 24 April 2020.

Acara ini dilakukan melalui aplikasi zoom dan tetap menjaga prinsip-prinsip pencegahan dalam masa pandemi Covid-19 ini, jaga jarak.

Presiden BEM FKM Unhas, A Muh Cipta Prawira P dalam sambutannya menyampaikan bahwa salah satu tujuan dari bincang akademik atau dialog akademik ini adalah membangun silaturahmi antara mahasiswa atau lembaga kemahasiswaan sebagai mitra dengan pimpinan fakultas.

“Jadi ini juga sebagai agenda rutin tahunan yang dilakukan oleh BEM,” kata Cipta.

Presiden BEM FKM Unhas, A Muh Cipta Prawira P.

Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan FKM Unhas, Prof Sukri Palutturi, SKM., M Kes., MSc PH, PhD., telah menerima beberapa masukan dari unsur pimpinan fakultas untuk mendorong mahasiswa melakukan kegiatan dialog.

“Ada beberapa keluhan dan mahasiswa yang perlu dikomunikasikan sehingga kita perlu mendengar masukan-masukan mereka,” ungkap Prof Sukri.

Diskusi yang dipandu oleh Ahmad Miftah menghadirkan seluruh pimpinan fakultas mulai Dekan, Wakil Dekan, KTU dan beberapa unsur Kepala Sub Bagian, sementara peserta lainnya adalah unsur mahasiswa yang sebagian besar dari unsur pengurus lembaga kemahasiswaan.

“Saya ini mau mendengar masukan adek-adik mahasiswa, terutama bagaimana proses belajar selama masa pandemi Covid-19,” ucap Dekan FKM Unhas, Dr Aminuddin Syam, SKM., M Kes., M Med Ed.

“Kita ini berada pada masa yang tidak menentu, jadi jangan meminta kesempurnaan pada sesuatu yang tidak sempurna. Sekarang ini, Amerika Serikat saja tidak kuat menghadapi Covid-19 sebagai negara adidaya. Apalagi kita ini Indonesia. Jadi selain dibutuhkan usaha keras, juga harus diikuti oleh doa,” tambahnya.

- Iklan -

Ada beberapa pertanyaan mahasiswa yang muncul dalam dialog tersebut, yang umumnya ditanyakan melalui fasilitas chat. Misalnya absensi melalui check log atau sidik jari, renovasi kantin FKM, pembebasan UKT kepada mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah skripsi, pembimbing yang slow respons membantu mahasiswa menyelesaikan revisi proposal untuk bisa meneliti, adanya mid atau kuliah di hari minggu, banyak tugas yang diberikan oleh dosen, perpanjangan pendaftaran untuk kuota murah dan saran kuliah online tidak menggunakan aplikasi zoom tetapi Google meet.

Baca Juga:  Farmasi di Era Modern: Peran, Tantangan, dan Masa Depan

Dekan FKM Unhas, sangat mengapresiasi dialog ini. “Terima kasih kepada adik-adik mahasiswa,” ucapnya.

Dekan pun menjawab satu per satu pertanyaan mahasiswa dibantu oleh masing-masing wakil dekan sesuai bidangnya.

“Jadi begini, absensi melalui check log atau sidik jari ini, sangat bagus karena mengontrol kita semua mengenai kehadiran dosen atau mahasiswa dengan tepat waktu, tetapi ini harus dihitung betul. Apa ini bisa kita lakukan secara konsisten, apa benar mahasiswa ini menjadi kebutuhan, apa mahasiswa yakin bahwa mereka bisa datang kuliah dengan tepat waktu? Fakultas bisa lakukan itu, tapi harus kita hitung dengan baik,” jawabnya.

Terkait renovasi kantin FKM, Dekan mengatakan, sebenarnya FKM itu berencana bukan lagi merenovasi kantin, tetapi membangun yang baru.

“Kita membutuhkan kantin yang sehat yang dapat dinikmati oleh mahasiswa. Sekarang ini hampir tidak ada pembagunan fisik dan itu ada aturannya sekarang misalnya dengan anggaran sekian ratus ribu, itu harus ditender. Nah masalahnya kalau ditender, susah kita kontrol kualitas sementara anggaran terbatas. Kita sudah punya banyak pengalaman bekerja dengan sistem dengan tender dan jauh dari harapan,” ungkapnya.

Tentang pembebasan UKT kepada mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah skripsi, Dekan menyebutkan hal tersebut merupakan kewenangan rektorat dan sudah ditindaklanjuti.

Baca Juga:  Keunggulan dan Perkembangan Dunia Farmasi

“Jadi mohon bantuan BEM untuk mendata mahasiswa yang masih aktif dan berhak menerima pembebasan dari UKT tersebut,” ucapnya.

Pertanyaan lain berkaitan dengan pembimbing yang slow respons membantu mahasiswa menyelesaikan revisi proposal untuk bisa meneliti dan adanya mid atau kuliah di hari minggu, Wakil Dekan Bidang Akademik, Ansariadi, SKM., MSc PH, PhD., mengatakan sudah menindaklanjuti masukan itu sejak minggu yang lalu.

“Tolong adik-adik mahasiswa japri saya kalau masih ada dosen yang seperti itu, termasuk jika ada dosen yang melakukan perkuliahan di hari minggu. Itu tidak betul dan itu sudah ada penyampaian minggu lalu kepada para dosen,” tegasnya.

Terkait banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen, Ansariadi  membenarkan hal tersebut. “Itu sudah betul kalau dosen mengajar lalu kemudian ada tugas yang diberikan. Yang tidak betul kalau ada dosen tidak mengajar lalu kemudian mereka memberikan tugas,” jelasnya.

Berkaitan dengan perpanjangan untuk kuota murah dan saran kuliah online tidak menggunakan aplikasi zoom tetapi Google meet. Wakil Dekan Bidang Keuangan, Perencanaan, dan SDM, Dr Atjo Wahyu, SKM., M Kes., menjelaskan pihak universitas sudah membuat edaran untuk proses pembelajaran dapat menggunakan sarana apa saja, yang dapat saling memudahkan jadi tidak hanya melalui aplikasi zoom atau google meet, juga dapat dilakukan dengan fasilitas lain.

“Berkaitan dengan perpanjangan kuota murah. Itu merupakan kewenangan pihak rektorat, tetapi tentu saja tetap kita akan sampaikan masukan-masukan dari mahasiswa,” jelasnya.

Banyak pertanyaan mahasiswa yang ungkapkan, bukan hanya untuk mahasiswa kesehatan masyarakat tetapi juga mahasiswa dari program studi gizi.

Bahkan pimpinan fakultas menyarankan untuk membuka dialog secara tersendiri berkaitan dengan mahasiswa gizi. Seluruh pertanyaan telah dikomentari dengan baik. (FP)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU