Setelah kepompong mengeluarkan placentanya, seperti yang sudah diulas sebelumnya, zat halus itu, lalu secara pelan dan perlahan membungkuas tubuhnya.
Kepompong mengeluarkan selaput tersebut dalam keadaan berdiri. Ternyata bisa berdiri ya. Padahal yang biasa kita lihat, kepompong atau yang sejenisnya, binatang melata, hanya merayap. Ternyata dia pun bisa berdiri.
Proses “Persalinan”
Dalam keadaan berdiri, itulah dia biaa mengeluarkan placentanya. Dan saterusnya, konsentrasi dengan membungkus tubuhnya, tetap terus berdiri. Ibaratnya seperti manusia yang sedang memakai sarung dengan membungkus seluruh tubuhnya.
Placenta tersebut, membungkus selueuh tubuh kepompong hingga kepala. Hanya mata yang kelihatan dan masih terus berdiri membentuk seperti anak burung.
Entah berapa lama proses tersebut, placenta itu kemudian mengeras, membungkus cikal bakal kupu-kupu. Pada proses tersebut dan dengan pembungkus keras itu, sudah terjadi perubahan warna. Bukan lagi berwarna kuning. Namun sudah berubah wujud menjadi warna lain, berwarna warni, sebagai cikal bakal warna kupu-kupunya nantinya.
Entah juga selang berapa lama, dari pembungkus keras itu, pada bahagian atasnya, mulai muncul kepalanya dan terus bergerak, hingga kupu-kupunya keluar dari selaput kerasnya. Hingga keluarlah dari selaput kerasnya. Membentuk kupu-kupu.
Unihnya, selaput keras tadi tidak terpisahkan, tidak terbuang menjadi sampah.
Selaput keras tadi, itulah yang menjadi sayapnya. Dan tidak ada zatnya yang tertinggal di tempatnya bermetamorfosis.
Beralih dari tempatnya berdiri melahirkan. Tidak setetes pun bercak darah yang tertinggal. Semua zat yang dibawa kepompong itulah yang menjadi kupu-kupu.
Wow, luar biasa kupu-kupu melahirkan dirinya sendiri. Maha kuasa Allah menciptakan makhlukNya dengan berbagai proses petumbuhannya. (Ana)