Bentuk Solidaritas Jepang dan Singapura Terhadap Ukraina, Berbeda dengan China

Jepang Dukung AS Blokir Bank Rusia. Perusahaan otomotif dunia, Toyota Motor Corp. Menangguhkan operasi pabrik di Jepang terhitung sejak Selasa, 1/3/2022, akibat serangan siber atau dugaan hacker pada pemasok suku cadang plastik dan komponen elektronik diduga terkena serangan siber.

Dengan keputusan ini, diperkirakan membuat Toyota kehilangan sekitar 13 produksi mobil. Hingga kini, belum diketahui siapa dalang serangan ini dan motif mereka. Serangan siber ini terjadi setelah Jepang bergabung dengan sekutu Barat dalam menekan Rusia setelah menginvasi Ukraina, meskipun tidak jelas apakah serangan itu saling berkaitan.

Perdana Meteri Jepang Fummio Kishida, dikutif dari Reuters, mengatakan, pemerintahnya akan menyelidiki insiden tersebut dan apakah Rusia terlibat. ‘’Sulit untuk mengatakan apakah ini ada hubungannya dengan Rusia sebelum melakukan pemeriksaan menyeluruh’’, kata Kishida.

Pada hari minggu lalu, Kishida mengumumkan bahwa Jepang akan bergabung dengan Amerika Serikat dan negara – negara lain dalam memblokir beberapa bank Rusia untuk mengakses sistem pembayaran internasional SWIF.

Dia juga mengatakan, Jepang akan memberikan Ukraina 100 juta dollar AS dalam bentuk bantuan darurat. Seorang Juru Bicara pemasok, Kojima Industries Corp. mengatakan, tampaknya telah menjadi korban dari beberapa jenis serangan cuber. Seorang Juru Bicara Toyota menggambarkannya sebagai ‘’kegagalan sistem pemasok’’.

Perusahaan belum tahu, apakah penghentian di 14 pabriknya di Jepang, yang menyumbang sekitar sepertiga dari produksi globlnya, akan berlangsung lebih dari satu hari, Juru Bicara itu menambahkan.

Beberapa Pabrik yang dioperasikan oleh afiliasi Toyota Hino Motors dan Daihatsu termasuk dlam penutupan. Toyota yang pernah mengalami serangan duna maya di masa lalu, adalh pelopor manufaktur justru in-Time dengn suku cadang yang datang dari pemasok langsung ke jalur produksi.

Sebelumnya, serngan siber terhadap perusahaan Jepang di masa lalu juga pernah terjadi, termasuk serangan terhadap Sony Corp. pada tahun 2014, yang mengekspos data internal dan mematikn sistem computer.

Amerika Serikat menyalahkan Korea Utara atas serangan itu, yang terjadi setelah Sony Merilis ‘’The Interview’’, sebuah komedi tentang rencana untuk membunuh pemimpin rezim Kim Jong Un.

- Iklan -

Penghentian produksi Toyota karena pembuat mobil terbesar di dunia itu sudah menangani gangguan rantai pasokan di seluruh dunia yang disebabkan oleh pandemic covid – 19, yang telh memaksanya dan pembuat mobil lain untuk mengekang produksi.

Baca Juga:  Pemain Terbaik AFF Futsal 2024, Wendy Brian Ick: Berkat Jasa Ibu

Toyota bulan ini juga melihat beberapa produksi dihentikan di Amerika Utara, karena kekurangan suku cadang yang disebabkan oleh protes pengemudi truk kanada.

Singapura Pertama yang Beri Sanksi

Singapura menjadi negara Perhimpunan Negara Asia Tenggara (ASEAN) pertama yang berani menjatuhkan sanksi pada Rusia. Ini merupakan sikap tegas tetangga Indonesia itu terkait invasi Moskow terhadap Ukraina.

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan, sanksi yang dijatuhkan kepada Moskow temasuk kontrol ekspor dan transaksi bank. ‘’Singapura akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia bersama dengan negara – negara lain yang berfikiran sama’’, katanya pada Senin,28/2/2022, seperi dikutif Channel News Asia.

Dia menyampaikan pernyataan tentang keputusan itu di Parlemen. Menurutnya, itu adalah pendekatan Singapura untuk menjalankan kebijakan luar negeri.

‘’Dari pada memilih memihak, kami menjunjung tinggi prinsip. Akibatnya, ketika kami menjalankan kebijakan luar negeri kami dengan cara yang konheren dan konsisten, kami juga menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi mereka yang menjalankan prinsip yang sama’’, katanya.

Namun, katanya lagi, akan ada saat – saat ketika kita harus mempertaruhkan pendirian, bahkan jika itu bertentangan dengan satu atau lebih kekuatan, berdasarkan prinsip, seperti yang kita lakukan sekarang’’, paparnya.

Balakrishnan mengatakan, Singapura ‘’jarang bertindak’’ untuk menjatuhkan sanksi pada negara lain, tanpa adanya keputusan atau arahan Dewan Keamanan PBB yang mengikat.

‘’Namun, mengingat serangan Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Ukraina dan veto yang mengejutkan oleh Rusia atas rancangan Resolusi Dewan Keamanan PBB, Singapura bermaksud untuk bertindak bersama dengan banyak negara lain yang berfikiran sama untuk menjatuhkan sanksi dan pembatasan yang sesuai terhadap dunia’’, tuturnya.

Balakrishnan juga mencatat, Singapura adalah salah satu dari 82 co-sponsor Resolusi Dewan Keamanan PBB baru – baru ini untuk mengutuk agresi Rusia terhadap Ukrraina.
Pada akhirnya, resolusi itu tidak disahkan, karena Rusia yang merupakan anggota tetap DK PBB, memvetonya.

Tiga anggota lainnya, China, India dan Uni Emirat Arab memilih abstain. Sedangkan 11 dari 15 anggota lainnya mendukung resolusi.

Dia mencatat, Majelis Umum PBB akan memperdebatkan resolusi serupa pada hari Senin. ‘’Sementara resolusi Majelis Umum ini tidak mengikat, atau tunduk pada hak veto Singapura akan mematuhi semangat dan surat dari keputusan sebagai anggota yang bertanggung jawab dari komunitas internasional’’, katanya.

Baca Juga:  PD II, Jepang Belajar Membuat Pesawat Tempur dari 4 Cara Ini

‘’Secara khusus, kami akan memberlakukan kontrol ekspor pada barang – barang yang dapat digunakan secara langsung sebagai senjata di Ukraina untuk melukai atau menaklukkan Ukraina’’, paparnya.

‘’Kami juga akan memblokir bank – bank Rusia terntentu dan transaksi keuangan yang terhubung ke Rusia’’, tambahnya lalu menjelaskan langkah- langkah khusus akan diumumkan segera. Dia menambahkan lagi, Singapura harus mengharapkan langkah – langkah untuk mengakibatkan beberapa biaya dan implkasi untuk bisnis, warga negara dan negara.

Namun, katanya lagi, kecuali jika kita sebagai sebuah negara, membela prinsip – prinsip yang menjadi dasar bagi kemederdakaan dan kedaulatan negara – negara yang lebih kecil, hak kita sendiri untuk hidup dan makmur sebagai sebuah bangsa juga dapat dipertanyakan.

Balakrishnan mencatat, Singapura menghargai hubungan baiknya dengan Rusia dan rakyatnya. Tetapi pelanggaran kedaulatan dan integritas territorial negara berdaulat lain seperti itu, tidak dapat diterima.

Mengapa China Tidak Sanksi Rusia ?

Otoritas perbankan China, tidak ikut-ikutan menjatuhkan sanski financial terhadap Rusia. Langkah China ini berbeda dengan beberapa negara lain yang menjatukan sanksi financial ke Rusia sebagai respon atas operasi militer Rusia di Ukraina.

China tidak mendukung sanksi financial, khususnya sanksi unilateral. Karena sanksi tersebut, tidak efektif dalam menyelesaikan masalah, demikian penegasan Ketua Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China (CBIRC)Guo Shuqing kepada pers di Beijing, Rabu 2/3/2022. ‘’Posisi China sudah dijelaskan oleh Kementrian Luar Negeri. Kebijakan internasional kami tetap konsisten’’, ujarnya.

Menurut dia, sanksi tersebut tidak memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap perekonomian dan keuangan China. Apalagi, katanya, perekonomian dan keuangan China sudah cukup stabil.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementrian Luar Negeri China Wang Wenbin menyatakan dukungan dan mendorong upaya diplomatik yang kondusif untuk mengatasi krisis Ukraina serta mempersilahkan perundingan damai oleh Rusia dan Ukraina.

Pihaknya sangat berharap kedua belah pihak tetap melanjutkan proses dialog dalam mengatasi sengketa politik dengan tetap mengakomodasi legitimasi keamanan kedua belah pihak. (*)

Laporan : Nurhayana Kamar

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU